"Sam, kamu bisa anter aku ke Gramedia? Ada yang perlu aku beli."Samudera melihat pergelangan tangannya, "Aku gak bisa, Lan. Hari ini ada jadwal bimbingan Olimpiade sama Pak Imam."
***
"Mau kemana, Bul?"
"LANGITT! Kebetulan banget, ayo anter gue ke Gramedia."
"Laki Lo kemana? Perasaan ngerepotin gue Mulu, Lo?"
Bulan tertawa,"Dia ada bimbingan Olimpiade, ayo langit buruan ih!!!"
"Ck, giliran sama gue Lo maksa banget!" Decak langit namun tak urung mengiyakan ajakan Bulan.
***
"Kamu habis dari mana sama langit?"
"Gramedia, tadi aku minta anterin dia."
"Bisa sendiri, kan? Kenapa harus sama Langit, sih?"
"Aku udah minta tolong kamu, tapi kamu gak bisa. Kamu kan tau aku gak bisa nyetir."
"Grab, kan bisa."
"Tap--,"
"Udahlah, aku cape."
Lelaki itu memutuskan panggilan secara sepihak.
***
"Aku hanya takut jatuh. Iya, jatuh pada hati yang selalu menanti padahal aku lebih ingin ia yang hatinya untukku tapi tak ada di sampingku."
-Ileana Bulan Hanasta-
"Gue cuman duduk diam. Biar semesta yang bekerja. Karena gue yakin, jodoh gak bakal salah alamat."
-Langit Mahanta-
"Gue gak menyia-nyiakan siapapun. Gue cuman terlalu sibuk, and ya akhirnya gue sadar, kalo yang dicinta kalah sama yang selalu ada. Jadi, saatnya gue pertahanin apa yang ada digenggaman gue."
-Samudera Bagas Ragnala-
***
Selamat Pagi dan salam kembali bersua.
Akhirnya kita ketemu lagi setelah lama aku gak update cerita manapun, dan sekalinya balik aku bawa cerita baru, wkwkk. Oke selamat membaca ya, buat pembaca lama yang udah baca cerita aku sebelumnya dan selamat membaca juga buat pembaca baru yang ketemu aku di NABASTALA ini.
Semoga kalian suka dan menikmati, juga semoga readers dan vote komennya gak kalah banyak dari yang baca.
Enjoy guys!!
-Milaaprill-
KAMU SEDANG MEMBACA
NABASTALA
De TodoDisaat Bulan memayungi Samudera, disitulah Langit berdiri memayungi Bulan. Disaat Samudera mengacuhkan Bulan, disitu Langit merangkulnya. Disaat Samudera sibuk, Langit selalu ada untuk Bulannya. Antara Bulan, Samudera dan Langit. Bukan sebuah cinta...