Hari sudah mulai malam.
Senyuman di wajah Yeonjun bahkan sampai sekarang belum juga pudar, ia masih membayangkan bagaimana Soobin tadi begitu menggemaskan duduk di sampingnya. Interaksi sekecil apapun begitu berharga bagi dirinya yang sempat tidak melihat Soobin untuk beberapa tahun. Jika bisa dikatakan dia agak gila, maka jawabannya adalah iya.
Taehyun mengintip tingkah bosnya dari kaca mobil, dengan lelah ia menghela nafasnya untuk yang ke sekian kalinya hari ini.
"Kau lihat bukan tadi? Soobin sangat manis, tangannya juga lembut saat aku sentuh," kata Yeonjun lagi untuk kesekian kalinya.
"Kau sudah mengatakan itu berkali-kali, astaga," balas Taehyun malas. Namun Yeonjun sama sekali tidak tersinggung, dia justru semakin melebarkan senyumannya.
"Kau jadi menginap di rumahku malam ini?"
Taehyun mengangguk. "Ya," jawabnya kemudian takut Yeonjun tidak bisa melihat anggukannya sebelumnya. "Aku ingin menyelesaikan semua laporanku hari ini, jadi aku tidak perlu repot menunggumu besok untuk meminta tanda tangan lagi. Aku masih harus bertemu kepala HRD juga besok pagi untuk melihat data karyawan baru."
Mendengar rincian pekerjaan dan jadwal sekretarisnya itu barusan membuat Yeonjun langsung menggeleng-geleng samar, ia terpukau dengan sikap Taehyun yang begitu rajin dan ulet. Meski bisa dibilang ia berada di jabatannya sekarang karena sebuah koneksi antar teman, apalagi bosnya adalah Yeonjun sendiri, tetapi hal itu tidak mengurangi rasa tanggung jawabnya pada pekerjaan yang ia pegang. Sifat Taehyun ini lah yang selalu membuat Yeonjun tidak pernah merasa rugi telah merekrutnya dan menjadikannya tangan kanan.
"Kau sangat rajin, Taehyun."
"Aku harus," jawab Taehyun secara tegas. "Maka dari itu malam ini kau juga harus ikut lembur bersamaku. Jangan pikir aku tidak tahu jika beberapa hari ini kau sudah melewatkan banyak pekerjaanmu hanya demi pulang bersama Soobin," sindirnya sambil menatap Yeonjun yang menampilkan cengiran di kursi belakang.
Benar sekali ucapan Taehyun. Yeonjun sengaja menyelesaikan semua tugasnya demi pulang bersama Soobin hari ini, tapi dengan otak liciknya itu dia terkadang melewatkan beberapa tugas dan mengira Taehyun tak akan menyadarinya. Tapi sayang sekali, ternyata Taehyun sangat peka.
Tapi hari ini pada akhirnya dia berhasil pulang bersama Soobin, dengan jaminan Taehyun akan tetap mengawasi pekerjaan Yeonjun dari rumah. Jadi lah teman yang juga menggarap sebagai sekretarisnya itu kini ikut pulang bersama mereka.
"Aku tahu, aku tahu."
"Harusnya kau memang tahu itu dari kemarin, hyung."
Yeonjun mengerucutkan bibirnya. "Apakah sekarang kau bosnya dan aku bawahannya, Taehyun-ah?" komennya yang merengek tidak tahu malu meski di antara mereka masih ada supir yang duduk tepat di sebelah Taehyun. Dengan sopan Taehyun mengangguk kecil, tersenyum getir ke si supir dan mengatakan untuk tidak terkejut dengan sifat asli bos mereka itu. Yeonjun yang tahu dirinya sedang dibicarakan di depan matanya pun langsung mengerutkan dahi.
"Ya! Taehyun!"
"Ada apa, Tuanku?" balas Taehyun yang kembali ke bahasa formalnya sambil menoleh ke belakang. Meski wajahnya tersenyum tapi menurut Yeonjun senyumannya itu sangat menyebalkan.
Tidak mau membalas ucapan Taehyun, Yeonjun pun hanya membuang muka dan melipat tangan di depan dada. Senyumannya hilang seketika tergantikan dengan lengkungan terbalik di bibir pria itu. Namun itu hanya berlangsung beberapa saat karena beberapa detik berikutnya dia sudah kembali tersenyum simpul.
Sembari melihat ke luar jendela, Yeonjun jadi mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Taehyun hingga akhirnya mereka jadi sedekat ini.
Dulu mereka tidak pernah satu sekolah jadi Yeonjun tidak pernah mengenal Taehyun, bahkan bukan juga karena rumah mereka dekat. Perumahan milik Yeonjun bisa dibilang agak jauh dari kos tempat Taehyun tinggal di kota ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guarantee
Fiksi PenggemarYeonbin | (18+) bxb content. *** Soobin yang hidupnya selama ini selalu damai dan tentram, berada di keluarga yang mampu serta mempunyai lingkungan hidup yang cukup baik, tiba-tiba saja mendapatkan kejutan di umurnya yang sudah menginjak kepala dua...