Chapter 11

1K 130 16
                                    

.
.
.
Suara burung mengganggu tidurnya, mentari pagi itu begitu menyilaukan, ia tergerak dan mencoba membuka mata yg terasa sangat berat.

"Kau sudah sadar?"

Siapa itu?

"Kau bisa mendengar ku?"

Ya aku bisa

"Jika kau bisa mendengar ku kedipkan matamu"

Chenle mengedipkan matanya perlahan, pupil matanya mengikuti arah jari itu bergerak.

Setelah beberapa saat ia akhirnya bisa membuka matanya dengan sempurna dan menggerakkan lehernya perlahan. Ruangan itu sangat sederhana hanya ada lukisan dan sofa di dekat jendela. Suara mesin pendeteksi jantung dan tabung oksigen yg tersambung ke mulutnya. Sudah di pastikan ia berada di salah satu rumah sakit kelas VIP. 

Dimana Jisung?

"Jangan memikirkan apapun. Cobalah untuk menenangkan pikiranmu"

Chenle hanya mengangguk pelan dan dokter meninggalkannya.

Klak

Jaemin termangu di tempatnya mendapati Chenle menoleh padanya, ia menutup mulutnya karena terkejut juga terharu. Ia melangkah dengan terburu-buru memeluk tubuh itu lalu menangis.

"Ya tuhan. Akhirnya kau bangun. Aku sangat lega"

Chenle sangat ingin berbicara namun tenggorokannya masih sakit dan kering jadi ia hanya diam.

"Kau tau betapa takut ya aku ketika kau datang dengan kumuran darah di seluruh tubuhmu. Aku bahkan tak bisa bergerak karena terkejut"

Jaemin memarahinya dengan nada lucu, ia sesenggukan masih dengan mengomel panjang lebar, dan Chenle hanya bisa menghela nafas karena merasa bersalah.

Perlahan Chenle mulai berbicara pelan, dengan bantuan Jaemin ia mengangkat ranjang itu agar Chenle bisa duduk. Meski ia di larang pun itu percuma karena kondisinya yg masih lemah.

"Bagaimana keadaan Jisung?"

"Dia baik-baik saja. Kau tenang saja"

Hela nafas lega ia keluarkan namun segera tertahan ketika ia mendengar cerita selanjutnya dari Jaemin.

"Kau tahu. Saat kau datang dalam dekapannya semua orang ketakutan. Orang-orang berpakaian hitam berjalan di lorong mengikuti Jisung. Kau berlumuran darah dan Jisung penuh dengan luka di sekujur tubuhnya"

Chenle meremas selimut di bawahnya

"Itu pertama kalinya aku melihat Jisung lagi. Melihat wajahnya yg semakin tegas dan dewasa, ekspresi yg ia keluarkan baru pertama kali ku lihat seumur aku mengenal Jisung. Khawatir, ketakutan dan marah yg sangat kuat. Ekspresi yg tak bisa ku bayangkan akan di keluarkan oleh seorang Park Jisung dalam hidupnya" Senyum Jaemin sangat tulus ia menatap Chenle

"Semua itu karena mu. Kau adalah hidupnya, kau segalanya untuknya. Dalam seminggu ia seperti mayat hidup, dengan wajah mengerikan menunggumu untuk bangun"

Jisung bahkan tak ingin beranjak seinci pun di hari pertama Chenle tak sadarkan diri. Kalau bukan paksaan Jaemin dan yg lain mungkin Jisung akan duduk disini selama seminggu penuh.

Drap drap

Klak

Semuanya terdiam, Chenle menoleh menatap orang itu dengan senyuman lembut. Jisung yg baru masuk tertegun mendapati Chenle sudah sadar dan tengah menatapnya dengan senyuman.

Ini mimpi?

"Baiklah aku akan kembali bertugas. Cepat sembuh Chenle"

"Terimakasih hyung"

Dive Into You || JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang