"Ini benar kantormu yang baru?" Itu suara Beomgyu yang baru saja melangkahkan kakinya beberapa meter memasuki gedung-gedung tinggi yang ada di sana. Matanya berkilau menandakan rasa takjub, dia memang sudah sempat mencari tahu soal kantor ini sebelumnya namun siapa sangka jika kantor baru Soobin benar-benar akan sebesar ini.
"Luar biasa!" sahut Hueningkai yang juga ikut dan berdiri tak jauh dari keduanya.
Sejak beberapa waktu lalu ketika Soobin baru pindah ke kantor ini memang Beomgyu sudah memaksanya berulangkali untuk membawa lelaki itu dan juga Huening berkunjung. Tidak bisa dipungkiri betapa bersemangatnya Beomgyu yang tidak sabar untuk melihat kantor besar itu secara langsung dan hari ini akhirnya setelah meminta izin terlebih dahulu pada Yeonjun dan memeriksa jadwal---kebetulan pekerjaan Soobin untuk hari ini jauh lebih sedikit karena sudah ia selesaikan kemarin---jadi lah mereka datang hari ini.
Hanya untuk sekedar melihat-lihat, katanya.
"Bagaimana bisa kau ragu untuk pindah ke kantor sebagus ini, Soobin?! Aku sampai mengira supir taxi tadi salah alamat!" kata Beomgyu lagi yang masih saja memuji kantor Yeonjun tanpa lelah. Soobin sampai memutar bola matanya malas.
"Kau berlebihan."
"Bagaimana bisa tidak berlebihan? Kau tidak lihat huh, lobby mereka sangat luas. Aku bahkan bisa mengintip kantin di kantor ini, mereka menjual banyak macam makanan dan terlihat lebih seperti seperti restoran. Ini jauh lebih bagus daripada di gambar!"
"Diamlah Beomgyu, kau berisik sekali," balas Soobin yang mengerlingkan matanya, sedikit kesal dan juga malu mendengar ocehan Beomgyu yang tidak ada habisnya itu. Jika ada pekerja kantor lain yang mendengar bagaimana Soobin mau menaruh mukanya nanti.
"Soobin hyung, kantor ini benar milik Yeonjun hyung?" tanya Hueningkai yang membuat Soobin beralih menoleh padanya.
"Iya."
"Choi Yeonjun yang itu?" Beomgyu yang tadi sibuk menatap sekeliling pun ikut bersuara, menatap Soobin dengan kedua alisnya yang terangkat tinggi. Soobin mengangguk pelan.
"Harus berapa kali lagi aku menjawab pertanyaan yang sama?" ujar Soobin seraya menghela nafasnya panjang mendengar pertanyaan Beomgyu barusan. "Aku hanya kenal satu Choi Yeonjun," tambahnya lagi memberikan penekanan di akhir kalimatnya.
"Wah benar-benar gila...." Lelaki yang memiliki rambut lebih panjang diantara ketiganya itu menggeleng-geleng dramatis. "Aku tidak menyangka dia bisa sesukses ini," kata Beomgyu kemudian melipat kedua tangan di depan dada sambil mendongak, menghitung berapa banyak lantai yang ada di gedung ini dari dalam hati.
"Dimana Yeonjun hyung sekarang?"
Soobin mengangkat bahu sekilas ketika Hueningkai bertanya. "Aku tidak tahu, mungkin masih bekerja di ruangannya," jawabnya seadanya, karena memang dia tidak tahu Yeonjun sedang apa saat ini. Mereka lumayan jarang bertemu ketika sedang jam kerja di kantor.
Beomgyu menaikkan sebelah alisnya dan bertanya, "lalu kau sendiri, kenapa tidak bekerja?"
"Aku sudah izin untuk bertemu kalian, pekerjaanku juga sudah selesai."
"Tidak apa-apa kau izin untuk menemui kami, hyung?"
"Tidak apa-apa." Soobin tersenyum untuk meyakinkan Hueningkai dan juga Beomgyu untuk tidak khawatir. "Kalian mau pergi ke kantin?" tanyanya kemudian berniat untuk mengajak teman-temannya makan karena kebetulan juga dia belum makan apapun sejak pagi tadi.
"Tentu saja!" sahut Beomgyu yang kembali berteriak excited ketika mendengar kata kantin. "Aku memang ingin coba chicken katsu yang ada di sini!" katanya lagi membuat Soobin memukul kepalanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guarantee
FanfictionYeonbin | (18+) bxb content. *** Soobin yang hidupnya selama ini selalu damai dan tentram, berada di keluarga yang mampu serta mempunyai lingkungan hidup yang cukup baik, tiba-tiba saja mendapatkan kejutan di umurnya yang sudah menginjak kepala dua...