"Kak Jo serem iih," lirih Ten.
"Serem apanya sih Ten? Orang baik juga dikata serem," sanggah Winwin.
"Serem tau Win. Masa tadi gue lewat dia ngeliatin gue kek punya dendam kesumat." Ten menceritakan apa yang ia alami tadi saat melewati Johnny dilapangan futsal.
"Lo aja kali yang berlebihan." Winwin berjalan meninggalkan Ten, mencari buku referensi untuk tugasnya.
"Lo kok gak pernah percaya ama gue sih?" Ten kesal karena setiap ia curhat tentang Johnny yang nyeremin, Winwin selalu membela Johnny.
"Ya kalo gue percaya lo gue syirik dong!"
"Au ah Win! Lu mah ngeselin." Ten pergi meminggalkan Winwin dengan kaki yang sedikit dihentak hentakan karena ia ingat bahwa ia masih di perpustakaan.
Winwin hanya tersenyum kecil. Terkadang ia gemas dengan tingkah Ten yang masih seperti anak kecil bila sedang ngambek.
Gk sadar kalo dia jg gemesin:^
Ten pergi meninggalkan perpustakaan besar dengan hati yang masih kesal. Saking kesalnya, ia sampai tak sadar bahwa ada orang didepannya.
Dug
"Aduh!" Ten mengelus dahinya yang terbentur punggung seseorang
"Maaf gue ga-" Ten menghentikan ucapannya saat melihat orang yang ia tabrak berbalik badan.
"Hai! Ten Lee ya?" Ten mematung.
"Ten?" Orang didepan Ten melambaikan tangan didepan wajah Ten untuk menyadarkannya.
"Eh iya. Maaf kak aku gak liat ada kakak tadi." Ten salah tingkah.
"Iya gapapa. Aku juga sengaja berdiri disitu biar kamu tabrak kok." Orang itu tersenyum kepada Ten.
Sedangkan Ten? Rasanya kakinya berubah menjadi jeli karena senyuman itu.
Siapa sih yang gak meleleh liat senyuman maut kak Yuta!
"Ada apa ya kak?" Ten berusaha menyembunyikan kegugupannya, ia tak mau terlihat bodoh didepan kakak tingkat tampan ini.
"Kamu anak satra kan?"
"Iya kak."
"Bisa bantuin aku gak?"
×××
"Kamu mau pesen apa?"
"Americano aja kak."
"Oke, kamu tunggu sini ya." Yuta pergi untuk memesankan minuman.
Ten menghela nafas. Ia bingung mau menolak apa menerima permintaan Yuta. Ia takut bertemu dengan Johnny.
"Americano yang pait untuk cowok yang manis." Yuta menyerahkan pesanan Ten dengan gombalan jijaynya, membuat Ten tersipu.
"Makasih kak." Ten mulai meminum americanonya.
"Jadi gimana Ten? Mau bantuin gak?"
"Mau aja sih kak, tapi ini tugas individu kan? Bukan tugas kelompok kan?" Ten memastikan.
"Bukan kok." Ten menghelas nafas lega.
"Emang kenapa kalo kelompok?" Yuta heran melihat kelegaan yang tercetak jelas diwajah Ten.
"Ee.. eh gapapa kak, cuman nanya aja." Ten salting.
"Oke kalo gitu. Jadi kapan kita mulai ngerjainnya?"
"Terserah kakak aja sih, aku lagi gak ada deadline tugas kok," jawab Ten.
"Besok bisa?"
"Bisa kak."
"Oke, besok aku jemput ya."
×××
"Lo abis dari mana?"
"Dari cafe deket kampus."
"Sama?"
"Sama kak Yuta."
"Ngapain?" Winwin menghentikan acara makannya saat mendengar nama Yuta.
Ten melirik sekikas kepada Winwin. Sudah mengira Winwin akan berekspresi seperti itu kepadanya.
"Kenapa emang? Lo cemburu?" Ten menggoda Winwin.
"Enggak lah! Apaan sih? Orang cuman nanya! Emang gak boleh gue nanya ke sahabat sendiri?" Ten terkekeh melihat tingkah salting Winwin.
"Kalo masih ada rasa bilang aja sih, gak usah gengsi."
"Siapa yang gengsi!"
"Gue yang gengsi! Lo mah gak pernah gengsi. Udah ah gue udah selesai nih makannya. Pulang yuk?" Winwin mengangguk walau masih dengan wajah kesalnya.
Mereka pulang ke apartement yang mereka berdua sewa. Setelah sampai, mereka segera membersihkan diri dan masuk kekamar masing masing.
"Ten?" Winwin membuka sedikit pintu kamar Ten dan menyembulkan kepalanya.
"Ada apa Win?" Ten mengalihkan atensinya dari ponsel dan menoleh pada Winwin.
Winwin masuk dan duduk disisi ranjang Ten.
"Lo ngapain tadi ketemu ama Yuta?"
Ten melongo sebentar, lalu ia teratwa dengan keras.
"Ih lo ngapain ketawa sih?" Winwin kesal.
"Ya abis gue kira apaan lo nyamperin gue, wajah lo serius banget lagi. Ternyata cuman mau nanyain Mas Mantan." Ten kembali tertawa, membuat Winwin makin kesal.
"Jawab aja kali! Gak usah ngetawain gue kek gitu!"
Ten berhenti tertawa setelah melihat Winwin yang udah ngambek tingkat dewa.
"Gue cuman disuruh bantuin dia ngerjain tugas aja kok Win, gak lebih. Jadi gak usah cemburu gitu."
"Siapa yang cemburu coba? Orang gue cuman nanya doang!" Ten kembali tertawa melihat wajah Winwin yang sudah memerah.
"Iya iya Win, gak usah ngegas juga dong." Winwin masih menekuk wajahnya.
"Besok lo mau ikut gue gak?" Ten ambil ancang ancang buat kabur dari Winwin.
"Kemana?" Wajah Winwin berbinar. Ia paling suka bila diajak hang out, sampai lupa kalo dia lagi kesel.
"Kerumah kak Yuta." Ten yang udah ancang ancang buat kabur auto lari pas liat Winwin makin kesel.
"TEEENN!"
×××
Jangan lupa vote komennya teman!😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Jo
Romance"Jangan gitu dong liatinnya, Ten kan jadi takut."-Ten "Walau aku nakutin, kamu tetep sayang kan?"-Jo Maaf kalo bahasanya rada kurang enak dibaca, masih bingung gmn cara menulis dgn baik dan benar🙂 Typonya juga banyak bgt bertebaran dimana², harap m...