Hujan kembali turun. Adnan hanya duduk di emperan rumah sambil menatap air hujan. Akhir-akhir ini, hujan selalu saja turun membuat cucian-cuciannya terpaksa di keringkan pakai pengering. Zavallo dan Kyoru yang selalu uring uringan akibat rebutan jas hujan, Nathan yang marah-marah karena mereka berdua, dan dirinya dan Igha yang menjadi saksi drama setiap pagi.
Ya, setiap pagi.
Terkadang Adnan juga geram dengan kedua adiknya si Tom And Jerry itu. Jika saja dua adiknya bisa di tukar dengan bayam...
Ah tidak,
Adnan mengusap wajahnya kemudian bersandar di tiang rumahnya.
"Mie rebus enak nih," ujar Igha sambil merangkul Adnan.
"Yeu... Bilang aja suruh bikinin,"
Igha nyengir dan Adnan bangkit sambil menggendong Igha di punggungnya.
"Udah gede masih gendongan. Lo berat ih,"
"Biarin..." Igha mengeratkan rangkulan tangannya di leher Adnan sambil tertawa. Sedangkan manusia itu susah payah melepaskan Igha yang berat itu.
"Vallo sama Kyoru mana?"
"Bobok di atas,"
"Tumben nggak gelud?"
"Lagi akur, soalnya dimarahin Bang Nathan gegara matahin rokoknya tadi,"
Adnan menggelengkan kepalanya kemudian menghidupkan kompor.
"Nathan masih ngerokok?" tanya Adnan.
"Sesekali ngerokok dia,"
"Bilangin, Gha. Jangan ngerokok. Kasian paru-parunya,"
"Udah dibilangin kok bang. Tapi Bang Nathannya aja yang ngeyel,"
Adnan menghela napas kemudian mendudukkan Igha di kursi.
"Mau denger cerita nggak?"
"Apa?"
"Jadi dulu, ayah itu perokok akut. Dia punya asma dan kambuh saat nyetir mobil," ujar Adnan.
Igha terdiam menyimak.
"Terus waktu itu hujan deres banget. Waktu itu, bunda mau lahiran, terus ayah dari Bandung pakai mobilnya ngebut banget. Di jalan, ayah kecelakaan karena asmanya yang mendadak kambuh. Dari situlah gue nggak suka lihat orang merokok,"
Igha mengangguk.
"Jadi... Ayah dulu belum lihat Igha?"
Adnan hanya tersenyum dan bangkit memasukkan mie kedalam air mendidih.
"Bang,"
"Hm?"
"Muka ayah kaya gimana?"
Adnan menoleh, "Lihat aja Nathan. Ayah persis dia. Nggak ada bedanya,"
Igha mengangguk kemudian berfikir.
"Kalau bunda?"
"Bunda? Banyak orang bilang bunda itu mirip Zavallo. Kalau menurut gue sih mirip Igha."
"Beneran?" tanya Igha dengan raut binar.
"He.em. Kamu lembut kaya bunda. Kuat kaya ayah. Pasti ayah dan bunda bangga banget lihat kamu tumbuh menjadi anak yang kuat gini,"
Igha tersenyum mengengar ucapan Adnan yang menyejukkan hati.
"Woy, jalan-jalan ke bekasi, Bikin mi kok nggak bilang-bilang!" teriakan Vallo di tangga membuat mereka berdua menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Rindu
Fanfic"Zavallo, tidak baik meratapi orang yang sudah tidak ada secara terus menerus. Ketika jiwa meninggalkan badan, tidak ada lagi hubungan persaudaraan, kekerabatan, atau persahabatan. Hubungan itu cuma bersifat duniawi dan sebuah peristiwa kecil dalam...