l'amore fa male

11.5K 322 14
                                    

Percayalah aku sangat bahagia melihatmu disana, bersama wanita pilihan hatimu.

Selamat berbahagia,
salam,
Lara.

Lara memandangi dua botol minum yang berada disebelah tepat ia duduk, lebih tepatnya botol minum berwarna hitam lah yang ia pandangi sedari tadi. Pemiliknya lagi sibuk berolahraga mencari keringat, sedangkan dirinya hanya menjadi penjaga botol minum.

Lara, bersahabat dengan dua orang yang memiliki ikatan persaudaraan, Iva dan Ibram. Mereka saling mengenal sejak menengah pertama dan mereka bertemu di taman komplek dekat rumah Lara, saat itu Iva dan Ibram adalah pendatang baru, yang rumahnya berbeda 5 blok dari rumah Lara namun tetap searah.

Jika mengingat masa masa dulu, ingin rasanya Lara kembali ke masa itu, dimana hanya bermain yang ada didalam pikiran nya. Sekarang Lara sudah berusia 25 tahun berarti 12 tahun sudah persahabatan mereka, sangat tidak menyangka akan selama ini. Iva dan Lara seumuran, dan ibram lebih tua 3 tahun dari usia Lara.

Kembali Lara menyadarkan lamunannya tentang masa lalu, dari jarak beberapa meter terdengar seruan yang memanggil namanya.

"LARA!!!! AYO PULANG!!! JANGAN LUPA BOTOL MINUM KU YA!!!” Seru Iva.

"Oke!"

Lara beranjak sambil membawa kedua botol minum yang berbeda warna itu. Saat sampai pada sang pemilik, Lara memberikannya.

"Nih... banyak banget keringat kalian.. kalian mandi?" gurau Lara.

"Kak Ibram tuh kenceng banget larinya, jadi aku ikutan deh. Coba kamu liat aku sampai ngos ngosan..." jawab Iva dan si tersangka hanya fokus dengan minumannya.

"sudahlah ayo kita pulang, Sifa udah nunggu dirumah." sela Ibram.

"cieee ditungguin tunangan.. hahahaa" ledek Iva.

Lara hanya diam tak berekspresi apapun, hatinya sakit. Ia benci ada di situasi ini, tidak ada yang tahu bahwa Lara menaruh hati pada Ibram. Tapi semua percuma, 2 minggu yang lalu Ibram melaksanakan pertunangan dengan kekasihnya sejak ia kuliah, perempuan yang menemani disaat-saat Ibram butuh pundak untuk bersandar dan berkeluh kesah.

Lara tidak bisa berkutik apa apa hanya menyimpan baik baik satu nama yang sudah pasti takkan pernah ia miliki. Hanya bisa ikut tersenyum bahagia walau hatinya berdarah darah menahan rasa sakit dan perihnya.

"hmm... kayaknya aku langsung balik kerumah aja ya, ngga jadi ikut sarapan kalian..." ujar Lara yang sebenarnya hanya alibi saja.

"ehh jangan dong, Lar. Itu Kak Sifa udah masak sarapan buat kita pasti, enak loh masakannya, kamu belum rasain kan... udahlah ayoo!!" Iva menarik tangan Lara agar ikut dengannya.

Andai Iva tau betapa bertambah sakit nya hati Lara, melihat orang yang ia cintai bersama yang lain bukan dengan dirinya.

'Andai kamu tau, Iva.' batin Lara.

***

Sesampainya dirumah Ibram dan Iva. Kami langsung disambut hangat oleh Sifa, dan yang lebih menyakitkan nya, Ibram mengecup mesra pipi Sifa dan itu tepat dihadapan Lara dan Iva.

"aduhh tolongg yaa! kalian belum halal udah nyosor nyosor aja.." ucap Iva.

"Iri aja." jawab Ibram.

Shortstory - 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang