"Ibu...Hana datang lagi nih buat doain ibu...semoga ibu senang ya disana. Ibu nggak sakit lagi, ibu udah nggak usah cape kerja buat Hana. Hana udah bisa cari uang sendiri.
Ibu tahu nggak? Mang ujang tukang sayur akhirnya nikah sama Siti. lucu ya bu padahal dulu Siti benci banget digodain sama Mang ujang ehh sekarang malah jadi suami istri.
Hana juga udah pintar masak, ibu pasti nggak percaya kan? Abisnya kalau beli makan terus nanti gaji Hana cepat habis soalnya Hana kan makanya banyak.
Hari senin Hana masak telur mata sapi, selasa telur dadar, rabu telur orak arik, kamis telur sambal, jumat telur pindang, sabtu telur kukus, minggu telur rebus. Hana kadang mikir kok Ayam telurnya nggak habis-habis yah? Soalnya telurnya Hana masak setiap hari.
Bapak...kemarin kirim Hana uang lagi padahal sudah Hana bilang nggak usah, tapi bapak maksa katanya buat Hana ngemil.
Hana nggak bisa nolak kalau udah dipaksa, kan ibu yang bilang kalau rezeki itu nggak boleh ditolak. Hehe
Tapi bu, kalau tante Linda tahu bapak ngirim uang ke Hana pasti dia marah marah lagi deh. Bulan lalu bapak kirim uang ketahuan sama tante Linda, besoknya tante Linda sama Laras datang ke rumah gedor-gedor pintu.
Hana takut jadi nggak Hana bukain pintunya, Hana tinggal tidur aja pakai headset.
Kayanya mereka baru pergi pas diteriakin mak tole deh, salah mereka juga berisik pas mak tole lagi sakit gigi.
Ibu...udah lima tahun ibu pergi. Hana rindu pelukan hangat ibu, rindu masakan ibu walau kadang keasinan kadang kepedesan tapi Hana tetap suka.
Hana rindu tidur di pangkuan ibu, rindu dimanjain sama ibu, rindu omelan ibu.
Hana sayaaaaaanggg banget sama ibu, tapi tuhan lebih sayang ibu.
Hana pamit dulu ya bu, jumat depan sesi pertemuan Hana buat konsul sama ibu seperti biasa. Ibu jangan bosan ya dengerin Hana, soalnya Hana nggak punya teman curhat sebaik ibu.
Ada sih lilac, tapi kalau curhat sama lilac Hana malah dimarahin katanya Hana bego lah, Hana cengeng lah, Hana lemot lah tapi walaupun lilac hobi nistain Hana.
Lilac selalu ada pas Hana lagi jatuh, semangatin Hana. Lop you lilac ehh lop ibu juga kok.
Udah dulu ya bu, rasanya kalau sesi curhat sama ibu tuh nggak pernah ada kata puasnya."
Dari wajah senang, serius, sedih Hana tampilkan demi menunjang story telling rutin yang ia lakukan seminggu sekali.
Ia yakin bukan hanya ibunya saja yang mendengar kisah absurdnya, bisa saja penghuni lain ikut mencuri dengar.
Hana berlalu meninggalkan pusara ibu nya, sudah bertahun tahun ia melewati TPU tapi bulu kuduknya tetap berdiri.
Mau tidak mau ia berlari kencang keluar dari komplek perumahan berkedok pemakaman. Cuma rumah ibunya saja yang tidak ia takuti, sisanya...memandang pun ia tidak berani.
"Neng Hana baru selesai?"
"Iya pak, pak jajat kok tumben nggak pakai sarung? Bapak nggak sholat jumat ya!" Hana memandang tidak percaya seolah olah pria penjaga malam di depannya itu melakukan
"Enak aja! Begini begini bapak ndak pernah skip soljum ya! Justru neng tumben lama biasanya jam segini udah ngilang digonceng ojol"
"Hehe...ehh?" Hana cepat melihat pergelangan tangan Kiri namun jam coklat yang biasanya ia pakai tidak ada, yang terlihat hanyalah garis putih belang.
"Pak!" Hana menunjuk nunjuk pergelangan tangan ya pada pak jajat
"Apaan neng? Tangan? Tangann ya sakit? Apa sih neng? Tangan neng belang? Lha itu juga bapak tau..." Pak jajat serasa nostalgia acara lama cerdas cermat yang ia lihat di stasiun televisi satu untuk semua.
"Jam pak! Sekarang jam berapa?"
Wajah Hana panik pasalnya ia harus kembali ke kantor sebelum jam 13.30 karena itu batas jam istirahat di kantornya."Oh jam? Bilang dong neng! Tuh jam di dinding" pak jajat menunjuk jam usang yang terpaku di dinding
13.50
Mati lah Hana! Ini sudah lewat Dan ojol yang ia pesan belum kelihatan.
Tin...tin...
Pucuk dicinta ojol pun tiba tanpa ba bi bu Hana melaju duduk di kursi pengemudi yang ojolnya sendiri terperangah ketika ia didorong ke belakang.
"Mbak! Jangan rampas kerjaan saya, kasian istri anak saya nanti makan apa?" Bang ojol ingin merebut kemudi di hentikan oleh Hana
"Udah bang ojol diam aja! Hana udah keburu telat biar Hana aja yang bawa, Hana Tau jalan tikus" setelah menggunakan helm yang agak lembab Hana dengan segera menarik gas sekuat tenaga melaju melewati jalur tikus
"Mbak pelan pe..lan! Saya Masih muda jangan diajak mokad!" Teriak bang ojol di sela sela perjalanan yang menantang maut
"Bapak tenang aja!" Balas Hana berteriak
Benar saja akibat skill cari mati Hana mereka sampai di gerbang belakang kantor dalam kurun waktu 5 menit, padahal biasanya setidaknya paling cepat dari TPU ke kantor memakan waktu 15 menit.
"Makasih ya pak" Hana melepas helm Dan pergi meninggalkan bang ojol yang pucat pasi menahan mual.
Hana menyerobot lift yang ingin tertutup, untungnya lift sedang kosong.
Ia sampai di lantai tempatnya berkerja, Hana tersenyum menyapa rekan kerja yang melewatinya meskipun diabaikan.
"Lama banget lo?" Hana yang baru saja duduk terperanjat kaget mendengar bisikan makhluk astral di telinganya
"Lilac! Ngagetin Hana deh!" Wajah Hana yang terkejut selalu menjadi hiburan tersendiri bagi lilac
Hana gadis polos-polos bego dan sejuta ekspresi bersahabat dengan lilac yang sadis nan minim ekspresi namun bermulut tajam.
"Lilac mau?" Hana menawarkan bekal makanan yang ia bawa dari rumah
"Nggak usah! Pasti telur pindang kan?" Lilac menatap malas
"Hehe iya...kok lilac Tau sih?" Hana nyengir tanpa dosa
"Ratu telur! Bisulan lo baru rasa!" Lilac menyeruput kopi yang ia bawa dari pantry kembali fokus pada layar di depannya
"Ah lilac jangan nakutin Hana dong!" Wajah Hana ingin menangis takut apa yang lilac katakana benar benar terjadi
"Cengeng banget sih! Buruan makan! Jangan nangis! Nggak sadar tuh tatapan sinis mereka ke lo?" Benar saja ketika Hana melihat arah belakangnya, mereka menatap Hana sinis terutama Laras saudari tiri nya.
"Heh waktunya kerja ya kerja jangan dipakai buat makan!" Sindir Laras
"Maaf ya...Hana belum sempat makan soalnya" Hana yang merasa tidak enak menghentikan makanya Dan menutupi kotak bekal.
"Biarin aja dia makan kenapa sih? Ribet banget lo jadi orang! Nggak ada kerjaan ya? Ngurusin hidup orang? Nggak ada capek capeknya ya lo?" Lilac menatap sinis Laras
"Udah lilac nggak papa" Hana menangkup wajah lilac dengan kedua tangannya memaksa lilac memutuskan tatapan tajamnya dari Laras.
"Habisin makanan lo! Nanti Kali pingsan malah nyusahin!" Lilac menyeruput kopinya lagi
"Iya...iya lilac nggak usah marah tapi!" Hana menyuapi dirinya hingga seluruh bekalnya habis
"Eeeuurraggghhh" Hana bersendawa
"Jorok banget sih" lilac melirik Hana
"Hihihi maap lilac" Hana tertawa hingga matanya menyipit lalu mulai kembali mengerjakan pekerjaannya.
***
Sabtu, 11 September 2021Hanya keisengan dikala kemalasan.
YOU ARE READING
HANARAGA
RomanceHana yang polos dan sejuta ekspresi tanpa sengaja terjebak di lift bersama Raga, karena itu pula Hana mengetahui rahasia terkelam Raga. Dunia Hana yang lurus seputaran per telur an mendadak berubah rute menjadi tikungan tikungan tajam.