3

10 6 0
                                    

"Dia ceweknya Dentha" bisik Andre yang membuat teman temannya melotot kaget

"Tuh kan tha, untung kaga telat" ujar Alwan "eh tapi tha, lu tadi sempet bikin sekolahan heboh gegara ngebonceng si comel" Dentha mengerutkan keningnya "comel?" Alwan mengangguk semangat "iya, si Mel Mel" Dentha langsung mempercepat langkahnya sembari memijat pangkal hidungnya
"Kenapa musti comel coba?" Gumam Dentha
"Ya abisnya elo ga ngasih tau nama si mel mel" sahut Arga "namanya Melian... puas??" Arga tersenyum puas setelah mendengar nama gadis yang ia sebut Mel mel itu
"Nah gitu dongg" canda Arga "dia satu angkatan sama kita kan tha?" Dentha hanya menjawab pertanyaan Arga dengan deheman,

Setelah memastikan bahwa Melian masuk ruang kepala sekolah dengan aman, Dentha langsung melenggang pergi diikuti oleh para ajudannya
"Ga kebayang deh kali si Melian ketemu ama pacar li yang buas itu" goda Arga "sekali lagi lo ngomong dia pacar gue, gue hajar sampai sekarat lu" Ancam Dentha
"Uuhh, abang thatha galak" ujar Arga sok takut, ya meskipun takut beneran sih "tapi kasian lho, bisa tekanan batin si Meliannya" ujar Doni tiba tiba
"Yang ada si cewe tolol itu yang kena mental" gumam Dentha lirih

"Selamat pagi pak" sapa Melian dengan sopan
"Selamat pagi, kamu Melian Yavanna Haleth kan?" Tanya sang kepala sekolah
"Iya pak benar" kepala sekolahpun mempersilahkan Melian untuk duduk. Setelah berbincang cukup lama, akhirnya bel yang menandakan pelajaran pertama akan di mulai pun berbunyi.

"Kamu boleh masuk kelas mu, nanti waktu istirahat saya akan menyuruh ketua osis untuk mengantarmu berkeliling sekolah" Melian hanya mengangguk dengan harapan kalau dia bisa di temani oleh Dentha

Melian pun sampai di depan kelasnya. Ia langsung mengetuk pintu kelas yang terbuka setengah itu. Semua orang termasuk guru yang mengajarpun memusatkan perhatiannya pada Melian yang baru saja mengetuk pintu.

"Cakep anjir"
"Itu cewek yang dibonceng Dentha bukan sih?"
"Bisa deketin nih"
"Iya mumpung ga satu kelas ama Dentha"
Begitulah bisikan bisikan dari murid yang ada dikelas

"Melian?" Tanya guru tersebut yang kebetulan wali kelas yang akan ditempati oleh Melian
"Ayo masuk Melian" ujar guru tersebut, setelah masuk Melianpun disuruh untuk memperkenalkan dirinya
" hai semua, namaku Melian Yavanna Haleth, kalian bisa manggil Melian" belum selesai bicara seisi kelas sudah memotong pembicaraannya dengan memanggil namanya "hai meliannn"
"Ada pertanyaan untuk Melian?" Tanya guru yang bernama bu Nurul
"Melian, kalo aku panggil sayang boleh ga??" Goda anak yang duduk di bangku tengah
"Alfan, kalo tanya itu yang benar" amuk bu Nurul
"Yee si ibu mah, saya kan nanya nya dengan sungguh sungguh, bu Nurul aja yang ga paham" ujar Alfan sembari tersenyum kearah teman temannya.

Saat melihat teman temannya yang duduk di barisan belakang, tak sengaja Alfan bertatapan dengan anak laki laki yang duduk di bangku no 2 paling pojok dengan tatapan tajamnya. Alfan bergidik ngeri jika mengingat tatapan yang ia dapatkan itu

"Kenapa fan?" Tanya temannya yang bernama Gilang
"Gapapa, lupa aja kalo ada anjingnya si Dentha" ujar Alfan sembari menunjukkan senyum miringnya

"Melian, kamu bisa duduk disebelahnya Arga"
Melian pun langsung melangkahkan kakinya menuju bangku yang ada di urutan no 2 dari belakang
"Kamu yang tadi di parkiran kan?" Sapa Melian
"Iya, elo yang pacarnya Dentha kan?" Goda Arga
"Eng- engga kok" Sahut Melian gagap
"Dia suka sama elo tuh"
"Apaan si ga, kita cuma temen masa kecil doang" jelas Melian
"Emangnya kalo temenan kek gitu, gaada perasaan lebih gitu?" Tanya Arga bingung "secara lo udah temenan sama dia dari kecil"
"Kok tau ga?" Tanya Melian heran
"Iya, dia sering cerita tentang elo sih, waktu elo masih di amrik" jelas Arga "apalagi waktu baru lost contact sama lo, beuhh kaya orang kesetanan"

Perlahan semburat merah dipipi Melian muncul, ia tidak menyangka jika Dentha masih begitu mengingatnya kala ia sedang lost contact dengannya
Kalau boleh jujur, Melian sudah sangat lama menyimpan perasaannya untuk Dentha, tapi karna Dentha berpacaran dengan cewek lain itu membuat Melian semakin menutupi perasaannya, ia tidak ingin menjadi beban untuk Dentha karna mengetahui kebenaran dari perasaanya

Dentha & MelianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang