Suara langkah kaki begitu ringan, berjalan di tengah kegelapan gua, sebuah cahaya kecil perlahan menjadi terang saat sebuah obor yang menggantung di dinding gua dinyalakan.
Gua itu tampak suram, aura mencekam menguar membuat binatang malam di sekitarnya cemas, mengaum memecah kesunyian.
"Lepaskan aku!! Apa yang ingin kau lakukan!" Suara seorang lelaki yang tampak putus asa. Tubuhnya terikat di tiang batu dalam posisi berdiri.
"Kau sungguh tidak sabaran."
"Ini sudah seharian kau menahanku di tempat menjijikan ini, kau menipuku!"
"Tempat menjijikkan? Sungguh malang nasib kalian dikatakan menjijikan oleh makhluk paling menjijikan."
Hahaha ... Tawanya terdengar mengerikan.
"Siapa yang kau maksud kalian? Bukannya kita hanya berdua di sini?"
"Kau salah, tepatnya kita bersama 998 sampah sepertimu!"
Bulu kuduk lelaki itu perlahan berdiri saat cahaya api dari obor bergerak tidak tenang menampakkan wujud jelas dari patung-patung berbentuk manusia di sekitarnya. Bahkan tenggorokannya terasa tercekik saat melihat sebuah patung yang berdiri tepat di hadapannya.
Wu Yifan tampak pucat melihat dua buah patung yang dapat dia kenali. Itu adalah patung dengan tingkat kemiripan hampir 99% dengan bentuk fisik dari temannya---Wen Chao dan satu teman lainnya---yang lebih dulu dinyatakan menghilang.
Mendadak jantungnya berdegup kencang memikirkan yang terjadi. Sekilas bayangan tentang lelaki itu terlintas.
"Tidak mungkin!! Kau sudah mati!! Ini tidak mungkin!"
Tudung yang selama ini dia kenakan untuk menutupi sebagian wajahnya kini perlahan dia lepaskan, menampilkan wajah yang begitu manis dengan tatapan tajam.
"Apa kau masih mengingatku?"
"Kau sudah mati!!" teriaknya tampak frustasi.
"Bagaimana bisa aku mati, jika kalian lelaki bajingan masih hidup dan berkeliaran bebas di dunia ini?"
Perlahan tatapan matanya terlihat begitu berbeda, pupil mata itu membesar menutup seluruh bola matanya dengan warna hitam arang.
"Kalian harus menerima balasan atas perbuatan keji yang kalian lakukan!"
Perlahan tapi pasti suara berdesis terdengar dari arah dalam gua. Ribuan ular berbagai jenis dengan bermacam-macam ukuran dan corak mendekat kearah lelaki manis tersebut yang kini tampak begitu mengerikan. Wajah manisnya kini dipenuhi retakan dengan daging yang menyembul tampak keluar dan kini rambut hitam itu telah berganti dengan ribuan ular yang tengah bergerak aktif membuat Yifan merinding dibuatnya.
"Kau iblis!! Kau bukan manusia!!" Wu Yifan tampak ketakutan, tetapi pemuda di hadapannya membalas dengan tawa mengejek.
"Hahaha ... siapa yang kau sebut iblis? Manusia yang tak punya hati yang bersekongkol merusak seorang remaja hanya karena dia menolakmu? Menodainya lalu membuangnya ke jurang?"
Tiba-tiba suara tawa seorang wanita bergema di gua itu menggantikan tawa renyah seorang pemuda.
Saat ini, bola mata itu telah berubah menjadi berwarna putih, pandangannya buram seolah buta, mencari-cari di mana arah Yifan berada, tetapi saat mata itu menatap tepat ke dalam mata Yifan, lelaki itu merasakan sesuatu perasaan aneh yang menggerogoti dari dalam, tiba-tiba dia tidak dapat lagi merasakan kakinya yang mendadak mati rasa tak dapat digerakkan.
Perlahan tapi pasti semakin menjalar ke bagian atas tubuhnya.
"Tidakkkk!!! Jagan lakukan ini!!! Aku tidak ingin menjadi batu!!!" Bersamaan dengan teriakan itu. Tubuhnya benar-benar telah berubah menjadi patung batu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MeduZhan (End)
FanfictionSebuah kisah pilu tantang rasa cinta yang harus terpendam di relung hati, terkubur dalam gelap dan menyakitkan. Sebuah kemarahan yang membakar sukma, dendam yang harus segera terselesaikan, jiwa yang hancur dan terkubur bersama cinta sejati. Seribu...