2

13 5 0
                                    

"Rumah depan hehehe"

"Astaga Meliannn, lo orang pindahan itu?" Dentha mengusap usap wajahnya "kenapa gak ngomong gue sih?" Melian melirik jam yang ada ditangan kirinya itu

"Astaga Dentha!! Kita telat, kamu cepat siap-siap aku tunggu" ujar Melian sedikit panik
"Kita satu sekolah?" Tanyanya tidak percaya
"Iya Denthaaa, kalo ga siap siap aku naik taxi aja deh" ujar Melian sembari akting ngambek
"Eh jangan dong... mahal tau taxi"
"Tunggu dibawah, 5 menit gue siap" Denthapun berlari menuju kamar mandinya

5 menitpun berlalu dan Denthapun sudah di bawah
"Kalian sarapan disekolah aja ya.. bunda cuma buat kue sedikit untuk temen bunda di kantor" ujar bunda
"Iya gapapa, Dentha langsung berangkat aja sama Melian" setelah selesai berpamitan Dentha dan Melianpun menuju garasi untuk mengeluarkan motor Dentha

"Naik motor?" Tanya Melian tak percaya
"Disini ga boleh bawa mobil kesekolah Mel" Melian langsung meremas ujung roknya, melihat hal itu Dentha langsung melepas jaketnya dan mengikatkan pada pinggul Melian
"Udah kan?" Melian hanya mengangguk menanggapi omongan Dentha

Sesampainya di sekolah, Dentha berhasil membuat heboh para murid yang melihatnya melewati gerbang sekolah. Bagaimana tidak heboh? Dentha yang terkenal nakal, jail, galak dan sangat anti dengan cewek itu membonceng seorang wanita, hal itu membuat seluruh siswa dan siswi mempertanyakan siapa wanita yang beruntung itu.
Diparkiran pun segerombolan anak laki-laki yang diketahui adalah anggota gengnya Dentha juga ikut bersorak heboh ketika Dentha memarkirkan motornya di dekat motor teman temannya itu

"St..st.. cewek lu?" Bisik bocah yang bernama Arga
"Hidup lu penuh dengan rasa kepo ya?" Tanya Dentha. Melian berjalan mendekati Dentha dan teman temannya
"Ini jaket kamu, makasih Dentha" ujar Melian, Melianpun memberikan senyuman keoada teman teman Dentha yang sempat bengong melihat interaksi antara dirinya dengan Dentha
"Ayo sarapan dulu Mel" ajak Dentha yang malah dijawab dengan gelengan dari Melian
"Aku mau ke ruang kepala sekolah dulu, lagi pula aku udah makan dirumah kok"
"Yaudah ayo gue an...tar, lah bocah malah pergi duluan" Dentha menggeleng gelengkan kepalanya melihat punggung Melian yang semakin lama semakin menghilang.

"Gak lo susul tha?" Tanya anak yang bernama Rizal
"Biarin lah, udah gede juga" sahut Dentha acuh
"Lo manggik dia Mel, namanya Amel ya?" Tanya teman Dentha yang bernama Hanif
"Mel mel itu siapa sih tha, kok bisa lo biasa aja sama dia?" Tanya Arga
"Iya, biasanya kalo di deketin cewek ngomong gini 'minggir ah, jijik gue'" ujar Alwan meledek
"Dia itu sahabat gue dari kecil" jelas Dentha
"Yakin ga lo susul tuh?" Tanya Doni "nanti ga nyampe ke ruang kepsek gimana?" Dentha mengernyitkan dahinya, menandakan bahwa ia tidak paham dengan maksud Doni

"Gini lho thatha sayang, si mel mel kan cakep, mana mungkin dia nyampe ke ruang kepsek tanpa hambatan, pasti banyak yang hadang" Dentha sedikit termenung, bagaimana bisa ia lupa jika murid yang ada disekolah ini tidak ada yang waras sama sekali

Disisi lain, Melian nampak sedang berjalan mendekati segerombolan siswa yang sedang duduk di koridor depan kelas mereka
"Weh anak baru cok..." ucap salah satu dari mereka
"Cakep bet anjir" sahut yang lainnya
"Pepet aja ndre" goda teman yang lainnya

"Permisi.. mau nanya, ruang kepala sekolah dimana ya?" Tanya Melian sopan
"Murid baru ya?" Melian hanya mengangguk
"Sini abang anterin" ujar anak yang bernama Andre
"Oh, thanks" Melian dan yang lainnya pun beranjak pergi, namun tanpa Melian sadari, Dentha mengancam Andre untuk tidak macam macam kepada Melian. Andre yang awalnya berniat merangkul Melian pun terpaksa harus mengurungkan niatnya
"Kenapa si ndre, kaya orang abis liat iblis aja" canda temannya
"Emang gua abis liat iblis"
"Ha?" Teman teman Andre nampak bingung melihat mimik muka Andre
"Dia ceweknya Dentha"

Dentha & MelianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang