Sebelum membaca diwajibkan menekan tanda ⭐ sebagai bayaran kerja keras penulis.
Happy reading semua..**********************************
Notifikasi panggilan menggema nyaring membuat pria berselimut tebal membuka mata hanya untuk mematikan bunyi tersebut. Dia berhasil menonaktifkan ponsel namun ada sesuatu yang janggal.
"Dimana dia?" ucap si pria dengan nada khas bangun tidur.
Si pria mengucek mata memijat hidung perlahan, kedua matanya mencari seseorang yang telah menemaninya tidur. Sayangnya kamar tersebut kosong hanya ada dia seorang bahkan pakaian yang semalam berserakan sudah tidak ada.
"Sial! Aku di tinggal saat sedang tidur." maki si pria.
Ponsel kembali berdering, si pria langsung menekan tombol hijau karena bunyi tersebut akan terus mengganggunya jika ia tidak mengangkat.
"Ada apa Jack!"
"Ada sesuatu yang penting tapi tunggu, ada apa dengan suaramu? Sepertinya kau sedang frustasi?"
"Langsung saja katakan!"
"Baiklah, segera datang ke rumah sakit ada masalah serius."
"Urus saja, aku terima beres."
"Tidak bisa Vin, ini menyangkut nama baik rumah sakit. Datang segera jika tidak ingin semuanya menjadi runyam."
"Shit! Tiga puluh menit lagi aku datang."
"Oke, aku tunggu."
Pria bernama Kevin memutus panggilan bergegas menunu kamar mandi. Dia menyibak selimut menuruni ranjang namun ada sesuatu yang membuatnya menghentikan langkah.
Sebuah kartu identitas tergeletak di lantai dari sebuah universitas ternama. Kevin mengeritkan kening menatap foto dalam kartu identitas tersebut.
"Janeta Leonil Muchtar." ucap Kevin membaca nama kartu identitas.
"Rupanya dia seorang mahasiswa." lanjut kevin dengan seutas senyum.
Dia menggenggam kartu mahasiswa itu menyimpannya di atas nakas. Kevin ingin tahu alasan gadis bernama Janeta pergi di saat ia masih tidur sekaligus membayar jasanya karena telah membuatnya puas.
Setelahnya Kevin beranjak menuju kamar mandi membersihkan sisa percintaannya semalam.
***
Di lain tempat Jane tengah menikmati sarapan karena hari ini dia bebas kuliah. Dosen killer itu sedang tugas ke luar kota sehingga mata kuliah di gantikan kemarin sehingga hari ini Jane bisa istirahat.
Seluruh tubuhnya terasa remuk akibat permainan yang menguras tenaga. Jane seperti nenek-nenek yang membutuhkan tongkat untuk berjalan karena seluruh sendinya kaku. Terlebih kaki dan bagian intinya, sangat nyeri dan sakit.
Ini adalah pengalaman pertama bagi Jane wajar saja semua terasa ngilu dan menyakitkan apalagi pria itu melakukannya dengan kasar dan banyak gaya.
"Ahhh... Kenapa aku jadi ngga mood tiap ingat wajah pria itu!" ucap Jane membanting sendoknya.
Awalnya Jane mengira alkohol akan membantunya menghilangkan atau meringankan masalah namun semua malah menambah masalah. Jika saja Jane tidak mendatangi club mungkin dia tidak akan tidur dengan sembarang pria.
Jane meremas rambutnya menghilangkan bayang-bayang wajah pria itu dari memori otak namun hanya sia-sia bukan bayangan yang hilang tetapi pusing yang menjalar.
"Maaf mba, ibu nelfon." ucap salah satu asisten rumah tangga membawa ponsel Jane.
"Oh iya, makasih bi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome Romance
Ficción GeneralWarning 🚫 !!! Area khusus dewasa! 🔞 "Ungghhhhh, kau masih virgin?" ucap Kevin memejamkan mata menikmati kenikmatan dunia. "Yeeaahh... lakukan saja tugasmu tuan jangan banyak bicara!" hardik Janeta Kevin langsung menambah tempo kecepatan mendeng...