"Enak? " ucap Andra sambil menatap Syila dengan lembut. Wanita itu tampak memakan nasi goreng dengan sangat lahap. Kepalanya mengangguk tanpa menatap Andra.
Syila menyodorkan piring yang telah tandas ke depan. Bibirnya mengucapkan hamdalah. "Dah, yuk balik! ". Dengan segera, wanita itu berdiri.
"Tunggu! "
Andra mendekatkan tubuhnya ke arah Syila. Dengan lembut, ibu jarinya mengusap sudut bibir sang istri. Syila mematung menatap manik mata Andra. "Tadi ada sisa nasi di bibir kamu.. ". Tangannya mengacak pelan pucuk hijab istrinya.
Syila berkedip tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia yang merasa gemas pun langsung mencubit kedua pipi wanita itu.
"Ishh!! Sakit tau!! "
Andra terkekeh pelan. "Makanya, jangan melamun, sayang.. "
Syila menyilangkan kedua tangannya. Wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah sepasang anak muda yang tengah mengobrol ria.
Andra melambai-lambaikan tangannya di depan Syila. Dia mendekati sang istri. Tubuhnya mematung menatap sepasang netra yang berkaca-kaca itu. "Dek? Kenapa? " tanya Andra sambil mengusap lembut pipi yang telah basah itu. Wanita itu menangkis tangannya dengan kasar. Lalu, berlari meninggalkan Andra.
"Dek?!!! "
Dia berlari menyusul Syila yang cukup jauh. Kepalanya mendongak menatap awan hitam yang sebentar lagi akan hujan. Syila berlari semakin jauh dan membuatnya sedikit tertinggal.
Andra berhenti. Lalu, berlari menuju mobil. Dan mulai mengemudi dengan kecepatan tinggi. Hujan mulai turun dengan deras. Kepalanya menoleh ke segala arah, berharap dia dapat melihat Syila. Hingga kedua matanya menatap istrinya yang berjongkok di pinggir jalan. Dihentikannya mobil miliknya di samping wanita itu.
Lalu, dia keluar dari mobil dengan sebuah payung di genggamannya. Diletakkannya payung itu di atas Syila, agar hujan tak mengenai tubuh dari wanita yang dia cinta.
Syila mendongak. Lalu, membalikkan tubuhnya. "Nan ngapain disini?! Gue mau sendiri!!! ". Andra hanya bungkam. Dengan cepat, dia merengkuh tubuh mungil sangat istri ke dalam dekapannya. Dibuangnya payung itu ke sembarang tempat.
Wanita itu berusaha memberontak dalam pelukannya. Tapi, justru dia semakin mempererat tubuh Syila ke dalam pelukan tersebut. "Kamu kenapa? " tanya Andra sambil mengusap kedua matanya yang terkena air hujan.
Syila hanya diam. Lalu, wanita itu melepaskan pelukan tersebut dengan kasar. Kedua kakinya melangkah cepat menuju ke sebuah taman. Andra menyusul sang istri dari belakang. Tubuhnya terpaku melihat Syila yang bersimpuh sambil menatap ke arah langit.
"Rai!! "
Andra mematung. Hatinya terkikis ketika mendengar Syila berteriak memanggil nama itu, Raihan. Setetes air mata keluar dari sudut matanya. Dia memalingkan wajahnya.
"Hiks.. hiks.. gue kangen lo!!! Kenapa lo pergi ninggalin gue?!! hiks.. hiks"
Andra mendekat ke arah Syila. Dia berjongkok seraya memegang bahu sang istri dengan lembut. "Hey, tenangkan diri kamu! Raihan sudah tenang di sana.. " ucapnya sambil mengusap salah satu pipi Syila. Syila menggeleng kuat.
"Gak!! Lo salah!! Gue tadi liat dia disini!! " titah Syila sambil mengarahkan telunjuknya di posisi tubuhnya saat ini. Andra menggeleng. Diusapnya pipi wanita itu dengan lembut. Namun, Syila menangkisnya dengan kasar.
"Istighfar, tidak baik kamu bilang seperti itu! "
Wanita itu tetap menggeleng. "Gak!! Gak!! Gue liat dia!! Gue gak halu, tapi ini nyata!!! Gue liat dia dengan mata kepala gue sendiri!! Disini!! Lo ngerti gak sih?!! " kekeuh Syila sambil mendorong kuat tubuh Andra.
Dengan sigap, dia memeluk tubuh Syila. Ibu jarinya mengusap lembut punggung itu. "Ikhlaskan, dia telah pergi.. saya mohon, jangan seperti ini" pinta Andra sambil mengecup pucuk hijab hitam yang telah basah itu. Air matanya mengalir bersama dengan hujan yang semakin turun dengan deras. Dadanya sesak ketika melihat begitu rapuhnya Syila hanya karena dia.
"Lo gak ngerti perasaan gue.. " lirih wanita itu sambil memukul dadanya. Kedua matanya telah membengkak. Andra menggeleng pelan.
"Saya mengerti.. sangat mengerti"
Bibirnya mengecup kening itu dengan cukup lama. Kehilangan orang tercinta tidaklah mudah, Andra tahu itu dan dia telah mengalaminya. Dia memang terluka karena Syila yang sampai saat ini belum bisa melupakan cintanya. Tapi, bagaimanapun juga, untuk saat ini, egonya harus disingkirkan. Karena Syila lah yang lebih terluka daripada dirinya.
Empers Of Heart
![](https://img.wattpad.com/cover/283244509-288-k198741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaraloka Sang Letnan [END]
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA : EMPERS OF HEARTH ⚠CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKSI⚠ SPIRITUAL - ROMANCE "Allah akan menjadi saksi perjuanganku meraih hatimu" ______________________ "Kenapa Nan milih gue? " "Karena cinta tidak butuh alasan, bukan? " "Tapi, gue gak...