Andy Christian Alexander.
Sebuah nama yang selalu mampu membuat siapapun tunduk pada semua perintah yang keluar dari mulutnya. Mempunyai satu sifat khas yang memang sedari dahulu diwarisi oleh setiap garis keturunan Alexander.
Tak bisa dibantah.
Tumbuh menjadi satu-satunya anak dari pemimpin klan terbesar di benua ini, membuat Andy senantiasa mendapat pelatihan khusus dari sang ayah sedari ia baru menginjak umur delapan tahun.
Di umur sembilan ia sudah pandai membidik panah. Di umur sepuluh anak itu, bahkan sudah menguasai teknik menggunakan tiga senjata sekaligus.
Panah, pedang dan cambuk.
Puncaknya ketika menginjak umur delapan belas—setahun tepat setelah ia mendapat gelar sebagai salah satu warrior terbaik milik Black Moon Pack—Andy membunuh pasukan musuh untuk pertama kalinya.
Benar-benar membunuh dengan sisi mengerikan yang dimiliki oleh wolfnya. Mark yang memang sengaja membawa Andy ke medan tempur waktu itu mengulas senyum bangga ketika melihat sisi wolf anaknya ternyata sama persis dengan miliknya.
Kejam. Bengis dan Tak kenal ampun.
Jika saja waktu itu Haeleanore mengetahui bahwa Putera satu-satunya itu sampai ikut ke medan tempur dan membunuh dengan cara membabi buta, maka bisa dipastikan hanya akan ada satu hal yang terjadi.
Andy dan Mark tak akan pernah bisa melihatnya selama kurun waktu satu bulan penuh. Yang artinya ; Mark Christian Alexander harus melewati masa rut sendiri tanpa bisa melakukan apapun pada matenya. Dan Andy Christian Alexander yang akan tak bisa tertidur dengan nyenyak sebelum mendapat sebuah usapan di kepala sebelum ia mengarungi mimpinya di malam hari.
Kekanakan. Haeleanore menyebutnya seperti itu. Kedua Alpha Alexander itu selalu saja bisa membuatnya luluh hanya dengan sekali pandang—terlepas dari semua perilaku mereka yang selalu bringas jika berhadapan dengan orang lain.
*****
Mark merengkuh tubuh polos tanpa busana itu kedalam pelukan hangatnya. Bertahun-tahun lamanya mereka bersama—melewati semua peristiwa baik dan buruk. Mencoba menjadi yang lebih baik, demi masa depan yang seolah menanti di depan mata.
Dan selama itu pula, posisi Haeleanore tak akan pernah bisa begeser dari predikat yang paling ia cintai di dunia fana ini.
Haeleanore melenguh kecil ketika Mark mengusap punggung telanjangnya. Menghantarkan kehangatan yang sama, yang selalu bisa membuatnya jatuh lebih dalam pada sosok Alpha dihadapannya.
"Terimakasih karena sudah memberikan semua kebahagiaan ini untukku.."
Haeleanore membuka kembali kedua matanya ketika mendegar ucapan lirih yang keluar dari bibir Mark. Senyum yang selalu diagung-agungkan oleh kedua Alpha Alexander itu tersungging dari bibir. Membuat bibir berbentuk hati—yang menjadi candu Mark—itu menampilkan samar deretan gigi yang tersusun rapih, senyum dari Haeleanore dengan bonus pipi memerah dan tentunya dengan kondisi seperti ini hanya bisa dilihat oleh Mark Alexander seorang.
"Seharusnya aku yang mengucapkan hal itu padamu."
Mark ikut tersenyum. "Puluhan tahun bersama dan kau masih saja menggoda ketika di ranjang." Bukannya menjawab, Mark justru melontarkan kata yang mampu membuatnya selalu saja bersemu ketika mereka selesai melakukan pergumulan panas seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REX ALPHA [FIN]
Short StoryMarkHyuck fanfiction ; GENDERSWITCH Kejam dan bengis, kata-kata itulah yang lebih tepat menggambarkan tentang dirinya. Orang-orang bahkan tak ada yang berani bertatap muka lebih dari lima detik dengannya. Mereka akan berkata "dia memiliki aura membu...