3. Kantin

356 266 513
                                    

"Terkadang, kita harus mengikuti suatu arahan yang tidak kita ketahui pasti apa sebenarnya alasan diberikannya arahan tersebut. Sebut saja rahasia semesta. Biarkan alam yang bekerja. Cukup Tuhan yang mengetahui ceritanya. Kita hanya mengikuti alurnya."

.....

"Kantin gak nih?" Tanya Kenan mengalihkan topik pembicaraan.

"Kuy lah kantin. Bayi gue udah minta makan nih." Kata Rio sambil mengelus perut nya.

"Njing. Hamil anak dugong kan lo." Sinis Haikal.

"Bangsat. Sialan lo. Bye!" Kesal Rio. Kemudian dia berjalan keluar kelas sambil menyumpah serapahi Haikal.

"Yeu ngambek si dugong. Gas lah ikutin. Kasian kalau tercecer dijalan." Kata Alvin.

"Hahaha tercecer. Lo kira koin recehan." Tawa Haikal menggelegar.

'Dugh'

Tawa Haikal seketika berhenti karena terkena lemparan pena dari belakang nya. Dia menatap tajam sang pelaku, yakni Sherly.

"Berisik monyet!" Teriak Sherly.

"Kantin guys. Maura kelamaan. Ntar suruh dia nyusul aja." Lanjutnya sambil berlalu keluar kelas diikuti oleh Olin, Kia dan Salma.

"Serem amat nenek lampir." Ucap Haikal sambil mengusap kepala nya yang terkena lemparan pena maut Sherly.

"Ck. Kantin." Perintah sang Ketua.

.....

Suasana menjadi ramai karena teriakan disana sini saat kelima inti Arboss tersebut melewati koridor.

"Parahhh! Fix mereka jodoh gue!"

"Anjir, ganteng nya ga ngotak banget."

"Makkk! Mau yang kayak mereka satu dong."

"Duh, jodoh orang cakep bener dah."

"Anak baru damage nya bukan maen!"

"Malaikat kok bisa nyasar di sini ya?"

Bara dan Kenan hanya memasang wajah datar, menganggap itu semua angin lalu. Berbeda dengan Rio dan Haikal yang asik tebar pesona mencari mangsa baru. Sedangkan Alvin sibuk mengunyah permen karetnya.

Saat akan berbelok kearah kanan, tiba-tiba saja sesorang menabrak Bara dari arah berlawanan.

"Aduh! Pantat bohay gue..." Ringis seseorang tersebut.

"Makanya jangan lari-lari." Ucap Kenan datar.

"Bantuin kek. Sakit nih!" Kesal Maura. Ya, Maura yang menabrak Bara karena dia terburu-buru menuju kelas nya. Dia baru ingat kalau dia terlalu lama di toilet dan membiarkan temannya menunggunya untuk ke kantin.

"Ck. Sini." Tiba-tiba Bara mengulurkan sebelah tangan nya.

Kenan, Alvin, Rio dan Haikal melongo melihat kejadian tersebut. Jarang sekali Bara mau membantu perempuan disekitarnya. Ada apa ini?

"Anjir, Tumben lu baik bos?" Gurau Rio.

"Kesambet lu Bar?" Tanya Kenan.

"Ck. Sini cepetan." Kesal Bara karena Maura tak juga menerima uluran tangannya.

"Makasih." Ucap Maura setelah berdiri dibantu oleh Bara.

"Hm." Singkat Bara.

"Btw, kenapa lari-larian sih cantik?" Tanya Rio.

Welcome, Bara [ On going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang