Prolog

1.5K 123 16
                                    

Jika ditanya siapa orang yang paling berandal di sekolah, maka semua orang di sana tanpa ragu akan langsung menyebut satu nama yang sama; Choi Yeonjun.

Siapa yang tidak mengenalnya?

Dia adalah salah satu murid paling terkenal di sekolah, namun bukan karena kepintarannya melainkan karena sifat dan penampilannya yang urakan, jarang mengerjakan tugas, terkenal sangat jutek, sering telat bahkan tidak hadir ke kelas hingga semua orang sempat mempertanyakan bagaimana dengan masa depan lelaki itu nantinya.

Sampai suatu hari, beberapa waktu sebelum hari kelulusannya, Yeonjun bertemu dengan salah satu adik kelas di sekolahnya yang terlihat begitu mencolok di atas panggung tengah menerima penobatannya sebagai ketua osis yang baru tahun ini. Biasanya lelaki itu tidak akan mau repot membuang waktunya untuk duduk bosan menonton orang berpidato panjang, namun berbeda dengan hari itu. Dia dengan setia duduk di kursinya, matanya tidak berpaling sedetik pun dari sosok yang tengah berdiri di atas panggung berbicara panjang mengucapkan pidatonya.

"Saya akan bekerja dengan baik dan tidak akan menyia-nyiakan jabatan yang sudah diberikan kepada saya. Sekali lagi terima kasih banyak!"

Begitu lah Choi Soobin---ketua osis yang baru di sekolah---mengakhiri pidatonya di atas panggung pada siang hari itu dan turun ke bawah. Langkahnya bahkan belum sampai menyentuh pintu keluar, namun tangannya sudah lebih dulu ditarik dari samping hingga membuat sebagian mata yang ada di dalam ruangan tersebut langsung memperhatikan ke arah mereka.

Yeonjun, orang yang memang sudah lebih dulu dikenal kalangan banyak kini ikut menjadi sumber perhatian ketika dirinya secara terang-terangan menahan kepergian sang ketua osis yang baru. Sedangkan Soobin yang tidak tahu alasannya ditarik itu pun hanya menatap kebingungan.

"Hyung?" Panggilan Soobin menyadarkan kembali Yeonjun dari lamunannya, tanpa sadar sedaritadi dirinya hanya terdiam sambil menikmati pemandangan wajah tampan adik kelasnya yang tersaji di depan matanya hingga mengundang lebih banyak mata untuk memperhatikan ke arah mereka. Tidak memperdulikan banyak mata yang masih mengawasi segala gerak-gerik mereka, dia menarik pergi si ketua osis untuk pergi dari sana.

"Hyung! Tunggu!" Soobin yang lagi-lagi ditarik secara paksa pun mau tidak mau akhirnya ikut berlarian di lorong tanpa tahu tujuan mereka akan kemana.

"Hyung!"

Yeonjun mengabaikan panggilan Soobin. Lelaki itu lalu menghentikan lariannya ketika mereka sudah sampai di tempat yang lebih sunyi. Dia berbalik dan menatap ke arah Soobin dengan wajah serius membuat yang ditatap semakin mengernyitkan dahinya, kedua tangannya kini bahkan sudah berada di bahu sang adik kelas.

"Soobin-ah, aku menyukaimu."

Soobin yang mendengar pernyataan cinta tiba-tiba itu pun langsung melongo di tempatnya. "Apa?"

"Soobin-ah, aku menyukaimu," ulang Yeonjun lagi lebih tegas agar Soobin bisa mendengarnya lebih jelas. "Apa kau mau menjadi kekasihku?" tanyanya secara langsung tanpa adanya guratan ragu sedikit pun di wajahnya. Padahal mereka baru bertemu dan bahkan tidak saling mengenal satu sama lain, nama Soobin pun baru ia ketahui ketika tadi lelaki itu dipanggil untuk naik ke atas panggung.

Konyol, bukan?

Tapi bagi Yeonjun, ini adalah takdir cintanya, cinta yang tumbuh pada pandangan pertama. Yeonjun tidak ragu sedikit pun, ia yakin bahwa dirinya benar-benar menyukai Soobin meski baru pertama kali melihatnya.

"Jangan bercanda," balas Soobin seraya menggeleng-geleng cepat. Ia langsung menyingkirkan kedua tangan Yeonjun yang masih berada di pundaknya dan mundur selangkah untuk memberi jarak.

"Aku serius, Soobin."

"Aku tidak suka laki-laki, hyung," kata Soobin yang menolak Yeonjun dengan telak. Tatapannya lalu secara terang-terangan menilai dari atas kepala hingga ujung kaki sang senior, melihat penampilan berantakan Yeonjun yang membuatnya sedikit prihatin, ia tersenyum kikuk. "Sekali pun jika aku memang gay, kau bukan tipeku sama sekali.

"Kau tahu, aku ketua osis yang baru dan aku jelas tidak menyukai seseorang yang tidak terlihat akan mematuhi peraturan dengan benar. Dari penampilan saja kau sudah jauh dari tipeku," jelas Soobin panjang lebar, mencoba menolak secara halus ungkapan cinta yang baru saja ia terima dari seniornya tersebut.

Kalau mau berbicara secara kasarnya, Soobin sejujurnya juga tidak yakin dengan kakak kelasnya yang terkenal nakal itu. Hei, sudah dibilang bukan, siapa yang tidak mengenal Yeonjun? Bahkan Soobin yang tiap harinya hanya belajar dan berdiam diri di kelas saja tahu siapa itu Yeonjun. Dirinya sering mendengar kabar burung soal sikap Yeonjun yang sering melanggar aturan meski dia bukan tipikal murid pembuat onar, tapi tetap saja Soobin tidak mungkin bisa menyukai orang seperti itu.

"Bagaimana jika aku berubah?" kata Yeonjun begitu santai meski baru saja menerima penolakan. Dia masih menatap ke arah Soobin dengan wajah serius, namun juga bersemangat. Jarang sekali lelaki itu menunjukkan ekspreksi yang demikian, dia jadi terlihat sangat manis. "Apa kau akan menyukaiku jika aku berubah seperti yang kau inginkan?" tanyanya.

"Hyung, aku tetap tidak bisa," balas Soobin yang menggeleng. Dia tidak mau memberikan harapan palsu pada kakak kelasnya itu, lagipula mereka akan segera berpisah setelah Yeonjun lulus. Menunggu dia berubah adalah hal yang sedikit sia-sia, Soobin akan fokus pada organisasi dan pelajaran sedangkan Yeonjun, bahkan ia tidak tahu seniornya itu akan melakukan apa untuk berubah nanti.

"Sekali lagi aku minta maaf, tapi aku tetap tidak bisa menjadi kekasihmu," kata Soobin lagi yang kemudian sedikit menunduk sebagai permintaan maafnya. Tidak ada jawaban apapun dari Yeonjun, membuat atmosfer di antara mereka mulai berubah menjadi canggung.

"Aku harus kembali, kalau begitu permisi." Suara Soobin terdengar lagi memecahkan keheningan. Ia pamit untuk undur diri, namun sebelum pergi lelaki itu menyempatkan dirinya untuk menatap Yeonjun sekali lagi dan tersenyum.

"Ah, dan selamat atas kelulusanmu, Yeonjun hyung," ujar lelaki itu masih tersenyum dengan lesung pipit di kedua pipi putihnya. Soobin pun benar-benar pergi setelahnya meninggalkan Yeonjun yang masih terdiam di tempat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

...........o0o...........

o0o

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GuaranteeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang