+ Kita Sayang Ir-Igha

65 12 34
                                    

Aku bisa melihatmu, meski kau jauh dariku.
Aku bisa merasakanmu, meski kau tak mengatakan apapun.

***TXT NAP OF A STAR***

Hujan deras siang ini mungkin tak akan bisa menghalangi lelaki dengan surai hitam itu melangkah meninggalkan area Indomaret untuk sekedar mengisi perutnya yang keroncongan. Sift siang ini hanya ada 3 orang, dan yang satu sedang mengecek persediaan di gudang, sedangkan yang satunya menjaga kasir. Nathan yang sudah tak kuasa menahan lapar itu izin kepada Stella, temannya yang menjaga kasir untuk makan siang di warung masakan padang seberang jalan.


Di ambilnya payung yang berada di ember kemudian mengayunkan langkah keluar dari swalayan itu. Jalanan agak ramai. Air yang menggenang, nyiprat hampir mengenai celananya membuat dia ngendengus agak sebal. Namun karena perutnya yang tak bisa dikondisikan, akhirnya dengan kesabaran yang tipis, sampailah dia di warung tersebut. Dia memesan nasi ayam dan rencananya akan ia bungkus.


Tapi karena hujan bener-bener deras, akhirnya dia memesan satu di bungkus, dan satu lagi makan di sana. Dia menatap butiran-butiran air yang menetes membuatnya teringat akan suatu. Perlahan, raut wajah Nathan berubah sendu. Dia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan dan mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Otaknya berkelana memasuki ruang dimensi masa lalu yang dia sendiri sangat benci itu.


"Nat?"

Lamunan Nathan buyar saat seorang menepuk bahunya. Antara kaget dan bingung, Nathan hanya menatap pria yang tersenyum ramah sambil mengulurkan tangannya.

"Apa kabar?" pertanyaan pria itu hanya dijawab anggukan dengan ekspresi bodoh oleh Nathan.

"Lo lupa sama gue?" tanyanya agak kecewa.

Nathan tertawa canggung sambil menggosok tengkuknya. "Maaf mas, ingatan gue buruk, haha."

"Aelah, gue Mikha. Lupa?"

Nathan mencoba mengingat dengan keras kemudian mengangguk.

"Gue Davlenivic Mikhail. Anjrit lu Nath! Temen SMA di lupain!" kesalnya sambil menjitak kepala Nathan.

Tapi meski di jitak sekeras apapun, Nathan tak mengingat Mikha. Ingatanya buruk. Antara buruk atau memang tidak kenal dengan Mikha, sih sebenarnya.


"Ngapain di sini?" tanya Mikha.

"Berak," jawab Nathan seenaknya membuat pelanggan lain menoleh.

Nathan yang menjadi canggung itu meminum es teh tawarnya dan berdehem. Dia lupa kalau lagi makan di warung rumah makan padang yang lumayan ramai.

"Y-ya menurut lo aja gue ngapain disini?" ketus Nathan.

Mikha tertawa kemudian menarik satu kursi dan duduk di depan Nathan yang tengah menikmati santapannya.

"Udah ada cewek belum?"

Pertanyaan itu membuat Nathan hampir tersedak dan memandang Mikha dengan tatapan tidak suka. Pertanyaan yang menurut Nathan tidak sopan. Mikha ini sok akrab.

Catatan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang