"Yeeeeaaaayyy..."
Seru Eijun sambil berlari setelah turun dari mobil.
Ni anak bukannya bantu bongkar muatan malah lari duluan.
Setelah perjalanan kurang lebih 1 jam, mereka pun sampai. Suasananya sepi dan sangat tenang, nggak kayak di pantai lainnya yang biasa ramai.
Mereka pun jadi leluasa mau ngapain atau seheboh apa disini.
"Eijun! Jangan main air dulu! Bantuin nih!" Haruichi yang sedang menggotong barang pun nyempatin diri buat merhatiin Eijun.
"Iya Harucchi..."
Ia pun balek ke rombongan dan mutusin buat bantuin kakak perempuannya membawa barang barangnya.
Haruichi tersenyum saat melihatnya. Eijun emang suka banget acting jadi adek teladan dihadapan kakak itu.
"Sok manis banget sih, heran. Biasa lasaknya ga karuan kalo sama kita" eluh Kanemaru saat melihat Eijun yang lagi bawain tas.
"Jangan gitulah... yuk buru kita kumpulin, mumpung masih terang. Nanti kalo dah gelap repot mau nyusun barang"
.
"Masukinnya pelan pelan... jangan didorong paksa"
"Iya iya... ini udah hati hati juga biar gak sobek"
Set
"Bang Kazu! Ku bilang pelan! Jangan buru buru! Aaah! Itu nyangkut nanti!"
Suara histeris Eijun yang lagi merhatiin abang kacamatanya itu masukin rangka yang jadi penyangga tendanya.
Gimana ga histeris, habis masuk ke lubangnya, langsung didorong sampai keujung. Kalo ga teliti ada yang nyangkut, bisa patah dah itu.
Mereka yang mendengar ocehan ambigu Eijun pun pura pura sibuk. Nggak mau tau apa yang dikerjain sama dua insan itu disana.
Padahal ga mungkin mereka ngelakuin hal yang nggak nggak kan...
Yang mereka tau, itu si Kazuya dah kesenengan denger Eijun heboh sendiri.
"Kamu dari pada merhatiin doang, bantu dong pasang yang sebelahnya"
"Nggak. Aku mau bagian yang pukul pukul pasaknya aja. Karna abang lama, aku ke tempat yang lain dulu ya~"
Eijun berlari ke tempat Yoichi sambil nenteng palu.
"Eh, Ei! Kamu tega ninggalin abang sendiri disini?! Ei!"
Malang nasibmu bang, ga jadi berduaan membangun rumah- nggak, tenda dengan adek manis
"Yo bang Yoichi!" Eijun melambaikan tangan.
"Yo Eijun! Gimana, dah selesai disana?" Yoichi menggeser duduknya, memberi tempat untuk Eijun.
"Belum, lama banget dia masangnya. Aku kan disana ga niat bantuin. Cuma nunggu selesai aja"
"Hahahaa. Bantuin makanya kalo pingin cepet selesai"
Yoichi berdiri, "Nih dah selesai. Bantu pegangin dulu biar ga terbang"
Eijun pun nurut. Ia taruh palunya dan dengan hati hati menahannya sambil berdiri.
"Geser dikit Ei, disitu tanahnya lembek" Yoichi yang diseberangnya narik pelan pelan sambil ngarahin Eijun
"Oke bang, siap. Hati hati mundurnya"
Setelah mendapat posisi yang baik, mereka langsung memasang pasak.
Tuk tuk tuk tuk
Dengan semangat Eijun memukulnya. Yoichi yang ngelihat itu khawatir, takut dia saking semangatnya, tangannya malah kena.
"Jangan terlalu tinggi kamu ngangkat palu. Nanti meleset malah kena tangan"
Perhatian banget si Yoichi
"Heheheee... oke bang saya pelan pelan"
.
Disisi lain, dibagian bahan makanan
"Potong cabenya kecil kecil aja" suruh Ryosuke yang lagi nuangin kecap ke wadah.
Mau siapin bumbu buat bakar ayam habis maghrib nanti.
Kanemaru yang lagi nemein Tojo motong cabe pun menoleh,"Tapi bang, kalo kecil, nanti yang ga bisa pedes gimana..."
"Ga papa. Biar latihan makan pedes. Emang siapa ga bisa pedes?"
"Eijun belum bisa..." jawab Haruichi
"Tu anak langsung nangis pas ga sengaja kemakan cabe rawit di gorengan hahaha" Kanemaru tertawa saat teringat kejadian itu, "Padahal kecil aja cabenya"
"Lawak banget lagi wajahnya. Sampai ku abadikan moment itu"
"Boleh dong ya nanti kirim fotonya ke abang, dek" ucap Ryosuke saat melihat Haruichi ngeluarin hapenya untuk ngecek galeri.
Kanemaru, Tojo dan Haruichi terdiam. Mereka tau kalau abang mungil satu ini suka ngoleksi foto aib temen buat dijadiin hadiah pas ultah atau stiker WA. Atau mungkin... dipake buat blackmail material, biar pada nurut sama dia.
Serem.
.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam. Mereka juga udah pada selesai beres beres. Beberapa ada yang lagi bebersih, mengambil foto dan ada juga yang baring baring. Istirahat sejenak.