AVENGEMENT - 4

10.4K 872 27
                                    


Jerome masih ingat betul bagaimana teman-teman satu tim basketnya pernah membicarakan tentang betapa cantik dan menawannya seorang Khansa Nuria Pramadita. Saat itu Jerome masih belum tahu jika ibu Khansa adalah selingkuhan dari ayahnya, jadi setiap kali teman-teman sekolahnya membicarakan Khansa, dia pun menanggapinya dengan sekenanya saja. Toh dia memang tidak terlalu tertarik membicarakan lawan jenis karena baginya hal itu sama sekali tidak penting.

Namun ternyata semua yang dikatakan teman-temannya memang benar. Khansa memang secantik itu. Bahkan saking cantiknya, banyak murid-murid cowok di sekolahnya, SMA Paramarta, yang jatuh hati pada pesona gadis itu. Tapi tidak seperti kebanyakkan gadis cantik pada umumnya, Khansa justru malah lebih sering menghindar. Dia selalu berlindung dibalik Jira setiap kali ada laki-laki yang naksir padanya. Jerome sendiri pernah tak sengaja bertemu dengan Khansa yang saat itu baru keluar dari gerbang sekolahnya, SMA Ranajaya, saat sedang menunggu Hazmi. Dan ternyata kecantikkan yang gadis itu miliki memang bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Jerome pun sempat mengagumi gadis itu diam-diam.

Tapi itu tak berlangsung lama. Karena setelah itu, Jerome mendapatkan sebuah fakta bahwa ibu Khansa adalah wanita simpanan dari ayahnya sendiri. Dan sejak saat itu pula rasa benci Jerome pada Khansa mulai tumbuh. Dia bahkan mulai mencari-cari cara untuk membuat gadis itu beserta ibunya menderita karena telah menghancurkan keluarganya, namun sayang, panggilan untuk berkuliah di Jerman telah membatalkan niatnya itu dengan sangat terpaksa.

"Lo tau nggak sih kalau dulu gue sempet benci banget sama lo," ujar Jerome tiba-tiba, membuat Khansa yang sedang duduk di pangkuannya itu menatapnya dengan sorot menerawang jauh. "Dulu gue sempet pengen ngancurin lo juga. Tapi panggilan kuliah di Jerman jauh lebih penting, jadinya gue terpaksa harus membatalkan niat buruk gue itu."

"Kenapa nggak lo lanjutin?" Khansa balik bertanya sambil mengusap rambut hitam Jerome lembut. "I deserve it tho."

"Ya karena gue sendiri pun pengecut," Jerome mengusap-usap pinggang Khansa. "Dan gue tau betul kalau lo sama sekali nggak bersalah, makanya gue nggak bisa nyakitin lo."

Keduanya saling bertatapan sejenak lagi, lalu kemudian Jerome mengalihkan pandangannya kearah pemandangan pantai dari kursi balkon hotel yang mereka duduki. Hari ini adalah hari terakhir mereka berbulan madu di Phuket dan besok pagi keduanya sudah harus pulang ke Jakarta.

Khansa tersenyum tipis. "Dosa ibu itu dosa gue juga, Jei."

"Semua manusia menanggung dosanya masing-masing, Kei." balas Jerome tegas.

"Tapi gue nggak pernah ngingetin ibu soal hubungan dia sama bokap lo, makanya dosanya pasti kena ke gue jug-"

"Lo nggak tau."

"Gue tau! Gue tau kalau ibu itu selingkuh sama bokap lo tapi bukannya mencegah, gue malah diem aj-"

Jerome menggeleng lagi sambil tersenyum tipis. "Nggak. lo nggak pernah tau soal hubungan mereka sebelumnya. Lo baru tau pas kita udah mau lulus, sedangkan hubungan mereka aja udah terjalin sejak kita masih kelas 11."

Khansa terhenyak. Jadi ternyata Jerome sudah mengetahui perselingkuhan itu lebih dulu. Pantas saja laki-laki itu sering menatapnya dengan sorot tajam dan penuh kebencian setiap kali mereka tak sengaja bertemu muka baik itu saat ada acara resmi sekolah maupun saat pentolan-pentolan sekolah mereka mengadakan acara nongkrong bareng atau makrab kecil-kecilan guna untuk mempererat pertemanan dan tali silaturahmi kedua sekolah yang dulunya sering bersaing satu sama lain itu.

Ah seandainya saja Khansa bisa mengetahui masalah itu lebih dulu, mungkin di detik itu juga dia tidak akan pernah mau menampakkan wajahnya di depan Jerome lagi.

AVENGEMENT ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang