MR part 2

43.1K 940 8
                                        

Sebelum membaca di haruskan klik tanda ⭐ untuk membayar kerja keras penulis.
Happy reading!

**********************************

"unghhhh..." Jane tampak melenguh saat pria itu meremas buah dadanya dengan kuat, dia memejamkan mata menikmati sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Kau menyukainya?"  tanya si pria di tengah-tengah cumbuan mereka.

"Ya."

pria itu semakin memperdalam ciuman, bertukar saliva bahkan menggitnya gemas. Jane yang tidak tahan dengan kenikmatan tersebut membuat kedua kakinya lemas bahkan dia hampir terjatuh karena tidak adanya keseimbangan.

Beruntung si pria langsung menangkap tubuh Jane dan memeluknya sekilas.

"Aku membutuhkan alkohol lagi," ucap Jane frustasi.

"Kamu tidak membutuhkan alkohol tetapi ranjang."

si pria langsung memapah tubuh Jane layaknya karung beras melangkah meninggalkan toilet, mereka membutuhkan ranjang untuk permainan panjang.

bug...

pria itu meletakan tubuh Jane di jok penumpang, ia lalu keluar memutari mobil menuju jok kemudi. untuk malam ini dia menemukan mangsa yang menawarkan diri untuk di tiduri tanpa harus mencari.

mobil melaju membelah jalanan kota malam hari, berteman dengan gelap dan padatnya arus lalu lintas. sepanjang jalan konsentrasi si pria terpecah antara fokus pada jalanan atau paha mulus di sampingnya.

Jane terlalu mabuk hingga tidak sadar dressnya menyingkap hingga batas paha, dia membiarkan paha mulusnya terekspos bebas di nikmati oleh pria asing di sebelahnya.

tangan si pria mulai menyentuhnya, mengelus perlahan dengan sentuhan sensual. dari bawah hingga ke atas dan menyentuh sesuatu sebagai penghalang. dengan sigap si pria sedikit mengalihkan g-string untuk menyentuh sesuatu di tengah. satu jarinya ia masukan kedalam memainkannya dengan pelan mencari titik sensitif wanita.

"unghhh...." Jane kembali melenguh saat jari kokoh itu megobrak-abrik di bawah sana.

"Geli aahhh..." rancau Jane lagi,

"Nikmati saja sayang," si pria tersenyum tetap memperhatikan perubahan wajah Jane dan jalanan.

lambat laun ritme itu berubah cepat, jari kokoh sang pria keluar masuk dengan ritme tidak teratur hingga Jane menggelinjang.

"Ahhhhhhhhh... ssttttttt.. uuuuuhhhhh.."

nafasnya tersenggal menikmati sisa-sisa klimaks. sedang si pria tersenyum setelah melepas tangannya dari dalam.

sritt...

bunyi rem melengking hebat, rupanya mereka telah sampai di basemant sebuah gedung bertingkat. si pria turun lebih dulu membukakan pintu untu wanitanya.

"Kita mau kemana?" rancau Jane dengan nafas tersenggal.

"Ketempat di mana kau dan aku menjadi kita."

melihat pergerakan lambat dari Jane, pria itu langsung memapah tubuh Jane ala bride style menuju lift.

ting..

lift terbuka, si pria masuk menekan angka delapan. di dalam lift dia memandang wajah wanitanya tanpa berkedip sekali pun.

"Kenapa menatapku? apa ada yang salah dengan ku?" Jane tampak malu.

si pria hanya diam hingga lift terbuka. mereka menyusuri koridor hingga sampai di unit. Jane mendengus mengelus leher si pria dengan sensual.

"Ahhh.." Jane tampak berteriak karena pria itu membanting tubuhnya di atas ranjang. dia lalu menindih tubuh Jane kembali menatap wajahnya sepersekian detik.

Monochrome RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang