Sick

98 6 0
                                    

"Mark... ke rumah Papa ya? Papa lagi sakit, Echan gak bisa ngurus Papa 24 jam. Kan dia sibuk sama tugasnya..." suara Taeil terdengar parau dipendengaran Mark.

Mark menepuk jidatnya. Bingung. Bagaimana dia harus meminta izin pada Daddy nya, Johnny. Padahal minggu lalu dirinya dan Yangyang baru saja pulang dari rumah Taeil. Bisa-bisa Johnny mendiamkan dirinya dan juga Yangyang karena terlalu sering ke rumah Taeil. Bukan sehari atau dua hari Johnny mendiami kedua anaknya, tetapi bisa sampai berbulan-bulan. Mark tentu saja tak mau hal itu sampai terjadi. Dirinya dan Yangyang masih membutuhkan Johnny.

"Aduh.. gimana ya, Pa.."

"Kamu ga percaya sama Papa? Sore tadi Papa pingsan. Untung aja Echan lagi nyantai, jadi cepat diangkat," Taeil masih memohon pada anak sulungnya. Di tempat ia hidup sekarang, Taeil hanya memiliki Mark, Haechan dan Yangyang. Kedua orang tua dan sanak saudara tinggal di luar kota.

"O..okay aku coba minta izin sama Daddy dulu,"

"Secepatnya ya, Mark. Papa udah gak tahan lagi." ucap Taeil. Suaranya bindeng dan semakin melemah.

"Iya, Pa. Aku usahain besok pagi aku sama Yangyang udah dirumah Papa. Udah dulu ya, Pa. Kita udah dipanggil makan malam sama Daddy. See you."

Sebelum menyimpan ponselnya ke tempat asal Mark mengirimi Yangyang pesan untuk makan malam. Sebab anak itu lupa waktu ketika sedang bermain game online. Lalu Mark keluar dari kamarnya dan menemui Johnny di dapur.

"Yuk langsung makan ntar keburu dingin. Oh iya, abis ini Daddy mau pergi keluar sebentar. Is that okay, boys?"

"We're always okay. Do you wanna see your new partner?" tanya Mark seraya mengambil makan malamnya.

"No! My friends invite me to his birthday party. Daddy gak bakal lama-lama disana." Johnny menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Chill, Daddy," Yangyang tersenyum samar. "Jangan pulang kemaleman ya, Dad. Ingat umur," Yangyang terkikik geli.

Johnny menggeleng kepala. "For God sake, i just turned 50." Johnny mengelap mulutnya dengan tisu kemudian mengumpulkan piring kotor menjadi satu. Johnny pun membawanya ke wastafel dan kembali duduk di meja makan bersama kedua anaknya.

"Uhm.. Dad?" Johnny menoleh. "Boleh ga kita pergi ke rumah Papa? Papa lagi sakit kasian gak ada yang jaga,"

"Haechan?"

"Sibuk sama tugasnya. Gak bisa jaga Papa 24 jam. Boleh gak, Dad?" Mark menatap Daddy nya ragu-ragu, takut ditolak dan berakhir di ceramahi berjam-jam.

"Yeah. You can go. Berapa hari nginep disana?"

"Sampe Papa sembuh,"

"Okay. Kabarin aja Daddy kalo mau pulang. Kapan mau berangkat?"

"Besok pagi. Boleh?"

Johnny mengangguk. "Yaudah besok sekalian berangkat sama Daddy besok ke kantor. Udah ga ada lagi kan yang mau dibicarain? Daddy pergi ya, jangan ngalong!"

* * *

TOK TOK TOK

Haechan terdiam sejenak mendengar pintu diketuk tiga kali. Tanpa berpikir panjang ia membukakan pintu dan mendapati bahwa yang berkunjung pagi-pagi sekali adalah kedua saudaranya.

"MARK YANGYANG!! I MISS YOU GUYS." Haechan menubrukkan tubuhnya ke dua saudaranya yang masih berdiri di depan pintu.

"Miss you too, Haechanie!"

bearfam Where stories live. Discover now