Bagian Satu

1 0 0
                                    

Hari ini, hari pertama aku menjadi bagian sebuah event di mall yang tidak terlalu besar namun selalu ramai.

Datang pagi pagi hanya untuk briefing singkat dan perkenalan super singkat pada teman teman baru ku di event ini.

Ada sekitar tujuh orang, dengan ku salah satunya. Terbagi dengan dua sampai tiga orang personil disetiap penempatan, kami bekerja selama sebulan full disini.

Event ini cukup menyenangkan seperti kebanyakan bazzar di mall ada puluhan toko yang membuka stand meramaikan lantai dasar dimana event berlangsung.

Sebulan full menawarkan, melayani dan memastikan konsumen puas terhadap barang dan pelayanan milik kami adalah hal yang lumrah bagi ku.

Tidak mudah, namun juga tidak susah. Terlebih ketika setiap personil yang tergabung dalam event ini saling terlibat bahu membahu saling membantu, memenuhi target pasar yang sudah ditetapkan.

Teman teman ku menyenangkan. Ada Ajil lelaki ini seperti kebanyakan lelaki lainnya. Pendiam namun menyenangkan, baru saja patah hati karna kekasihnya yang juga ikut event ini hanya berbeda stand jatuh Cinta pada teman kerjanya dan memilih mengakhiri hubungan mereka sepihak.

Meski di dera patah hati, ia tetap berisikap gentle dengan tidak menunjukan kesakitannya didepan sang mantan yang jelas jelas berhadapan dengannya. Maka dari itu aku suka sekali menjahilinya.

Seru saja, patah hati juga perlu ditertawakan bukan?

Lalu ada, Arka lelaki ini riang sekali lelaki humoris yang humble terhadap siapapun. Sangat mudah diajak bergaul tapi hati hati lelaki ini suka sekali ternak perempuan.

Jangan sampai tertipu perlakuan manisnya kalau tidak mau terluka.

Lalu ada pun, Anjani perempuan bertubuh gembil menggemaskan, dengan suara berisik nyaring khas perempuan membuatnya jadi peramai acara.

Tawanya, tingkahnya selalu saja membuat kami merasa terhibur bahagia ditengah kebosanan.

Ada pula, Ria. Dia adalah salah satu teman ku yang juga mengajak ku ikut bergabung pada event ini. Dia cenderung pendiam dan tidak banyak bertingkah namun masih asik saat diajak bicara.

Aku harus banyak berterimakasih padanya, sebab berkat dia segala kisah ini bermula.

Ada juga seorang teman Ria selain aku. Namanya Hani parasnya cantik bertubuh mungil dengan kaca mata menambah kesan manis padanya, ia juga persuasif, asik dan mudah sekali diajak bercanda.

"Raa, gue ngambil dua potong baju ini ya. Nanti pas mau closingan, ke belakang aja ambil gantinya."

Ah, yang ini Askar aimar, lelaki dengan tawa paling manis yang pernah aku dengar, lelaki yang bahkan hanya dengan melihat pundaknya saja mampu membuat ku terpesona.

Terakhir aku, Kyra lara maheswari yang sudah Sejak pertama kali melihat tawa nya memutuskan jatuh sejatuh jatuhnya pada lelaki itu.

***
"Pemasukan team kalian hari ini berapa memang? Dapet sepuluh pcs?" tanya ku pada Ria sebagai salah satu anak yang bertugas memegang stand bagian tengah.

"Engga sampe, lima juga engga." Anjani menjawab karna stand tengah memang di isi oleh Anjani, Ria dan ijal.

Sedangkan stand belakang di isi oleh Askar dan Hani. Sudah jelas stand depan menjadi teritorial ku bersama Arka.

Arka adalah partner kerja yang cukup membantu, meski terlihat santai dan leha leha dia cukup bisa diandalkan.

Sifat Arka yang mudah membaur sangat membantu adaptasi ku dengan nya, bahkan kami bisa bercerita sambil bekerja sepanjang hari.

Seolah memang sudah mengenal begitu lama, Aku curiga dikehidupan sebelumnya. Aku dan Arka pasti bersahabat dekat.

***
Salam sayang,

Arra 🌻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TriangulumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang