Hehe enjoy reading ya, kawan :D
☆
"Jungkook, aku mencintaimu."Teriakan itu menggema jauh di dalam benaknya sendiri. Sementara tubuhnya atau bahkan jiwanya seolah sedang terbawa di antara lorong-lorong yang panjang, diantaranya lagi, Jungkook mendengar begitu banyak nada-nada yang dikeluarkan putus asa.
Dan Jungkook dari dasar kesadarannya bergumam, "Aku tahu. Aku juga mencintaimu dengan sangat."
☆
Dua bulan, atau bahkan lebih. Taehyung merintih dipelukan bayangannya. Setiap saat melihat Jungkook yang tidak kunjung sadar, Jungkook yang selalu memejamkan matanya, Jungkook yang terlihat mulai kurus, Jungkook yang bibirnya mulai pucat, Jungkook yang masih mencintainya, atau mungkin tidak.Taehyung benci ketika ia tidak bisa melakukan apapun untuk membuat Jungkooknya kembali. Membenci lebih besar dari apapun untuk alasan mengapa Jungkook tergeletak seperti ini adalah sebab dirinya. Sebab seorang Kim Taehyung yang bodoh dan tidak pernah ingin kalah dengan egonya sendiri.
Namun ketika, selang-selang di seluruh tubuhnya mulai dilepaskan, napas yang terembus kini mulai stabil, Taehyung melihat satu jemari kecil yang bergerak. Demi Tuhan, Taehyung kaget bukan main. Ia ingin meluapkan rasa bahagianya saat ini juga dengan segera merebut Jungkook dan membawanya ke dalam pelukan. Sungguh, Taehyung sangat ingin.
"Kook, kau sadar, Sayang?"
☆
"Aku sudah mengatakan pada Mama dan Papa."
Jungkook mencekal pegangan pada kursi rodanya dengan kuat. Berusaha agar Taehyung berhenti mendorongnya atau bahkan berhenti peduli.
"Takdir hanya sedang menguji seberapa kuat kita, Jungkook. Harusnya kau tahu itu. Penolakan dari kedua orangtuaku tempo hari, Kook. Aku yakin mereka tidak benar-benar melakukannya." Taehyung bersimpuh menekuk lututnya, bersuara lebih parau, terdengar keputus-asaan merenggutnya.
"Kenapa tiba-tiba berbicara seperti ini? Bukannya terakhir kali, mereka dengan senang hati menjodohkanmu dengan wanita itu. Kupikir aku tidak memiliki hak apapun lagi untuk sekadar berharap, Taehyung."
Suara-suara yang digunakan Jungkook masihlah sama. Seperti saat di malam mereka berhenti untuk menjejali masing-masing dengan pembelaan. Bertikai, menentang satu sama lain.
"Ada, Kook. Kubilang, ada. Jangan pernah katakan lagi bahwa kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku sudah berbicara itu berpuluh kali."
"Ingatkan aku untuk bisa lebih mempercayai apa yang kau katakan, Taehyung."
"Kook, maafkan aku. Maaf karena tidak pernah mengatakan apapun soal Vivian. Aku hanya, kau tahu, aku melindungimu."
Kali ini tangannya ia genggam. Sentuhan kecil di ujung jemarinya, Jungkook merasa benar-benar dihargai.
"Tae, terakhir. Apa kau benar mencintaiku?"
Taehyung menatapnya, kemudian berkata, "Apa aku perlu mengatakannya juga pada seluruh dunia?"
"Tidak, jangan! Itu— memalukan."
Mendengar itu, Jungkook tertawa dan Taehyung melihatnya.
"Jungkook, aku rasa, apa aku pantas memintanya saat ini, tapi, ekhem, kita bisa bicarakan lagi dengan orangtuaku. Kau mau?"
To Be Continued.
———
Happy end gak nih?😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars [VKOOK] ✔
Fanfic[C O M P L E T E] (This is bxb story that written in Bahasa Indonesia. And please read the tags in every chapter before you read, for your own good. If you don't like it, just go and leave it.) ☆ Ketika rencana serta keinginan manusia berhadapan den...