Prolog

5 2 0
                                    

Haii,salam kenal!

Kalau ada yang vote dan komen aku lanjut yaa hihi.
Biar aku tau,kalian suka ngga dengan ceritanya?

__________________________________________________________

HAPPY READING!🥰

Azhira selalu merasa cemburu dan dongkol kepada kakaknya,karena sang ibu yang selalu harus membandingkan anak-anaknya dan diakhir perbincangan selalu pergi terlebih dahulu tanpa pamit dan menangis didalam kamar gelap,merasa hidup sendiri.

Tidak,Azhira masih mempunyai Ayah.Ayah yang akan mendukungnya disituasi apapun.Terkadang,Azhira sendiri tidak tega melihat Ayah yang akan berakhir berdebat dengan ibu karena membelanya.

Salah satunya adalah kejadian dimeja makan,baru saja Azhira duduk kemudian siap mengambil lauk pauk dan nasi.Namun,kegiatannya terhenti karena ucapan Ibu.

"Azhira enak sekali ya,pulang langsung makan.Lihat tuh Mba kamu,dia membantu ibu masak ini semua walaupun ibu tau badan Mba pasti lelah.Iya kan sayang?"

"Ngga kok bu," Ucapan Farah dengan senyum manis yang palsu itu membuat Azhira mengucapkan sabar dalam hati.

Padahal sebelum berangkat bekerja,Azhira selalu membersihkan rumah seorang diri.Memasak,menyapu,mengepel dan semua urusan rumah sudah menjadi teman hidupnya.

Sementara sang kakak bisa dihitung jari masuk kedapur,apalagi memegang sapu.

Azhira bukanlah berasal dari keluarga berada,namun cukup dan tidak kekurangan.

Sebenarnya sudah sejak lama,tepatnya saat ia berhasil membangun coffe shop Azhira ingin pergi dari rumah namun ia tidak tega meninggalkan ayahnya seorang diri.

"Maaf bu,Azhira tadi lembur jadi ngga bisa bantu."

Kemudian Azhira pergi,nafsu makannya sudah hilang. Walaupun sebenarnya perutnya terasa amat lapar sejak tadi ditoko,pasalnya hari ini coffe shop miliknya penuh pelanggan membuat Azhira sibuk dan melupakan makan siang.

Menyedihkan sekali hidupnya.

Sampai pada hari weekend yang membuatnya terkejut,saat Ibu memberitahunya mengenai perjodohan.

Bukan,sebenarnya ini seharusnya perjodohan Farah dengan pilihan sang Ibu.Namun berhubung Farah menolak dengan alasan masih ingin mengejar karier.Dan akhirnya tanpa bertanya apapun pada Azhira,Ibu menjodohkan nya dengan pria yang bahkan belum ia ketahui dan ibunya hanya memberitahu pekerjaan calon suaminya akan menjamin kebutuhan hidup kami juga umur yang terpaut empat tahun berbeda dengan Azhira.

Kembali menghela nafas,mungkin tidak dapat dihitung berapa kali dirinya mengalah.

Bukan tanpa alasan Azhira menerima perjodohan ini,Azhira berfikir mungkin ini adalah cara berbakti kepada ibu dan ayah yang akan membuat mereka bahagia.Apalagi ucapan ayah yang terngiang dalam pikirannya.

"Adek,maafkan ayah karena belum bisa membahagiakan adek.Jujur ayah tidak mengetahui tentang perjodohan ini,namun jika boleh ayah meminta adek untuk menerima semua ini dengan ikhlas dan lapang dada.Ayah yakin,semua ini sudah rencana Tuhan.
Suatu saat pasti adek akan bersyukur karena menikah dengan Arshaka,dia akan menyayangi adek sama seperti ayah.Anggap semua ini sebagai bentuk bakti kamu pada Ibu ya sayang."

Azhira sudah menangis dalam pelukan ayah,tidak tega saat ayah menyalahkan dirinya sendiri.

"Ayah sudah sangat sangat membuat adek bahagia,kasih sayang,perhatian,cinta dan semua kepercayaan ayah selama ini lebih berharga dari apapun dalam hidup adek.Adek mau menikah karena ayah,adek janji ngga akan buat ayah kecewa."

Mungkin itu adalah keputusan tepat untuk hidupnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Titik Temu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang