Chapter 9

819 99 9
                                    

Jalanan siang itu cukup ramai tapi Jisung tak bisa menurunkan kecepatan walau sedikit. Ia terus menyalip kendaraan di depanya, yg ia pikirkan adalah menyusul Chenle secepat mungkin.

"Dimana dia? Lacak dulu ponselnya"

"..."

"Kirim titik koordinatnya sekarang!"

"..."

Jisung menutup telepon dan melaju ke tempat yg sesuai sudah di tunjukan.

Mobil hitamnya berhenti dan ia langsung turun. Detak jantungnya tak pernah tenang sejak ia turun, ia membuka setiap pintu mobil namun nihil hanya ada orang mati di dalamnya.

Chenle kau dimana?

Ia akan gila

Matanya memerah terus mencari sosok nya, ia tak ingin lengah mencari di sekitar jalan sepi itu dan memanggil namanya dengan suara bergetar.

Ring ring

Jisung menoleh mendengar nada dering ponsel Chenle, ia mengobrak-abrik mobil dan menemukannya di bawah jok mobil.

Nana Hyung

Jaemin hyung?

Tanpa menunggu ia langsung menekan tombol hijau, sebelum Jisung bersuara, orang di sebrang sudah lebih dulu berbicara.

"Chenle obatmu tertinggal, mau aku antarkan padamu?"

"Obat?" Gumamnya

"Jangan terlalu lelah, jaga kondisimu juga bayimu. Jangan terlalu stres juga, mengerti?"

Mata Jisung melebar dan tangan yg memegang ponsel kaku.

Bayi?

Bayi siapa?

"Bayi?"

"Eoh ini Jisung? Apa Chenle sedang istirahat?"

"Kau tahu soal aku?"

"Ya Chenle sudah banyak bercerita..."

"Apa yg kau maksud bayi?"

"...Aku tak tahu apa ini bagus atau tidak, jika Chenle belum berbicara soal ini sebaiknya kau mendengarnya dari-"

"Katakan saja cepat!"

"Apa yg terjadi? Kenapa suaramu panik?"

"Chenle menghilang. Katakan sekarang apa yg terjadi?" Jisung memegang ponsel itu lalu naik ke mobilnya, ia melaju mengikuti titik koordinat smartwatch di tangan Chenle yg baru saja anak buahnya kirimkan.

"Apa? Menghilang? Bagaimana bisa?"

"Jangan membuang waktuku, cepat katakan!"

"... Baik baik. Pagi tadi Chenle mengunjungi rumah sakit karena mual parah, kebetulan aku bertemu dengannya dan memeriksanya, ia tengah hamil, usia kandungannya baru dua minggu"

"Chenle... Hamil?" Jisung hampir kehilangan suaranya "Apa kau serius?"

"Ya aku memeriksanya beberapa kali dan yakin. Tapi karena itu langka aku khawatir dengan kandungannya, mungkin lemah atau akan merugikan bagi Chenle"

Cengkraman di stir mobil mengerat menimbulkan urat biru di tangan Jisung, ia begitu senang namun juga sangat khawatir. Mengetahui bahwa penculik itu membawa dua anggota keluarganya kekhawatiran dan rasa marahnya meningkat dua kali lipat.

Akan ku habisi kau keparat !!

🐭🐬🐭

Ruangan itu gelap dan pengap. Chenle tak bisa melihat apa pun. Ia melirik ke segala arah mencari benda tajam untuk melepaskan tangan dan kakinya yg di ikat. Ia tak punya waktu untuk memikirkan ia dimana dan apa yg terjadi. Ia hanya harus cepat-cepat keluar, ia memikirkan Jisung pasti sangat khawatir padanya.

Dive Into You || JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang