•
•
•Seorang gadis menganggap hubungan Persahabatan adalah bagian terpenting dalam hidupnya. Gadis itu bernama Anaya Anatasya. Dari kecil sampai tumbuh dewasa Anaya tak pernah memiliki musuh. Anaya selalu berteman baik dengan siapapun. Hal itu membuat Anaya di sukai banyak orang.
Rasa solidaritas tinggi yang di miliki Anaya membuat sahabat - sahabat terdekatnya beruntung memiliki sahabat seperti Anaya. Selain itu juga sosok Anaya selalu berperan menjadi pendengar terbaik sekaligus penasihat terbaik dalam kisah persahabatannya.
Hal itu membuat sahabat - sahabatnya tak enggan untuk berbagi cerita sedih dan bahagianya kepada Anaya. Salah satunya Adisti sahabat dari masa SD nya.
•
•" Nay. . gue mau curhat "
ujar Adisti setelah menutup ponselnya, ia berbalik badan dari rebahan menjadi tungkerap menghadap Anaya. Sedangkan Anaya ia duduk dengan kaki berselonjor dan punggung yang ia senderkan ke kepala Dipan tempat tidurnya. Kedua gadis itu kini tengah menikmati empuknya kasur milik Anaya di malam minggu ini.
" Kenapa ? "
Tanya Anaya seraya menyimpan handphone nya ke atas nakas. Ia siap mendengarkan curhatan sahabatnya dengan seksama.
" Lo tau kan, gue udah hampir 3 bulan deket sama Darul "
Anaya mengangguk dan menunggu Adisti untuk melanjutkan ceritanya.
" Tapi Lo tau lah ya , cewek mana ada yang mau hubungannya di gantung. . . termasuk gue "
Terdengar helaan napas di akhir ucapan Adisti. Anaya mulai mengerti kemana arah cerita sahabatnya ini. Namun, Anaya masih belum menanggapinya, ia masih ingin mendengar Adisti selesai bercerita.
" Rasanya ga enak banget. . kek ada yang ganjel gitu di hati. ."
" Disatu sisi gue emang bahagia karna setiap hari Darul ada di hidup gue. kita tiap hari tuker pesan, telponan, Saling perhatian, jalan bareng. . "
" tapi di sisi lain juga gue ga PD , di saat gue liat Darul becanda - canda sama temen ceweknya, gue cemburu tapi gue gak bisa apa - apa karna dia status nya masih belum jelas sama gue "
" menurut lo, gue harus gimana nay ? "
Tanya Adisti pada Anaya, Anaya mengetuk - ngetuk dagunya menggunakan jari telunjuknya seolah sedang berpikir. Sebenarnya untuk mencari solusi di kisah seperti ini cukup sulit. Pasalnya kunci hal ini terletak pada pihak lelaki. Dan kita sebagai kaum hawa hanya bisa menunggu.
" Lo udah coba tanya, Arti diri lo buat Kak Darul apa ? "
Tanya Anaya, Adisti menopang dagu nya menggunakan kedua tangannya. Dan mencoba mengingat apa ia telah menanyakan hal itu pada Darul.
" Belum. gue sempet mau nanya hal itu , tapi gue takut "
jawab Adisti membuat Dahi Anaya berkerut tak mengerti.
" Takut kenapa ? "
" Gue takut sama jawaban Darul, kalo ga sesuai gimana ? kalo dia cuma anggap gue temen gimana. . "
Mata sipit milik Adisti mulai berkaca - kaca. Ia membayangkan bagaimana jadinya jika ekspetasinya selama ini salah. Bisa - bisa ia menjadi seorang sad girls, yang cinta nya bertepuk sebelah tangan.
" Kalo menurut gue, lo ga perlu takut dis "
ujar Anaya, membuat secuil harapan pada hati Adisti bangkit kembali.
" Selama ini kan kak Darul bersikap seolah Dia juga punya perasaan yang sama kaya lo. Di saat lo perhatian sama Dia, dia juga balik perhatian kan sama lo. . "
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Friend Eather
Teen Fiction"Aku hancur karna perasaan ku sendiri" - Anaya Anatasya. ••• "Sorry nay, gue masih cinta sama salsa" "___" ••• "Lo itu pengkhianat! Wajar kalo gak ada yang mau temenan sama Lo!!"...