Sudah memasuki bulan Ramadhan yang artinya wajib bagi umat Islam untuk berpuasa!
Seminggu sebelum bulan puasa, aku sudah haid. Dengan percaya diri aku yakin pasti tahun ini aku bisa puasa full.
Ada satu hal yang membuatku sedikit disiplin pada bulan puasa ini.
Ya, Shinsuke.
Selama bulan puasa ini, dia semakin sangat taat. Aku juga terkena imbas dari ketaatannya, yaa walaupun ini hal yang baik.
Contohnya, setiap ingin taraweh, Shinsuke selalu menghampiri rumah ku dulu, sehingga aku tidak punya kesempatan untuk bisa bolos taraweh.
Memang sesat sekali diriku ini -_-' jangan ditiru ya kawan.
Namun semua hal-hal buruk yang biasa aku lakukan saat bulan puasa, dengan adanya Shinsuke rasanya aku benar-benar disuruh tobat.
"Terima kasih Ya Allah engkau sudah memberi tetangga yang sangat baik dan pengertian seperti ini." -(Name)
Sekarang puasa hari ke-2. Karena awal puasa jadi sekolah diliburkan.
Diawalan puasa begini memang hawanya males banget. Mana cuaca sangat panas, bikin gerah badan dan pikiran.
Padahal tugas numpuk tapi aku malah tiduran sambil menyalakan kipas dilantai.
Hah... Aku tidak ingin melakukan apapun hari ini.
"(Name)!" Panggil seseorang dari depan. Aku hafal betul itu suara siapa.
Segera ku matikan kipas dan pergi ke depan rumah.
"Ada apa mas?"
"Mau ikut bagiin takjil nggak?" Tanya Shinsuke.
Karena aku sedang tidak ngapa-ngapain, aku pun langsung mengiyakan saja ajakan Shinsuke.
Aku mengganti baju ku dan pergi ke rumah Shinsuke. Ternyata takjilnya belum jadi, Shinsuke memanggilku untuk membantu persiapannya ternyata.
"Kenapa cuma bikin es buah mas?" Tanya ku.
"Mas bagian bikin es buah, kalo makanannya itu pengurus yang lain, nanti kumpul di masjid dulu baru berangkat bagi-bagi."Aku hanya ber-oh ria mendengar penjelasan Shinsuke. Maklum aku emang jarang bergaul, beda sama Shinsuke si remaja masjid.
Aku pun membantu memotong-motong berbagai buah sedangkan Shinsuke membuat kuahnya. Di dapur ini ada juga Nenek Yumie yang sedang membuat menu untuk berbuka nanti.
Saat memotong buah semangka, ada satu potongan kecil yang terjatuh, aku pun segera mengambilnya.
"Ah! Belum 5 detik!" Ucap ku lalu memakan potongan yang jatuh itu.
Rasanya aneh, kenapa rasanya segar sekali?
"Dek kamu nggak puasa?" Tanya Shinsuke yang kebetulan melihatku memakan semangka tadi.
Mata ku langsung terbelalak, ingin ku lepeh tapi apa daya yang sudah ketelan.
"LAH IYA MASS! ASTAGHFIRULLAH LUPAA!" Aku mulai menampilkan raut wajah kecewa, ingin menangis.
"Padahal sebentar lagi udah mau buka." Ucap ku disusul helaan napas pasrah.
"Kalo nggak sengaja nggak batal kok dek." Balas Shinsuke.
"Iya tau, tapi rasanya nggak afdhol aja." Ucap ku, walau begitu aku tetap melanjutkan potong-memotong buah ini.
Akhirnya es buahnya sudah jadi. Aku dan Shinsuke segera membawanya ke masjid.
Ternyata disana banyak para remaja yang sedang mengisi kotak takjilnya dengan beberapa cemilan. Termasuk Atsumu dan Osamu. Tak ku sangka Atsumu ternyata sering ikut beginian.
"Mas Shin."
"Assalamualaikum Mas Shin."
"Shinsuke."Banyak panggilan dari para kaum hawa yang ikut membantu menyapa Shinsuke. Aku yang berjalan di belakang Shinsuke sambil membawa es buah menjadi sedikit tidak nyaman. Rasanya seperti tuan dan babu nya.
"Ya udah, kalo udah siap semua kita berangkat." Ucap Shinsuke.
"DENGAN ADANYA ATSUMU YANG TAMPAN INI PASTI TIDAK ADA YANG MENOLAK TAKJILNYA HAHAHA!" Ucap Atsumu yang dihadiahi tatapan jijik dari para laki-laki dan sweatdrop dari para perempuan.
Yang lain pun pada menyibukkan diri sendiri dan menghiraukan ke gajean Atsumu. Pasti harga dirinya sedang terluka sekarang.
Aku membawa satu dus yang berisi es buah sedikit tidak fokus karena asik melihat Atsumu yang sedang di pukul kembarannya.
"Ini aku aja yang bawa." Ucap seseorang yang langsung mengambil kardus berisi es buah dari tangan ku.
"Oh! Keiji! Makasih ya, jarang banget liat kamu padahal masih satu komplek." Ucap ku sambil tersenyum.
"Sekarang kan kita beda sekolah SMA-nya." Balas Akaashi Keiji. Dia sebenarnya 11 12 dengan Shinsuke. Mereka berdua emang populer dan dikenal sebagai "menantu idaman" dan mereka berdua nggak sadar dapet gelar begitu di kalangan komplek.
"Hehe, iya. Kali-kali main ke rumah dongg."
"Iya kapan-kapan." Balas Keiji sambil tersenyum."Kamu udah selesai dek?" Tanya Shinsuke yang tiba-tiba di sebelah ku.
"Eh? Udah kok mas, itu dibantu Keiji." Balas ku."Kak." Salam keiji sambil sedikit membungkukkan badannya.
"Iya, langsung taruh sana ya." Ucap Shinsuke yang entah kenapa di telinga ku terdengar judes.
Keiji pun langsung pergi meninggalkan kita berdua.
"Kamu mau ikut bagi-bagi atau pulang?" Tanya Shinsuke entah kenapa tiba-tiba atmosfernya menjadi berat.
"I-ikut!"
Akhirnya para remaja masjid termasuk aku pergi dan membagi-bagi takjilnya di pinggir jalan.
~~~
Maafkan Lusi yang udah ngilang beberapa Minggu ini yaa ༎ຶ‿༎ຶ🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Shinsuke {Kita Shinsuke}
Ficção AdolescenteCerita [Name] setelah mengenal Kita Shinsuke yang tinggal di depan rumahnya. Tanpa mereka sadari mereka sudah terikat oleh rasa suka namun tidak ingin pacaran. "Mas." "Dalem dek?" Versi lokal~