Pergi

2.4K 392 55
                                    

"[Name], bisa tolong ke super market sebentar?"

Aku yang sedang asik rebahan di kamar seketika mendengus lelah. Kenapa pula harus keluar rumah di sore hari begini. Lagi pula ini hari sabtu. Tunggu, hari sabtu? Artinya malam minggu dong.

Karena setiap malam minggu aku mempunyai jadwal menonton anime jadi aku harus punya cemilan juga untuk menemaninya. Aku kembali semangat dan bergegas menemui ibu ku.

"Mana uangnya? Tapi kasih uang tambahan buat aku jajan ya?" ucap ku. Ibu mengangguk lalu memberiku kertas belanja dan beberapa uang kertas.

"Jika bisa jangan dihabiskan!" balas ibu ku.

"Enggak janji." Ucap ku sambil nyengir. Karena jarak supermarket dan rumahku lumayan jauh, jadi aku mengirim pesan pada Shinsuke untuk mengantarku. Ini bukan yang pertama kalinya kok.

Tak perlu menunggu waktu yang lama, Shinsuke langsung membalasnya, "iya."

Setelah membacanya, aku menunggu Shinsuke di depan rumah ku.

Sedangkan di Rumah Shinsuke.

Shinsuke sedang bersiap memakai jaketnya melewati ruang tamu yang kebetulan ada kakaknya sedang duduk disana.

"Mau kemana?" Tanya Kakak Shinsuke sambil menonton tv.

"Mengantar [Name] ke supermarket." Jawab Shinsuke, ia mengambil kunci motornya.

"[Name] itu pacar kamu?" Shinsuke terdiam sejenak nenanggapi kakaknya.

" ... Belum."

"Gimana kalo [Name] udah punya pacar?" Shinsuke sedikit terjengit kaget mendengar ucapan kakaknya barusan. Tiba-tiba rasa gelisah muncul dihatinya.

"Dek Shin, tolong sekalian jemput adikmu ya." Ucap Nenek Shinsuke dari arah belakang kerumah.

"Iya nek." Balas Shinsuke sedikit teriak.

Aku melihat Shinsuke yang sudah keluar dan ia mengendarai motornya menghampiri rumah ku.

"Nanti sekalian jemput Adek mas dulu ya." Ucap Shinsuke. Aku meng-iya-kannya, lagi pula Adik Shinsuke masih kecil jadi tidak memakan banyak tempat.

Pertama kita menjemput Adik Shinsuke terlebih dahulu. Sebenarnya aku yang menyuruhnya sebab takut kelamaan belanja dan menyebabkan Adik Shinsuke menunggu terlalu lama.

Sampailah pada tempat dimana Adik Shinsuke les. Dan ternyata masih sepi, belum ada yang keluar, walaupun ada juga beberapa orang tua yang sedang menunggu.

Dikeheningan ini tiba-tiba Shinsuke melontarkan pertanyaan yang membuat ku terkejut.

"Dek, kamu udah punya pacar?"

Shinsuke, kenapa kamu to the point sekali?! Tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba melontarkan pertanyaan seperti itu.

"Eh?! Emm... tidak ada. Aku bahkan belum pernah berpacaran." Balas ku. Kulihat Shinsuke sedikit bernapas lega.

"Baguslah ..."

"Baguslah?" batinku

"... karena berpacaran itu dosa."

Oh, itu toh maksudnya. Aku memang sudah terlalu berharap lebih.

"Mas Shin!" ucap seorang anak yang tengah berlari dari kejauhan, "Wah, ada mbak [Name] juga."

Shinsuke segera menghidupkan motornya setelah adiknya itu mendekat. Adik Shinsuke berdiri di depan karena Shinsuke mengendarai motor metik.

Setelah ini kita pergi ke supermarket. Di perjalanan aku mendengar adik Shinsuke yang terus bercerita tentang lesnya tadi dan Shinsuke menanggapinya dengan kalem. Seketika ada rasa hangat di dada ku melihat interaksi ini.

Kamipun turun saat Shinsuke akan memarkirkan motornya. Adik Shinsuke menggenggam tanganku. Kita berdua menunggu Shinsuke yang masih membenarkan letak motornya.

Shinsuke mencabut kunci motornya lalu menyimpan ke dalam kantong celananya sambil menghampiri kita berdua. Adik Shinsuke menggenggam tangan Shinsuke yang langsung digenggam balik oleh Shinsuke tanpa tau kalau aku juga menggenggam tangan Adiknya, sehingga Adik Shinsuke berada dia tengah-tengah kita berdua.

Rasanya seperti belanja bulanan bersama keluarga kecil. Memikirkannya membuat wajahku merona.

Baru saja memasuki supermarket, tiba-tiba saja adik Shinsuke berbicara.

"Rasanya seperti berbelanja dengan mama papa." Ucapnya sambil menoleh kearah ku dan Shinsuke bergantian.

Setelah mengucapkan itu, barulah Shinsuke sadar bahwa aku juga menggenggam tangan adiknya. Ia terkejut namun tidak terlalu memperlihatkannya, tapi rona diwajahnya tidak bisa ia hindari.

Sedangkan aku merasa sedih mendengar ucapan adik Shinsuke. Selama ini aku belum pernah melihat orang tua mereka, mereka hanya diurus oleh Nenek Yumie.

"Kalau begitu anggap saja sekarang kita main rumah-rumahan, aku ibunya, kamu anaknya, dan mas Shinsuke ayahnya." Ucapku sambil tersenyum. Adik Shinsuke menatapku dengan berbinar.

"Wahh, main! Ayo!" balas Adik Shinsuke. Sambil berjalan mendorong troli Aku menatap Shinsuke, memberinya kode, "tak apa kan?"

"Ini bisa jadi simulasi kita sebelum menikah dan punya anak nanti." Ucap Shinsuke. Aku menatapnya terkejut.

"Hah?! Apa maksudnya?!"

"Mama, apa aku boleh membeli ini?"

"Eh?! Mam- Oh, iya kamu boleh mengambilnya." Hampir saja aku lupa peran ku karena ucapan Shinsuke barusan.

Setelah berbelanja semua yang tertulis dikertas., kita semua membayarnya dan pulang kerumah.

Shinsuke menurunkan ku di depan rumah ku. Aku mengucapkan terima kasih dan Shinsuke pun pulang kerumahnya yang berada di depan rumah ku.

"Dadah Mbak [Name], nanti kita main mama papa lagi ya sama Mas Shin." Ucap Adik Shinsuke sambil berteriak dari depan pintu rumahnya. Aku yang masih di halaman rumah ku menahan malu karena takut ada orang lain yang mendengarnya.

Aku mengangkat jempol tangan kanan ku. Kulihat ia tersenyum lalu masuk ke dalam rumah, di susul Shinsuke, awalnya kita saling tatap-tatapan lalu aku tersenyum kearahnya sambil menunduk dengan wajah memerah. Kitapun masuk kedalam rumah masing-masing.

"Pulang-pulang udah jadi ibu anak orang ya kamu." Ucap ibu ku yang sedang berada di ruang tamu.

"Eh?!"

.

Seharian ini Lusi lagi mabok Shinsuke (@_@)
Ngerewatch Himouto Umaru gara² baru nyadar kalo pengisi suara kakaknya umaru juga pengisi suaranya Kita Shinsuke ༎ຶ‿༎ຶ
Candu banget denger suaranya Shinsuke
(╥﹏╥)

Mas Shinsuke {Kita Shinsuke}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang