Desember 20XX, ujian akhir semester ganjil telah selesai. Para siswa menanti momen seperti ini sebagai waktu untuk melepaskan diri dari tugas sekolah yang membebani mereka.
Belum tau saja mereka di semester depan, pelajaran dan tugas baru dengan tingkat kesulitan yang semakin tinggi menanti mereka.
Biasanya diakhir tahun, tak sedikit juga keluarga atau anak rantau yang memutuskan untuk pulang ke kampung halaman mereka. Ya, selain hari raya besar seperti Idhul Fitri.
Siang ini, di kantin sekolah SMA Seido, 5 murid laki-laki nongkrong setelah menyelesaikan ujian di hari terakhir. Terlihat wajah kelelahan dan pasrah mereka karena harus berjuang selama seminggu ini.
"Aku pasrah dah, sama pelajaran terakhir. Nggak tau harus gimana ngerjain aljabar. Masih mending pelajaran sosial tadi pagi" keluh salah satu diantara mereka sambil merebahkan kepalanya di meja.
"Eijun sih, nggak serius pas belajar aljabar kemarin. Kan soalnya mirip sama latihan yang kita kerjain sebelumnya" ucap yang lain. Pemuda yang di panggil Eijun hanya mendumel.
"Ah, Haruichi, aku bukannya nggak serius... tapi kakakmu aja yang ngajarinnya serem. Tanya tu Satoru, pasti setuju"
Pemuda yang dipanggil Satoru hanya mengangguk sambil menikmati es jeruk nya
"Masih mending aljabar, kelas gw tadi pelajaran mematikan semua dari pagi. Fisika sama kimia... bayangin belum hilang stress dari fisika, malah disuruh ngitungin molekul..." sahut yang lain.
"Tapi kan Shinji lumayan paham kalau fisika..."
"Iya, Tojo, tapi angkanya mengerikan... masa sampai berkoma-koma gitu..."
Pemuda yang dipanggil Tojo itu hanya mengelus punggung Shinji yang merasa kepalanya hampir botak karena banyak pikiran.
Shinji dan Tojo merupakan teman sekelas yang berasal dari jurusan MIPA, sementara Eijun, Haruichi dan Satoru dari jurusan IPS
"Haaahh... yasudah, jangan dibahas lagi..."
Mereka pun memutuskan untuk memesan makanan dan melupakan semuanya..
Setelah selesai makan, mereka masih bermalas malasan disitu sampai terlihat beberapa senior mereka memasuki kantin
"Yo, Eijun... belum pulang?" Sapa salah satu senior itu. Ia merangkul Eijun lalu duduk disebelahnya. Ia meminta tisu pada Eijun untuk mengelap kacamatanya.
"Belum bang... pen ngadem dulu disini sama mereka" balasnya sambil ngasih tisu.
"Hmmm... gimana, liburan nanti kalian pada pulkam?" Tanya salah satu senior yang berambut hijau.
"Aku enggak bang. Lebaran kemarin udah pulkam. Ingatkan, aku bawa sayur banyak banget terus ku bagi bagi ke kalian" kata Eijun dan dibalas anggukan oleh temennya.
"Aku juga nggak bang. Keluargaku sama Tojo mau liburan bareng. Tapi mungkin aku mau main aja ke tempat Eijun" jawab Shinji.
Keluarga mereka sudah saling kenal sejak Shinji dan Tojo TK. Terus mereka berdua ketemu sama Eijun, Haruichi dan Satoru di TPA, mereka semua masih belajar Iqro'
"Aku sama Satoru juga nggak. Kami semua nanti main ke rumah Eijun. Mungkin bakar bakar. Abang nanti juga ke rumah Eijun. Bang Youichi sendiri?" tambah Haruichi.
"Oke. Kalo gitu kami nanti juga kesana" lalu senior yang dipanggil Youichi itu melihat pada teman temannya, "Kalian ikut atau ada urusan keluarga?"
"Kami nggak ada sih, nanti ikut aja lah ke rumah Eijun. Tapi emang nggak keberatan si Eijun rumahnya rame banyak orang?" Tanya Nabe mewakili temannya yang lain. Ia lalu melihat pada Eijun yang sibuk mengobrol sama senior kacamata tadi.
"Nggak papa bang. Ibu senang rumah jadi rame. Biasanya cuma bertiga dirumah, itupun semuanya sibuk sendiri sendiri"
Ayahnya sibuk bekerja mengelola perusahaan ternama dan ibunya adalah dosen disebuah kampus besar. Jarang mereka bisa kumpul bareng untuk makan malam.
Rumah Eijun lumayan besar dan luas. Makanya temen temennya suka ngumpul atau belajar bareng disana sambil ngemil atau nonton. Kadang kalau libur, mereka juga sering nginap buat slumber party, menghabiskan malam dengan mabar atau cerita cerita horror.
"Kalo gitu, kita main kesana pas udah libur sekolah, habis penerimaan rapot aja. Siapa tau ada diantara kalian yang harus remedial..." kata senior kacamata itu
Mendengar itu, Eijun menjadi kaku. Ia jadi teringat dengan ujian aljabarnya yang dijawab dengan sepenuh hati.
Shinji yang melihat ekspresi tegang Eijun pun menyeringai. Tapi jauh dalam hatinya, sebenarnya ia juga berharap supaya Eijun dan Satoru tidak kena remidi
"Nah, baru nanti pas mau ke rumah Eijun, kita belanja bahan buat bakar bakarnya" lanjutnya, kemudian melihat handphonenya sebentar untuk memeriksa kalender "Kapan rencananya mau ngumpul? Akhir bulan?"
"Bang, mau nggak kalo kita liburannya sekalian camping ke pantai gitu?" Eijun sebenarnya udah lama pingin camping ke pantai atau hutan pun nggak masalah, tapi kalau cuma berlima, menurutnya kurang seru
Mereka berlima juga bukannya takut mau pergi kesana tanpa orang dewasa. Mereka khawatir malah nggak bisa jaga barang.
"Jadi habis bakar bakar dirumahku, kita lanjut ke pantai. Dirumah ada beberapa tenda juga"
"Ya kalo gitu mending kita bakar bakar di pantai aja, Ei. Nggak mungkin kita rame gini numpang tidur dirumahmu" balas Shinji
"Boleh tuh. Sekalian berenang juga. Tapi perginya gimana? Yakali kita pake motor masing masing"
"Aku bisa bawa mobil nanti, si Eijun juga bisa minta supirnya bawa kita, ya kan Ei?" Tanya Kazuya memastikan. Eijun balas mengangguk
Sepengetahuan Kazuya, Eijun selalu diantar oleh supirnya ke sekolah kalau nggak lagi barengan naik sepeda sama temennya.
"Okelah, kalau gitu, kita nggak jadi main ke rumahnya Eijun. Nanti kita bahas lagi aja rencananya. Gw nggak mau ya kalo ini cuma jadi wacana..." ucap Yoichi memasang wajah malas.
Mungkin dia udah sering jadi korban wacana. Dan dia sendiri sangat berharap bisa menghabiskan waktu liburnya diluar rumah.
Oh ya, kenapa para senior ini bisa berteman sama Eijun dkk? Sebelum Eijun dkk masuk SMA situ, mereka pernah main basket bareng di lapangan perumahan.
Dan karena mereka merasa nyaman main satu tim, alhasil Yoichi dkk sering ngajakin main bareng lawan anak sekolah sebelah. Dari situlah mereka jadi deket.
"Yaudalah bang, kami pulang dulu. Udah mau sore juga soalnya. Nanti kita diskusiin di grup ya ya..." Shinji membereskan barangnya dan berdiri sambil bersalaman dengan seniornya.
"Yoi... hati hati kalian pulangnya ya"
"Oke bang... daaahh"
.
.
.
Next ?