04. RAINA MARAMITHA

55 10 1
                                    

Melihat mereka ada setitik kedamaian yang kurasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melihat mereka ada setitik kedamaian yang kurasa. Aku ingin seperti mereka. Apa mungkin diriku bisa?

~Raina Maramitha~

°°°

Hari jumat di SMAN 1 Garuda berbeda dengan hari-hari biasanya. Jam pembelajaran dimulai pada pukul 8.

Dihari Jumat ini anak-anak rohis mengadakan kajian singkat sebelum jam pembelajaran dimulai. Kegiatan ini diperuntukkan untuk semua warga sekolah SMAN 1 Garuda. Tapi tidak ada pemaksaan dalam pelaksanaannya. Dalam artian yang datang adalah mereka yang memang menginginkannya.

Raina masih sibuk membersihkan tempat wudhu perempuan di Masjid An-Nur—masjid SMAN 1 Garuda. 10 menit lagi jam menunjukkan pukul 7. Dimana itu artinya kajian akan segera dimulai.

Gadis berambut sebahu itu terlihat mangangkat kedua tangannya ke samping kanan dan kiri untuk meregangkan ototnya.

Bruk

Ehh?

Tangan Raina menubruk seseorang yang tengah membawa ember berisi air pel-pelan, untung saja air itu tidak tumpah. Jika tumpah dapat dipastikan Raina harus membersihkan ulang lantai tempat wudhu itu.

Sorry,” ucap Raina. Mata gadis berambut sebahu itu memincing menatap seorang laki-laki itu yang tampak cuek tidak memperdulikan kehadiran Raina. Dia mengenakan jas almamater rohis, berarti dia anak rohis.

“Ehh gue minta maaf lho ya,” ucap Raina sedikit merasa kesal karena diabaikan.

Laki-laki itu pun hanya menoleh sekilas lalu mengangguk dan mulai sibuk membilas kain pel. Raina tersenyum kecut, apa-apaan reaksi itu. Sangat datar dan tidak bersahabat. Raina sangat tidak suka dengan orang yang seperti itu.

Mungkin Raina memang perlu mengaca terlebih dahulu, bisa-bisanya dirinya berpikir seperti itu, sedangkan dia mempunyai sahabat seperti Evan. Ya walau dengan dirinya Evan kadang bersifat hangat. Tapi tetap saja sifat Evan tidak jauh berbeda dengan laki-laki di hadapannya.

“Ya, sudah saya maafkan,” jawab laki-laki itu kelewat formal. Raina tertawa ringan. Ahh ada-ada saja, kenapa coba harus bicara seformal itu padanya?

Kajian sebentar lagi dimulai, kamu tidak masuk?” tanya laki-laki itu yang sepertinya sudah selesai membersihkan kain pel dan mulai mencuci tangannya.

“Gue disini cuman bersih-bersih bukan mau dengerin kajian,” terang Raina to the point. Sedikit terdengar sarkas.

“Saya tidak kenal kamu, sepertinya kamu bukan anggota rohis,”laki-laki itu menatap sekilas ke arah Raina sebelum akhirnya menatap ke arah lain. Ya dengan tampang datarnya.

Raina MaramithaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang