Selamat membaca
💓💓💓💓💓Masih ku timang-timanag Handphon bu Gendhis, dan Alhamdulillah ada sebuah panggilan masuk dengan nama Tiwi.
"Hallo Assalamualaikum...." Sempat ragu akau menjawab panggilan dari gadget bu Gendhis, tapi aku perlu memberi tahu orang terdekat Bu Gendhis.
"Kamu siapa?? Di mana Gendhis?!!!" Suara keras sedikit membentak membuat aku menjauhkan gawai dari telingaku.
"Maaf saya Rosid karyawan Bu Gendhis, bu Gendhis saat ini ada di Rumah Sakit, tadi ada seorang pria berusaha mencelakai Bu Gendhis." Mode panggilan berubah menjadi permintaan Vcall mungkin orang yang bernama Tiwi belum bercaya dengan ucapanku.
Layar gawai memunculkan wanita putih dengan hidung mancung dan kacamata bulat ala anak korea jaman now.
"Mana Gendhis??" Kamera ku balikan ke arah bu Gendhis yang tidur nyenyak di atas tempat tidur.
"Katakan di RS mana kalian??" Suara wanita lain dengan rambut lurus sebahu berwarna red brown seperti milik bu Gendhis terlihat tak kalah panik dari perempuan ala korea tadi.
"Kami di RSU Surabaya Sehat, ruang 501". Mereka memang kurang sopan langsung memutuskan sambungan sepihak.
Lima belas menit kemudian, datang dua orang perempuan dengan pakaian menampakan lutut dan lengan mereka, Mereka seperti dua artis penampilan mereka begitu mencolok, untung malam, sehingga tidak mengundang perhatian.
"Kamu yang bernama Rosid??" Tanya wanita yang kemungkinan bernama Tiwi.
"Iya, saya Rosid, anda yang bernama Tiwi?" Tanyaku
"Iya,,, aku sahabat Gendhis Tiwi dan dia Tyas, bagaimana kejadiannya tadi Sid?" Tanya Tiwi yang berdiri di sebelah tempat tidur bu Gendhis.
"Tadi saya melihat bu Gendhis di parkiran bersama laki-laki, kalau tidak salah namanya Mahendra."
"Apaaa.... Mahendra???" Tanya Tiwi dan Tyas bersamaan.
"Dia orang yang sama yang dulu pernah berusaha melecehkan bu Gendhis di kantornya, dan menampar bu Gendhis, parahnya tadi kata dokter bu Gendhis meminum obat perangsang dengan dosis tinggi sehingga dokter harus menyuntikkan obat penenang." Paparku
"Ya ampunnn..... Mahendra sungguh keterlaluan." Tyas terlihat bersungut-sungut mendengan apa yang di lakukan Mahendra pada sahabatnya.
"Trus Hendra dimana?? Oh.. maaf Mahendra, dimana dia sekarang??" Tanya Tiwi
"Dia sudah di bawa ke kantor polisi oleh scurity RS, tadi saya sudah cek cctv ada bukti penganiayaan yang di lakukan Mahendra ke bu Gendhis, dan sebagai tambahan bukti, tadi saya meminta ke dokter untuk di lakukan visum ke bu Gendhis" tadi sempat aku meminta ke dokter untuk melakukan visum ke bu Gendhis untuk memperkuat bukti tindakan penganiayaan bu Gendhis.
"Makasih ya Sid, kamu sudah membantu Gendhis." Sahabat Bu Gendhis terlihat begitu empati dan nampak begitu peduli padanya.
"Sama-sama Oh... Ya karena kalian sudah disini, bu Gendhis udah ada yang menjaga, saya mau pamit, ibu saya juga di rawat di sini."
"Ya... Semoga ibumu lekas sembuh ya Sid.."
Aku bergegas kembali ke kamar ibuku.
***
AUTHOR
"Wi, untung ya Gendhis belum sempet di apa-apain sama Hendra." Tyas duduk di samping Gendhis dan menatap prihatin sahabatnya.
"Iya, kalau sampai di sempat di kasih bibit sama Hendra, kita bakal punya dua sabahat yang bunting gara-gara tu curut." Balas Tiwi geram.
"Eh.. tante Tia di kabari gak ni Wi?" Tanya Tyas yang meminta pertimbangan sahabatnya, untuk menghubungi mamanya Gendhis.
"Eh iya, kamu hubungi deh Yas, aku gak punya nomornya."
"Ok, semoga dia lagi gak sibuk, dan bersedia angkat telpon dariku". Jawab Tyas asal, pasalnya Tyas paham sebetapa sibuknya mamanya Gendhis yang seorang model dan desainer.
Setelah mendial nomor di kontak hp nya, dan menunggu beberapa kali panggilan baru di angkat oleh seorang wanita bernama Mutiara Ayu.
Panggilan lound speaker
"Malam Tante... Ini saya Tyas temannya Gendhis." Tyas mendadak gugup karena sudah membayangkan mamanya Gendhis yang memang kurang care orangnya."Ehmmm Tyas, ya tante ingat, kamu temannya Gendhis yang rambutnya ikal itu kan, ada apa ya?" Jawab mamanya Gendhis.
"Iya tante, makasih masih mengingat saya, gini tante saya cuman mau ngabari, saat ini Gendhis mengalami kecelakaan dan di rawat di RSUD Surabaya Sehat." Jawab Tyas to the point
"Ya Allah Yas, gimana keadaan Gendhis sekarang? Gak terlalu parah sih tan, posisi Gendhis sekarang tidur, ada benturan di keningnya." Tyas bingung menjabarkan kondisi Gendhis saat ini, gak mungkin kan dia cerita kalau Gendhis di cekokin obat perangsang sama Mahendra, calon mantu kebanggaan mama Gendhis.
"Syukurlah kalau cuman kebentur kepalanya, tante nitip Gendhis dulu ya Yas, saat ini tante sedang ada fashion show di Tokyo, tolong nanti tante di kirimi fotonya Gendhis ya, kalau sudah bangun, suruh dia telpon tante. Udah dulu ya Yas, tante ada sambungan telp lain." Tyas geram dengan jawaban mamanya Gendhis sekaligus prihatin dengan sahabatnya yang benar-benar di campakkan orang tuanya.
"Astaghfirullah.... Emaknya Gendhis ini manusia jenis apa sih Yas??". Tiwi yang mendengarkan percakapan sahabatnya dan mamanya Gendhis menutup mulutnya yang menganga tak percaya dengan pernyataan mamanya Gendhis yang begitu tega mendengar kabar anaknya yang kecelakaan hanya minta dikirimin foto.
"Pantes aja Wi, Gendhis ogah nikah, karena dia adalah korban dari pernikahan, dia harus hidup sendiri tanpa kasih sayang kedua orang tuannya." Kesimpulan yang di ambil Tyas memang benar.
"Sepertinya Gendhis memiliki trauma dengan pernikahan, tapi dia tidak mau hidup sendiri, makanya dia pilih memiliki anak tanpa ikatan pernikahan". Kesimpulan kedua yang di ambil oleh Tiwi.
Bersambung
Samapi disini menurut pembaca gimana???
Jangan lupa vote & coment ya
KAMU SEDANG MEMBACA
G E N D H I S
General FictionMemiliki anak tanpa ikatan pernikahan, itu hal yang sangat di inginkan Gendhis, bisakah itu terjadi, adakah laki-laki yang bersedia menjadi partner Gendhis untuk berkembang biak?? *** Kisah pernikahan dengan perjanjian rumit demi mendapatkan keturun...