Merasa Tertarik

13 6 0
                                    

Beberapa hari kemudian.

Zeline menatap kagum pada gedung yang menjulang tinggi dihadapannya bertuliskan Dastan Group.

Dengan penampilan layaknya wanita kantoran, Zelin terlihat lebih cantik dengan kesan rapi yang ditampilkannya.

Tatapan kagum dari setiap orang yang menatapnya sudah menjadi hal biasa bagi seorang Zeline. Setiap orang yang menyapanya akan Zeline balas dengan senyuman.

"Ze .... " suara teriakan seseorang yang sangat Zeline kenal suaranya terdengar sangat kencang, membuat fokus semua orang yang berada disana menatap kearah mereka.

"Kenapa harus teriak, Di? Lihat semua orang menatap kita!" ucap Zeline memukul lengan Diya sahabatnya, saat Diya sudah berada didepannya.

"Keceplosan Ze," jawab Diya terkekeh.

"Semoga berhasil ya,Aku percaya kamu pasti bisa!" ucap Diya.

"Aamiin, semoga saja," jawab Zeline.

"Bagaimana penampilanku? Sudah ok belum?" tanya Zeline.

Diya yang mendengar pertanyaan Zeline tersenyum lebar lalu berkata,

"Zeze sahabatku, kamu itu wanita paling cantik yang aku kenal. Bagaimanapun penampilanmu selalu saja terlihat cantik!"

"Ih, mulai deh berlebihan," jawab Zeline mencibir.

"Ya sudah, ayo naik. Aku antar sampe atas, nanti keburu telat!" ucap Diya menggandeng tangan Zeline.

Tanpa keduanya sadari, teriakan Diya sebelumnya juga telah mengalihkan fokus seseorang yang kebetulan melintas disana. Seseorang yang bisa dikatakan orang terpenting dari bagian Dastan Group.

Zayn masih berdiri mematung ditempatnya saat melihat seorang wanita yang dinilainya sangat cantik, bahkan lebih cantik dari Mantan kekasihnya. Senyum devil terbit diwajahnya masih dengan menatap Zeline yang perlahan menjauh.

"Apa dia karyawan disini?" tanya Zayn pada Arya yang ada dibelakangnya.

"Sepertinya bukan, aku baru pertama kali melihatnya!" jawab Arya menatap intens pada Zeline.

"Dia berada disini pasti ada hubungannya dengan Perusahaan. Cari tahu siapa dia dan apa keperluannya disini?" perintah Zayn, sembari melangkah pergi dari sana.

Beberapa menit kemudian, Arya masuk kedalam ruangan Zayn tanpa mengetuk pintu membuat Zayn tentu saja kesal melihatnya.

"Sekarang masih jam kantor, tolong bersikaplah profesional." tegur Zayn menatap tajam pada Arya.

"Aku terburu-buru, kamu juga pasti senang dengan kabar yang aku bawa! Ini semua informasi tentang wanita yang tadi kamu minta!" jawab Arya berhasil membuat Zayn menghentikan pekerjaannya.

"Katakan!" perintah Zayn tegas.

"Dia bernama Zeline Ayundindya, usia dua puluh dua tahun. Anak pertama dari tiga bersaudara. Mempunyai dua orang adik kembar perempuan. Tinggal berempat bersama Ibunya karena Ayahnya sudah meninggal satu tahun yang lalu akibat kecelakaan, dia ... " ucap Arya menerangkan semua yang ia tahu lebih mendetail lagi pada Zayn, yang terlihat mendengarkan dengan sangat baik.

Marriage AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang