speechless

17 3 0
                                    

  Vina segera berlari menghampiri Aela yang mungkin sudah sampai blok. Seharusnya, Vina kena imbauan sebab langkah kakinya sangat keras. Namun sedang tidak ada pembina di kantor. Mungkin siang-siang jam 1 ini sedang waktunya makan untuk pembina.

  “La?” undang Vina begitu dirinya sampai blok. Tapi, tiada yang menyaut panggilannya. Dia mencari-cari, hendak keluar blok dan papasan dengan teman sekamarnya, Yuna.

  Yuna kaget dengan muka Vina yang tampak sedang khawatir. Tapi lebih parah Vina dalam lomba terkaget di pintu blok 4 ini.

  Yuna yang perasaan habis mandi, kenapa bawa-bawa bunga Baby's Breath? Dapat dari mana juga? Bikin bersin pula.

  “HACHHU!!”

  Yuna langsung memalingkan mukanya. Adik kelas yang berlalu lalang lewat sepertinya menahan tawa yang dibuat oleh mb Vina 8B.

“Yun, ken– HACHU!” ternyata pertunjukan tawa ini belum selesai. Sedikit demi sedikit tawa yang ditahan adik kelas mulai lepas. Namun bagi Yuna, gelengan keras.

“Kenapa?” tanya singkat Yuna.

  “Nyari Aela, tapi malah bersin gara-gara kamu bawa bunga tuh.”

  “O” jawab singkat Yuna.

  “Tadi aku ngikutin dari belakangnya. Kok sekarang sliwer dah gak kelihatan?” tanya Vina bingung.

  “idk” lagi-lagi jawab singkat Yuna.

  “Kobor (koperasi boarding) bukaa” sahut kicau adik kelas.

“Bodoamat, mau ke kobor” gumam Vina.

  Dengan langkah agak ondal-ondol dan kerudung yang awut-awutan sehabis lari, menjadikan Vina sebagai tontonan adik kelas lagi.

  Sekembalinya dari kobor, Vina melihat Yuna senyum-senyum sendiri di kamar Al Musowwir blok 4 (kamar Vina).

  “Vin,” panggil Aela tiba-tiba dari belakang.

  “Yok kobor” lanjut Aela.

  “Dari mana?” tanya Yuna.

  “Ada” jawab Aela.

  “Kamu kenapa Vin?” tanya Aela pada Vina yang wajahnya sedang suram.

  “BM” jawab singkat Vina.

  “O, yok siapa yang mau ke kobor” ucap Aela.

  Tanpa basa-basi, Yuna bangkit dari alam lantai beralas bantal milik Vina.

  “Cie-cie Ditya, kiw kiw” suara samar-samar dari luar kobor ketika memilih jajan.

  “La, ayo nguping” ajak Yuna. Gelengan sekali dari Aela.

  “La, kok balik dulu?”

   “Aela tadi masih punya uang 3.000 di sini, jadi dia ndak usah bayar.” sahut Bu Ulva, penjaga Kobor.

  “Oala, tadi dia jajan apa, Bu?” tanya Yuna sambil duduk di samping Bu Ulva untuk membayar jajannya.

  “Kopi, Nak. Lupa namanya.” jelas Bu Ulva dengan semanak.

  “Wis, kopii” batin Yuna.

  “Jangan jangan–” lanjut batin Yuna.

  Yuna dengan segera kembali ke kamar Aela ketika mengingat sesuatu.

wicara yang tiada
bagai suasana belantara
dalam sanubari sedang menghayati
bahwa perasaan ini dirasa sendiri

—Aela, Saturday

DegupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang