Buah itu beracun! ...

10 2 0
                                    

Dooonggggg Suara gong berukuran besar itu ditabuh dan suaranya menggema, orang-orang yang mendengarnya mengepalkan tangannya dan menadahkan doa.

Sedangkan disisi lain gadis itu kini sedang berdiri menghadap teriknya matahari yang begitu menyilaukan matanya. Hwa Shim segera membacakan mantra dengan tangannya memegang sebuah lonceng, ia membunyikan loncengnya. Hwa Shim mengelilingi tubuh Yeon Soo terus membunyikan lonceng itu. Memanggil dewa hujan, namun disisi lain Ryi Hyun hanya mengamati ritual ini dan menunggu waktu yang lengah.

Semuanya hening, mereka sedang berdoa kepada Yang Maha Kuasa untuk menurunkan hujan. Hanya terdengar suara lonceng milik dukun kerajaan Hwa Shim, ia terus membacakan mantra dengan suara yang pelan. Situasi yang menegangkan dialami Yeon Soo, mengapa ia merasa takut saat ini, hawanya sangat mencekam, ia meminta tolong dalam hatinya agar ia bisa selamat dan ia ingin memeluk ayahnya.

"Turunkanlah hujan selamatkan kami" ucap Hwa Shim dengan suara yang keras.

Tiba-tiba dari arah barat terdengar suara gemuruh angin yang keras membuat orang-orang memusatkan perhatiannya pada suara angin itu. Semakin lama semakin mendekat suara angin yang membentuk pusaran telah menggulung benda apa saja yang dilalui angin itu. Seperti angin tornado, angin itu berputar-putar bahkan wujud angin itu kini terbentuk dari debu, dedaunan, bahkan terlihat ranting pohon yang tergulung kerasnya tiupan angin itu.

Sebagian orang-orang langsung berhamburan untuk menghindari angin tornado, menyelamatkan diri masing masing bahkan raja pun segera dikawal untuk segera berlindung. Sedangkan Yeon Soo dan Hwa Shim masih berdiri di panggung kayu itu dengan penuh kekhawatiran Tubuh yeon Soo bergetar, ia memejamkan matanya. Ya mungkin ini akhir hidupnya. Ia ikhlas demi menyelamatkan rakyat Joseon dari kekeringan.

"Wushhhh..."
angin itu segera menelan bulat-bulat tubuh Yeon Soo dan terus berputar-putar hingga angin itu masuk ke area hutan. Dan detik selanjutnya angin itu menghilang bersamaan dengan Yeon Soo. Hwa Shim tertegun dengan ekspresi wajah yang marah

"Siapa yang berani-beraninya membawa gadis itu!" teriak Hwa Shim, kini tempat yang ia pijak sudah hancur berserakan akibat angin yang tiba-tiba itu.

"Putriku..." Han Gil Soo berteriak sembari menangis melihat putrinya hilang entah kemana.

Dari kejauhan disebuah istana bernuansa hitam, seseorang pria tengah berdiri mengenakan pakaian serba merah itu berdecak marah. Ia merutuki siapa saja yang berani menggagalkan ritual itu. Pandangannya masih melihat ke sebuah portal lingkaran yang menampakkan kejadian di tempat ritual. Tangannya ia genggam dengan keras bahkan terlihat urat-urat ditangannya yang menegang.

"Pangeran, gadis itu hilang dibawa angin" lapor sang pengawalnya yang datang tiba-tiba, tanpa diberitahupun ia sudah melihat jelas kejadian itu melalui portal ajaibnya.

"Kenapa kau tidak mengikuti angin itu hah? Berani-beraninya kau menampakkan dirimu tanpa membawanya!" ia semakin marah sampai kilatan berwarna orange itu tampak dimatanya.

"Maafkan hamba Pangeran Hwa Yu Geun" pengawal pria itu menundukkan kepalanya takut.

"Bawa dia kesini, jangan sampai dia ditemukan makhluk lain! "
titahnya ia sudah sangat marah gadis itu menghilang. Harusnya gadis itu sudah ada di istana Shi Hwa.

"Baik Pangeran" setelah mengucapkan itu tubuhnya menghilang berteleportasi untuk mencari keberadaan gadis yang menjadi persembahan ritual hujan.

Digunung Seorak

Yeon Soo mengerjapkan matanya, tubuhnya menyender disebuah pohon berukuran besar, ia melihat cahaya sunset yang menyilaukan dari arah kirinya, Yeon Soo tersadar dan melihat betapa indahnya dedaunan berwarna kuning serta bunga yang berwara pink itu memenuhi tempat ini yang disselimuti kabut putih. Pertama kalinya ia melihat pemandangan yang menakjubkan ini.

 Mimpi Buruk Sang Bunga Liar_The Wild Flower's NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang