chapter 4🔞

2.5K 192 37
                                    

Keringat dingin membanjiri tubuhnya, tubuhnya terus menggeliat, kelopak matanya terus bergetar seakan ingin terbuka namun kesulitan. Mimpi buruk membuat ia gelisah dalam tidurnya dan tanpa sadar membangunkan seseorang yg tengah tidur di sebelahnya.

Chenle merasa terusik karena Jisung terus bergerak dalam tidurnya. Perlahan terdengar ia bergumam memanggil nama Chenle.

Jisung terus terperangkap dalam mimpinya, ia ingin keluar, ia ketakutan.

"Dy..."

"Andy.."

"Andy!"

"Haaa" Jisung langsung terbangun dan membuka matanya, ia terengah dan pandanganya linglung

"Andy.. apa kau mengalami mimpi buruk?" Chenle mendekat hendak memeriksa keadaanya namun seketika tubuhnya terhuyung ke belakang dan Jisung memeluk perutnya dengan erat.

"Ada apa?" Chenle mengelus surainya sudah lembab karena keringat

"..." gumamnya tidak jelas

"Aku tidak bisa mendengar suaramu"

Perlahan Jisung melonggarkan pelukanya, ia masih menatap perut rata itu lalu berucap.

"Aku meninggalkanmu lagi. Aku.. lagi dan lagi pergi darimu. Maafkan aku"

"Apa yg kamu bicarakan?" Chenle kebingungan

"Aku terus melanggar janjiku. Maafkan aku"

"Andy. Aku tidak mengerti"

Jisung melepaskan pelukan lalu memutar badanya berbaring di paha Chenle. Sebuah senyuman tercipta disana. Chenle menunduk menatap mata itu tersenyum dan berbinar menatap mata coklat miliknya.

"Aku sudah meninggalkanmu berulang kali dan melanggar janjiku dengan terlalu sering. Sekarang aku bahkan tak percaya diri mencintaimu dengan perasaan seperti itu lagi. Apa Chenleku masih akan memaafkanku?" Jisung mengangkat tangannya menyentuh pipi Chenle, menangkupnya.

Perasaan itu lagi?

"Apa.. kamu sudah ingat semuanya?" Chenle menatapnya dengan mata terkejut.

"Ya" Senyum itu semakin lebar dengan perasaan yg terus menumpuk

Mata Chenle melebar dan sudut matanya memerah. Apa ini mimpi? Apa ia benar-benar mengingatnya? Semuanya? Apa yg harus ia lakukan sekarang?

Chenle menggenggam tangan itu.

"J-ji.. Jisung?" Suara Chenle bahkan sampai bergetar

"Hmm?"

Chenle menggigit bibirnya dan memejamkannya dengan erat, ia menahan isakan yg terus mendesak tenggorokannya.

"Chenle?" Jisung beranjak duduk di depanya menatap dengan khawatir

"Kenapa? Kenapa lama sekali"

"..."

"Berapa kali aku harus menunggumu?"

"..."

"Berapa lama aku harus menunggumu?"

Isakan itu akhirnya keluar, ia menangis di depan kekasihnya. Saat pertama bertemu, inilah yg ingin ia lakukan di depanya, namun ia tak mampu.

Ia benar-benar ingin marah pada lelaki ini, melemparkan semua rasa sedih dan amarahnya. Ia ingin mengeluh, ia ingin menangis dan ia ingin memeluknya seerat mungkin agar ia tak pernah pergi lagi darinya.

Perasaan ini lebih dari saat ia di tinggalkan di rumah mewah itu tanpa tahu apapun, terlantar tanpa mengenal siapa pun atau pada malam di saat Revalius membawanya. Perasaan ini menghancurkan hidupnya, melihatnya menutup mata untuk selamanya dan suhu tubuhnya perlahan mendingin dalam pelukannya. Untuk ketiga kalinya Jisung meninggalkannya. Ia sudah tak tahu seperti apa hatinya saat itu.

Dive Into You || JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang