Pecel Lele

1.9K 382 4
                                    


Lagi-lagi aku ditinggal sendiri dirumah, terlebih ini sudah malam. Kata ibu, beliau pergi ke rumah Bu RT untuk kumpulan, aku tidak tau kumpulan apa itu. Sepertinya semua ibu-ibu komplek diajak, termasuk Nenek Yumie.

Di rumah tidak ada makanan. Ibu bilang kalau ingin makan cari keluar saja dengan Shinsuke.

Jadi dari pada aku mati kelaparan, ku rasa mengikuti perkataan ibu tidak buruk juga.

Aku mengambil handphone ku dan mulai chat  Shinsuke.

Setelah chatan yang tidak begitu panjang, Shinsuke pun menyetujuinya. Dia juga akan mengajak adiknya karena kasian di rumah sendiri  nanti kalau ditinggal.

Aku tidak keberatan selama dapat makan dengan tenang.

Aku sudah siap untuk berangkat, tak lupa mendoubel kan baju lengan panjang ku dengan cardigan karena ini sudah malam dan udara semakin dingin.

Tak lama kemudian aku mendengar suara motor di depan rumah ku. Aku membuka pintu dan ada Shinsuke serta adik nya naik motor.

Sebelum pergi aku mengunci pintu lalu menghampiri mereka yang sudah siap di atas motor.

Adik Shinsuke tersenyum lebar saat melihat aku, "Yeyy! Bareng mbak (Name) lagii!"

Aku hanya tersenyum membalasnya.

Saat diperjalanan tak ku kira ternyata udara lebih dingin dari yang ku pikirkan. Rasanya tangan ku mulai membeku terkena angin malam. Malah cardigan yang ku gunakan tidak ada kantongnya.

Entah tau dari mana, Shinsuke menyuruhku untuk memasukan tangan ku ke dalam kantong jaketnya. Awalnya aku sedikit terkejut plus ragu, tapi karena sudah tidak tahan akhirnya akupun memasukan kedua telapak tanganku ke dalam kantong jaketnya Shinsuke. Dan ini membuat tubuh kita jadi lebih dekat dan terlihat seperti orang berpelukan.

Aku hanya ingin menghangatkan tangan ku, tapi kenapa wajah ku ikut menghangat juga??

Sudah hampir sampai di tempat yang banyak jualan makanan-makanan namun kita belum memutuskan mau makan apa.

"Kamu mau makan apa dek?" Ucap Shinsuke sedikit berteriak karena angin motor.

"Hmm... terserah mas aja deh." Balas ku juga sedikit teriak.

Shinsuke tidak membalasku lagi. Ia sibuk melihat ke kiri kanan mencari tempat makan.

Sampai akhirnya kita berhenti di warung pecel lele dipinggir jalan.

Shinsuke memegang tangan adiknya, sebut saja namanya Rei, agar tidak terjatuh saat turun dari motor.

Aku juga turun dan menunggu Shinsuke memarkirkan motornya.

Shinsuke masuk ke dalam stand untuk memesan, sedangkan aku dan Rei berjalan ke samping stand untuk duduk dilesehan. Shinsuke langsung memesan setelah menanyaiku dan Rei ingin makan apa. Lalu ia menyusul kami yang sudah duduk di lesehan.

Sedikit percakapan yang kita lakukan selagi menunggu makanan datang, namun menjadi sedikit lebih rame karena ada Rei.

Setiap pergi bertiga begini kenapa di otakku langsung terlintas kata "Keluarga".
Ini kan jadi membuat ku asdfghjklzxcvbnm.

Makanan sudah datang, kami memakannya dengan khidmat. Rei tidak menghabiskan makanannya, jadi Shinsuke yang memakan sisanya.

Perut sudah kenyang, Shinsuke menghampiri si penjual lalu membayarnya. Kemudian baru kita pulang ke rumah.

Diperjalanan pulang, angin malam terasa lebih sejuk, aku pun memasukan tanganku ke dalam kantong jaket Shinsuke lagi. Jalanan juga terasa lebih sepi, tidak seramai saat berangkat tadi.

Akhirnya aku tidak bisa menahan rasa ngantuk ku, ditambah perutku yang sudah kenyang.

Kepala ku senderan pada pundak Shinsuke sebab aku sudah tidak tahan lagi.

Ternyata Rei yang duduk didepan Shinsuke juga sudah tertidur atau mungkin menahan ngantuknya.

Shinsuke merasa jika bahunya menjadi berat sebelah. Ia pun melihat melalui spion motornya, terlihatlah aku yang sedang senderan pada pundaknya dengan mata terpejam.

Shinsuke tersenyum, rasanya ia sedang mengurus dua bayi saat ini.

Mas Shinsuke {Kita Shinsuke}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang