Masih banyak typonya ya....
Maap masih amatiran 😀Happy reading ya😘
❤️❤️❤️❤️❤️❤️Di dalam ruang berpintu hitam dengan dinding berwarna biru muda dan kombinasi warna putih, membuat kesan nyaman namun elegan, sesuai dengan karakter penghuni ruang kantor tersebut, yang sedang dudu manis dengan jari-jarinya menari-nari di atas keyboard laptopnya.
Wajah ayu Gendhis nampak serius mengamati layar monitor, beberapa kali dia mengerutkan dahinya.
Hari ini Gendhis akan kedatangan Buyer penting dari Itali yang akan bekerja sama dengan perusahaan mebel nya.
"Meeting satu jam lagi bu, presentasi sudah saya siapkan dan sudah saya kirim di email ibu, silahkan ibu cek dulu". Tika sekretaris Gendhis berdiri dengan anggun dengan segepok map siap di sodorkan ke pada bos cantiknya.
"Ok, Tika, kamu di sini dulu aku akan cek dulu presentasinya". Pandnagna Gendhis beralih dari sekretarisnya ke layar yang berlogo buah apel yang di gigit.
"Tika... Sepertinya ada yang meretas emailku, memory cloudku juga kena hacker" wajah Gendhis panik, dan Tika pun ikut panik, mendekat ikut melihat layar monitor yang berubah warna menjadi merah.
"Tika panggilkan pak Lee untuk mengecek laptopku." Satmoko adalah ahli IT di perusahaan milik Gendhis.
"Siap Bu".
Tak lama muncul seorang pria tinggi putih dan agak besar, pria keturunan Tionghoa dengan wajah seriusnya dan tak lupa kaca mata tebal menutupi matanya.
"Pak Lee, tolong cek laptop saya, sepertinya ada yang meretas dan mengirimkan virus di memory cloudku ku". Gendhis menunggu dengan panik di belakang punggung Lee.
"Iya bu ini ada virusnya, dan ini jenis virus baru bukan virus dari Indonesia."
"Saya butuh waktu bu Gendhis, untuk membersihkan virus di laptop ibu, semoga di PC lain di perusahaan ini tidak di kirim virus.
"Tika, tolong aku di printkan materi presentasi nanti."
"Ya bu, akan saya printkan." Tika bergegas keluar dari ruangan Gendhis.
Selang beberapa menit, Tika kembali ke ruangan Gendhis dengan wajah panik.
"Bu, sepertinya komputer di meja saya juga kena virus, dan semua folder tidak bisa saya buka." Wajah Tika nampak pucat dengan butir-butir keringat terlihat di dahi mulus Tika.
"Sepertinya ada yang sengaja menyabotase komputer kita Tik." Gendhis mondar-mandir sambil menggigit ujung kukunya.
"Tik, tolong bilang OB membuatkan aku teh lemon seperti biasa." Memang teh lemon selalu memberi efek nyaman dan menenangkan.
"Ya bu...." Tika keluar menjalankan titah dari sang bos.
"Bu, saya ijin ke toilet dulu ya, dan sepetinya saya harus mendownload beberapa file pendukung di komputer ruangan saya." Wajah Lee terlihat bingung, sepertinya virus yang merusak data di laptop Gendhis cukup tangguh.
Gendhis hanya menganggung tanpa bersuara. Sebagai jawaban kepada Lee.
Tak lama, Rosid datang dengan nampan berisikan teh lemon untuk Gendhis. Rosid sedikit bingung melihat Gendis terlihat panik namun wajahnya tak terbaca.
"Tehnya bu..." Rosid menaruh di meja yang dekat dengan laptop Gendhis yang menampilkan layar merah.
"Hemmm.... Laptop bu Gendhis kena virus??". Rosid tanpa sadar nyeplos saat melihat laptop Gendhis, dan Rosid merutuki kebodohannya sok kepo dengan urusan bosnya.
"Dari mana kamu tau??". Tanya Gendhis penuh selidik.
"Ya layarnya ibu itu menunjukan kalau saat ini laptop ibu ter infeksi virus dari rusia nama virus itu Red Rose, cantik kan bu namanya, itu gak bisa hilang dengan anti virus lokalan bu, bisanaya dari Korea dan dari Ingris, kalau Ibu mengizinkan akan saya bantu menybuhkan laptop ibu, saya punya anti virus nya." Mata Gendhis membulat tak percaya dengan penuturan OB nya yang dia sering sebut sebagai bocah.
"Dari mana kamu tau semua itu??". Gendhis masih membulatkan matanya.
"Ya dari kampus saya bu, saya kalau pulang kerja kuliah, saya ambil jurusan Sistem Informasi." Jawab Rosid
"Cepat.... Cepat bawa kesini anti virus nya, segera betulkan laptopku, nanti ku beri bonus buatmu. Cepaaat." Gendhis agak lega mendengar jawaban Rosid.
"Bu saya ke loker sebentar ya, ambil flashdisk, masternya ada di flashdisk."
"Iya udah cepet, satu menit kamu harus kembali ke sini."
"Iiyaaa bu...." Rosid bergegas lari menuju ruang pantri di mana ada loker untuk menaruh barang-barang pribadi seperti tas dan hp.
Benar, tidak ada semenit Rosid datang dengan membawa benda sebesar kuku jempolnya.
"Permisi bu, saya akan coba membereskan virus di laptop ibu." Rosid memposisikan dudukanya di depan laptop yang menampakan layar merah.
Wajah Rosid terlihat serius menatap layar monitor, dan jari-jarinya terlihat fasih di atas keyboard.
"Yessss..... Berhasilll...." Wajah Rosid kegirangan atas keberhasilannya mengalahkan virus asal Rusia, dan menyelamatkan semua file-file yang ada di laptop Gendhis.
"Alhamdulillah..... Terimakasih Sid..." Tanpa sadar Gendhis memluk Rosid karena kegirangan.
"Bu Gendhis... Permisi" Tika, datang dengan wajah heran melihat sang bos cantik kegirangan dan memeluk OB yang jadi idola para staf di kantor Gendhis karena ketampanan dan keramahan nya.
"Tik... Lihat laptopku, Rosid sudah membetulkannya, filenya masih utuh tidak rusak." Gendhis menunjukan hasil kerja Rosid kepada Tika, dan Tika tak kalah senang tidak harus membuat presentasi lagi.
"Alhamdulillah... Saya iku senang bu, oh iya Mr Muler sudah sampai di kantor kita bu."
"Oh... Iya, kita langsung kesana, dan kamu bocah, terimakasih tunggu bonus dariku ya." Gendhis berlalu sambil menepuk pundak Rosid.
Dengan di panggil bocah Rosid hanya mampu menarik nafas panjang, ingin berontak tapi tak kuasa.
Bersambung....
Jangan lupa vote & coment ya😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
G E N D H I S
General FictionMemiliki anak tanpa ikatan pernikahan, itu hal yang sangat di inginkan Gendhis, bisakah itu terjadi, adakah laki-laki yang bersedia menjadi partner Gendhis untuk berkembang biak?? *** Kisah pernikahan dengan perjanjian rumit demi mendapatkan keturun...