4

48 4 0
                                    

"Mama mohon Raga, tidak lama! Cuma sampai papa sembuh" Rania meraih pergelangan tangan Raga.

"Kenapa harus saya?" Raga tersenyum sinis melepaskan genggaman Rania

"Kamu anak kami satu-satunya Raga"

"Oh...Masih dianggap anak ternyata?" Raga tersenyum mengejek

"Raga jaga bicara kamu!" Rania mengepalkan tangannya erat

"Saya sibuk!" Raga melangkah Dan bersikap tidak peduli dengan permintaan Rania.

"Raga please! Papa dan mama butuh kamu! Perusahaan butuh kamu nak!" Rania menghalang pergerakan Raga menuju pintu keluar

"Butuh? Kalian dimana saat saya membutuhkan kalian?" Sindir Raga

Rania tidak sanggup berkata-kata, pernyataan Raga menohok dirinya.

Cukup lama mereka berdiam dengan pikiran masing-masing.

"Berapa lama?" Raga membuka suara

"Sampai kesehatan papa membaik" Rania tersenyum melihat secercah harapan

"Mama akan bawa papa ke Inggris, disana pengobatan terbaik..." Belum tuntas Rania bercerita

"Bukan urusan saya" Raga berlaku memasuki Mobil meninggalkan Rania yang terpaku.

"Maafin mama Raga" Rania mengusap pipinya yang basah dan masuk ke dalam mempersiapkan keberangkatan ia Dan suaminya ke Inggris.

Mobil Raga melaju membelah jalan ibu kota, ketika mobilnya sampai di depan lobby perusahaannya.

Raga tidak kunjung keluar.

"Tuan, kita sudah sampai" Jacob mencoba menyadarkan Raga yang diam.

"Putar balik!"

"Ya tuan?"

"Putar balik, ke Bentala grup" Jacob mengangguk paham.

---

Minggu pagi.

Raga berlari di treadmill, memperlihatkan peluh yang menetes dari tubuh toplessnya.

Otot-otot perut Raga berkontraksi, mencetak jelas kotak 8 pack miliknya yang mengkilap tersentuh cahaya matahari.

Para pelayan bahkan bisa menonton pertunjukan gratis dari lantai bawah ruang gym.

Raga memang mendesain gym menggunakan jendela transparan yang menghadap taman.

Kegiatan olahraga akan ditutup dengan renang. Tubuh kekar Raga membelah air kolam, enam putaran cukup baginya.

Raga naik dari kolam, rambut hitam miliknya basah meneteskan air yang tanpa dosa mengalir melewati gundukan otot perutnya.

Tidak ada yang berani menatap jelas tubuh Raga selain Jacob Dan kepala pelayan.

Kepala pelayan siap menyambut kapanpun Raga membutuhkan handuk. SedangkanJacob berjaga-jaga dengan peti harta milik Raga.

"LV" Raga menadahkan tangannya di depan Jacob

Jacob membuka peti Dan menyerahkannya pada Raga.

Raga memasukkan barang itu ke mulutnya. Ia merentangkan tangan di hadapan kepala pelayan.

Kepala pelayan memasangkan jubah mandi Raga, sedangkan kedua pelayan di belakangnya dengan sigap menggosok rambut Raga dengan handuk kecil.

Raga berjalan santai menuju kamarnya, tanpa menghiraukan tetesan air membasahi lantai.

Sedangkan para pelayan sudah terbiasa dengan kelakuan majikannya.

---

Raga menyantap makan siangnya berupa ikan salmon panggang bertabur Jamur truffle didampingi salad.

HANARAGAWhere stories live. Discover now