Apakah kau pernah memikirkan orang seperti apa yang ditakdirkan untuk mu?
Pernahkah kau merasa bahwa orang yang sedang menggenggammu saat inj adalah takdir itu?
Pernahkah kau merasa bosan dengan apa yang ada disekitar mu dan ingin mencari sesuatu yang baru tanpa melepaskan apa yang sudah kau punya?
Jujur saja, aku merasakan semua nya.
Dan disini aku berdiri, didepan orang yang sangat ku cintai. Mengucapkan “Selamat Berbahagia” dengan hati yang sangat perih, airmata ku sudah hilang bersama dengan kenangan kami yang juga hilang.Dia sangat cantik dengan gaun putih itu. Senyumnya yang tak pernah berubah sejak dulu membuat ku berpikir, ‘ah, semuanya tetap sama, hanya aku yang berubah’
Aku berubah dari orang yang optimis dapat memilikinya menjadi seorang yang pesimis saat tau ada orang lain yang dapat melindunginya dan mencintainya lebih dariku.
Jikalau waktu dapat diputar, apakah Tuhan akan memberikan kesempatan untuk ku? Kurasa tidak.Sebelum aku benar benar pergi dari kehidupannya, aku melihatnya sekali lagi, tapi kali ini dia tak menatapku balik dan sibuk bercanda dengan pasangannya. Sangat berbeda seperti sebelumnya bagaimana dia menatapku dan berlari untuk sekedar memeluk ku.
Semuanya berakhir. Benar benar berakhir. [Stephen POV off]Sesampainya dirumah Stephen menghempaskan badannya di Kasur sambil menatap kearah jendela besar yang tak jauh darinya
Suara deringan telpon membuat dia tersadar dari lamunannya,
‘bro, lo dimana?’
“kenapa?”
‘lo ga datang ke pesta kak sherina?’
“datang”
‘jangan bilang lo lagi di rumah?’
“hm”
‘lo ga dengar kabar?’
“apa?”
‘kak sherina pingsan bege, sekarang pesta nya kacau, semua pada panik’
“dimana?”
‘apa ny-‘
“RUMAH SAKITNYA DIMANA!?”
‘rumah sakit harapan kasih’
Setelah mendengar hal itu, Stephen memutus telpon sepihak dan secepat kilat menuju rumah sakit.
Setelah menanyakan ruangan di resepsionis, Stephen berlari melewati kerumunan orang di lorong hingga dia menemukan seseorang yang sama paniknya dengan dia.Bukk
Di pukulnya dengan keras pria itu hingga terhuyung, dan dengan membabi buta dia menghajarnya. Orang orang berusaha melerai mereka hingga dokter yang memeriksa sherina keluar dari ruangan.
“wali sherina?” tanyanya
Mark dengan cepat mengangkat tangan dan mendesak dokter untuk memberitahu apa yang terjadi pada istrinya
“maaf kalau saya mengatakan kabar buruk dihari pernikahan kalian, saudari sherina mengalami cedera otak traumatis dan sekarang beliau koma” putus dokter
Bagai tersambar petir disiang hari, Stephen tersungkur dan menatap kosong tubuh sherina yang dipenuhi selang dan alat medis. Sedangkan mark berlari menuju istrinya yang sangat dicintainya itu.
Mark terisak dan berbisik dengan suara parau
“harusnya aku menahanmu dulu saat kau bersikeras mengejarnya ke bandara. Maaf. Tolong bangun sayang, aku gamau kehilangan kamu” pintanya
Stephen yang sudah ada di belakang mark, tanpa mengalihkan pandangannya dari sherina bertanya, “lo apain sherina sampe bisa gini?”
Mark tak bergeming dan memilih untuk mengelus tangan sherina dan memanggil namanya berkali kali. Stephen yang marah pun menarik mark kebelakang dan memukulnya, tetapi mark lebih dulu menangkis dan balik memukul melampiaskan emosinya.Melihat Stephen yang terkapar dilantai, dia pun duduk dikursi sambil mengatur pernafasannya.
“ini semua salah lo! 7 tahun yang lalu, hari paling gue benci. Di hari pertama gue jumpa dia, bukannya tersenyum dia malah menangis karna seorang pecundang. Dia pergi ngejar lo yang dengan egoisnya ga kasih alasan apapun. Dijalan terjadi kecelakaan dan dia sempat koma sebulan. Lucu ga sih? Gue harus liat orang yang gue sayang hampir mati karna cowo lain? Gue marah? Jelas. Tapi gue lebih merasa takut saat itu. Iya gue takut lo kembali dan merebut dia. Tapi makasih atas keterlambatan lo. Semua hal yang gue lakuin untuk merebut hatinya kini terbayar. Dan asal lo tau, dia koma karna kehadiran lo yang secara tiba tiba dipesta kami. Lo bilang lo sayang sama sherina kan? Jadi pergi sejauh mungkin dari sherina, karna gue yang bakalan bahagiain dia” tegas mark
Tanpa memberi kesempatan bagi Stephen untuk berbicara, mark sudah lebih dulu mengusirnya.Kini Stephen berjalan tanpa arah, keluar dari rumah sakit dengan pandangan kosong. dia berjalan hingga tak sadar dia sudah berada dipantai yang letaknya sangat jauh dari rumah sakit. Dia terus berjalan kearah pantai hingga air sudah setinggi dagunya, diabaikan nya orang orang yang berteriak dari daratan. Dia terus berjalan hingga seluruh tubuh dan air matanya ditelan oleh pantai saat itu juga bersama dengan segala penyesalannya.
To be continue
Terimakasih telah membaca
Jangan lupa vote, komen dan share
KAMU SEDANG MEMBACA
The Happy Ending for Us
Romance"Suatu saat orang akan pergi dari mu, dan sebelum saat itu tiba bukankah kau berhak untuk memeluknya erat sebelum dia benar benar hilang dan berpaling? Dan jika orang lain datang menggantikannya, bukan kah aku berhak untuk menerimanya?" Sherina "Ka...