2

25 0 0
                                    

Aku berjalan menaiki tangga rumah, tujuan ku adalah kamar, aku lelah karena kuliah ku full seharian penuh.
Baru aku ingin masuk ke kamar tapi aku melihat pintu kamar adikku terbuka, karena biasanya tidak pernah dibiarkan terbuka bebas seperti itu, aku menghampiri kamar adik ku kulihat dia sedang sibuk menyatat sesuatu Bahkan dia tak tahu aku ada dalam kamarnya.

Aku mengamati kamarnya, aku meneliti karena kamarnya bersih juga, kukira akan kotor. Tak sengaja aku melihat foto pholaroid seseorang yang terselip disusun buku kamar adik ku.

"Sepertinya wanita". Duga ku pada foto polaroit yang terselip, karena aku hanya melihat rambut panjang sebahu. Aku ingin keluar dari kamar adikku tapi aku juga penasaran, foto wanita siapa yang sampai sampai adik ku menyimpannya, mesti kalian tau, adik ku bukan tipe yang akan menyimpan foto atau memajang foto orang lain, kejadian saat aku meminjam hp nya untuk dipakai foto dipantai bersama ayah dan ibu karena hp ku batrainya habis, setelah malamnya aku meminta untuk dikirim kan ia mengatakan sudah dihapus.

Benar benar menjengkelkan padahal mau disimpan sebagai kenangan. Dan pernah tak sengaja aku membuka Galeri adik ku tapi fotonya cuman pemandangan dan foto tugas tugas kampusnya.

Ketika foto yang terselip di buku itu kutarik, aku mulai bingung, "kenapa foto Lisa ada disini?".

Dengan acuh aku menyimpan foto itu kembali kesisip buku, lalu keluar dari kamar adikku, ia masih tak menyadari aku telah masuk ke kamarnya.

Setelah bersih bersih aku mulai tidur, dan pagi sekitar jam setengah sembilan aku bersiap untuk pergi kampus, saat ini aku sedang Sarapan, bersama ibu dan ayah, adikku masih di dalam kamar, ibu dan ayah berbincang sesuatu tapi tiba tiba aku teringat foto Lisa yang kutemukan dalam kamar adikku.

Aku bertanya tanya lagi mengapa adikku menyimpan foto Lisa, "kau ini bagaimana sih, kan Lisa dan Jungkook saling kenal juga, mereka sama sama jago dance, mereka juga selalu mengadakan club dance bagi Maba di kampus". Batin ku menyalahkan diriku sendiri.

Aku menggeleng gelengkan kepala ku, aku membatin mengapa aku harus memikirkan hal seperti itu. Adikku bukan berarti suka dengan Lisa hanya karena ia menyimpan foto Lisa kan. Hahahah, aku tertawa karena pikiranku yang terlalu jauh.

Jam dosen Choi sudah selesai, aku memutuskan keluar kelas untuk nongkrong ditaman bersama teman teman ku.

"Woy Taehyung". Teriak seseorang dari jauh.

"A-a-oh kau". Ucapku gagap, hatiku terasa panas, panasnya menjalar sampai kewajahku, terasa sangat berdebar debar, aku tak tahu akan bertahan sampai kapan, jika jantungku berdebar debar seperti ini.

"Ah iya maaf meneriaki mu, kampus akan mengadakan pesta, pesta ini diadakan untuk bersenang senang dan bermain game untuk melepas sedikit kebahagian para mahasiswi mahasiswi. Apa kau mendengar sebelumnya Taehyung?"

"O-ow itu, aku belum mendengarnya sama sekali, terima kasih telah memberi tahu ku Lisa". Balasku tersenyum.

"Santai saja, kalau mau lihat detail ini". Lisa menyodorkan kertas. Aku mengambilnya.

"Oke, akan kubaca". Ucapku

"Baiklah aku pergi dulu!". Ucap Lisa tersenyum mencubit sedikit pipiku.









Deg


Deg


Deg


"AAAAAAAAA, APA YANG BARU DIA LAKUKAN!". Aku terasa ingin mati ditempat, pipiku benar benar panas.

Aku memegang dada ku yang berdebar debar mendapat serangan maut dari si pujaan hati. "Ya tuhan terima kasih, terima kasih, mungkin kah Lisa juga, menyukaiku, jika memang Maka dekat kan lah ya tuhan". Batin ku.

Setelah itu aku tersadar, Lisa, mau dengan ku, apa itu mungkin?. Untuk itu aku harus berjuang untuk mendapatkan Lisa, dan membuat diri ku menjadi lebih baik. Aku harus jadi laki laki yang memperjuangkan pujaan hatinya. Seperti dilan dan milea.

Aku duduk dikelas saat ini memerhatikan dosen didepan, aku menoleh kesamping mendapati Hoseok yang sibuk senyam senyum memandang yeji salah satu wanita yang digandrungi banyak Pria baik di kampus Maupun diluar kampus.

Yeji itu perempuan yang kelihatannya tidak banyak senyum, istilahnya jutek tapi menurutku dia tidak terlihat jutek setelah kamu berteman dengannya.

"Hoseok ah" ucap ku pelan, takut menganggu yang lain.

"Ah yah ada apa". Jawabnya masih tersenyum cerah, senyuman hoseok kadang terasa seperti obat, kadang juga membuat ngakak.

"Menurutmu seberapa tampan aku?".

"Hmm, 5 dari 10, hahahhah". Ucapnya meneliti tubuh dan wajahku.

"Lumayan sihh, tapi apa benar". Ucapku

"Hahaha iyaa lahh masa boong". Masih tetap tertawa.

"Apanya yang lucu hoseok ah".

"Wajah mu lucu ahahahah".









BRAK

Suara barang dilempar terdengar keras.

"HE HE HE HE, ITU YANG DIBELAKANG KELUAR CEPAT!!". Ucap nyengkel dosen.

"Pak say~".

"KELUAR!!". Tegas dosen tersebut.

Akhirnya aku dan hoseok keluar dari kelas, kami kekantin untuk makan karena gabut.

"Eh apa kamu mendengar, tentang pesta sekampus itu?". Hoseok bertanya pada ku

Aku menyodorkan kertas yang Lisa berikan tadi padaku. Wajah hoseok bingung tapi iya tetap membuka surat itu lalu membacanya.

"Waw aku harus datang nih, bagaimana dengan mu Taehyung apa kau datang juga?".

"Tentu dong, kan Lisa pasti datang juga disana". Jawabku Mata ku berbinar membayangkan betapa kerennya Lisa saat pesta nanti.

"Hmm, kamu Lisa Lisa melulu saja yang ada diotakmu". Sindir hoseok

"Ih tidak tahu diri, kamu kan juga klepek sama si yeji". Sindirku balik.

"Yang pastinya kita harus berjuang untuk pujaan hati kita". Ucap hoseok, aku pun ikut mengangguk.

Jam 3 siang aku baru pulang dari kampus, pertama aku baring sebentar lalu mengerjakan tugas tugas ku, setelah itu aku ingin turun untuk makan tapi aku mampir dulu kekamar adik ku.

Dia menoleh saat gagang pintunya dibuka, rupanya belajat toh, "kenapa dia rajin skali?, loh kan bagus, bangga adikku jadi laki laki yang rajin, pintar, dan teladan". Batin ku.

"Jungkook~aa". Panggil ku.

"AA WAEE". Balasnya ngegas sedikit teriak.

"MOOO, apa tadi, apa tadi". Balasku ngegas memajukan telinga kedepan wajahya seakan minta diulang.

"Woii aku sedang belajar keluarlah hyung, dasar pemberontak". Ucapnya frustasi kembali fokus ke menulis.

"Maaf, tapi aku ingin bertanya....... seberapa tampan aku menurut mu?".

Kulihat adikku langsung berhenti menulis, dan menoleh seperti psychopath. Terlihat dia tersenyum tapi mencekam. Ia meneliti ku dari atas sampai bawah seperti yang di lakukan hoseok tadi.

"Hm... hyung kau terlalu biasa, penampilan mu, wajah mu, dan segala gala biasa saja, tak ada yang menarik, kecuali Otak pintar mu itu". Wajahnya yang sebelumnya seperti psychopath kini menjadi datar, ia berbalik menarik kursinya dan menulis kembali.

Aku blank sejenak, aku berbalik dan.

"TUTUP PINTUNYA". Teriak ngegasnya seperti bapak bapak. Dengan kasar pun aku menutup pintu kamar adikku.

"Dia suka sekali teriak teriak, seperti bapak bapak sedang marah saja". Batin ku.

"Katanya Otaku ku menarik, tapi maksudnya itu apa yah, Otak menarik, Otaku menarik". Guman ku berkali kali, memikirkan perkataan adikku.

TBC.

ᴄᴏɴꜰᴜꜱᴇᴅ [Taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang