Setelah perjalanan yang panjang mereka pun sampai di stasiun kereta Roppongi, tanpa berlama-lama mereka langsung pergi dari kawasan stasiun dengan jalan kaki, karena Earhlyta bilang rumahnya tidak terlalu jauh dari stasiun.
Mendengar hal itu [Name] hanya bisa mengiyakannya saja, toh dirinya juga merasa bosan, sejujurnya [Name] tidak terlalu suka menggunakan transportasi umum, dirinya lebih cenderung jalan kaki, atau berlari menghindari orang-orang yang berlalu lalang.
Selama perjalanan, [Name] sama sekali tidak mengeluarkan sepatah katapun begitupun Earhlyta, mereka berjalan dengan keheningan yang melanda dan suara angin yang berhembus pelan, mereka semua berkalut dengan pikiran mereka masing-masing.
Matahari mulai bergerak turun menuju peristirahatannya, meninggalkan guratan jingga yang bertabur indah di cakrawala, burung-burung terbang kembali ke sarang mereka, bulan mulai malu-malu menunjukkan cahaya.
Helaan nafas terdengar dari gadis bersurai pirang,membuat orang berada disampingnya langsung menoleh kearahnya dan melihat ekspresi [Name] yang datar dan lesu.
"Ada apa [Name]-chan? Kau lelah?"
Kepala [Name] tolehkan untuk menatap gadis disampingnya "Tidak, hanya sedang berpikir aku akan dimarahi oleh kakak ku atau tidak karena pulang terlambat."
"Maafkan ak—"
"Tidak perlu, sudah ayo percepat jalannya agar kau bisa cepat sampai, sejujurnya kau lelah kan?"
Earhlyta menatap kearah [Name] yang sedang memandang lurus kedepan, dia mengira [Name] itu gadis dingin dan cuek, namun perkiraannya salah [Name] adalah gadis biasa yang senang tersenyum dan mudah berteman.
Setelah perjalanan panjang akhirnya [Name] sampai disebuah rumah besar yang cukup mewah di perumahan elit, awalnya [Name] terkejut namun keterkejutannya disembunyikan dengan wajah datar.
"Mau masuk dulu [Name]-chan?"
"Tidak perlu, aku akan langsung pulang saja, akan berbahaya jika aku pulang malam."
[Name] menolak tawaran yang di berikan Earhlyta dengan halus takut menyakiti perasaan gadis itu, sedangkan Earhlyta hanya menganggukkan kepalanya.
"Kali begitu aku pergi dulu, Jaa sampai ketemu besok Earhlyta-chan."
[Name] pamit sambil melambaikan tangannya, jangan lupakan sebuah senyuman yang mengembang diwajahnya, setelahnya [Name] berjalan pergi meninggalkan Earhlyta dengan Earhlyta yang mulai melangkah kakinya masuk kedalam kawasan rumahnya.
Selama perjalanan [Name] terus saja memandang kearah langit yang mulai berubah menjadi gelap, bintang-bintang mulai bertaburan di angkasa, bulan pun sudah mulai menyinari bumi, sejujurnya [Name] merasa bingung, dirinya harus pulang dengan jalan kaki atau naik transportasi umum, sebenarnya [Name] tau jika di jam segini transportasi cukup penuh oleh orang-orang yang baru pulang dari kerja mereka.
Bunyi ponsel [Name] mengalihkan perhatiannya, dengan cekatan tangan sang gadis mengambil alat komunikasi tersebut, membuka lipatannya terlihat jelas nama sang kakak pada layar ponsel tersebut.
Tanpa berlama-lama [Name] langsung mengangkatnya, takut jika lama sedikit sang kakak akan memarahinya.
"Kenapa? Aku sedang dalam perjalanan pulang."
["Kau berada dimana,[Name]?"]
"Roppongi."
["Sedang apa kau disana?"]
"Mengantar teman ku, apa Mitsuya-kun tidak memberitahumu?"
["Tidak, dia mengatakan kalau kau pergi bersama temanmu."]
KAMU SEDANG MEMBACA
Akuma No Shōjo •Tokyo Revengers x Readers•
Random[Tokyo Revengers x Reader Fanfiction] Sebuah belenggu tekad yang menjadikan seseorang rela berjuang demi orang yang dekat dengannya. Mempertaruhkan nyawanya, demi seseorang yang disayanginya. Memberi motivasi agar mereka tidak saling membenci. Membe...