Satu bulan lagi di kampus tempat Viandra dan Jimmy kuliah akan diadakan festival Seni. Festival Seni merupakan satu acara tahunan wajib yang menjadi favorit para mahasiswa. Selain festival itu tampak seperti pesta, di sana juga diadakan pagelaran seni dan bazaar. Bahkan dalam acara tersebut juga mengundang band kenamaan yang tentu saja menambah euforia tersendiri bagi para mahasiswa.
Panitia festival Seni Kampus saat ini telah berkumpul di aula untuk rapat yang kesekian kalinya. Jonathan selaku ketua panitia kini telah menyampaikan sedikit kalimat motivasi dan harapannya untuk festival seni tersebut. Selesai dengan sambutannya yang tidak membutuhkan banyak waktu Jonathan segera meminta setiap orang berkumpul bersama divisi masing-masing untuk berdiskusi tentang rencana kegiatan per divisi. Selain itu, Sang Ketua juga meminta agar setiap divisi membuat planning secara terstruktur dan tertulis. Sehingga saat ada yang kurang atau keperluan lain yang belum terpenuhi segera dapat disiapkan mulai saat ini.
Di tengah rapat tersebut, pintu aula yang awalnya tertutup tiba-tiba terbuka. Seorang gadis dengan aura supermodel berjalan dengan langkah anggun memasuki aula mengabaikan tatapan kagum dari orang-orang di sekitarnya.
Jane Auristela, seorang model terkenal dan juga merupakan mahasiswi tingkat 2 di Bayanaka University. Gadis cantik pemilik gummy smile dengan bentuk tubuh proposional. Cukup dirasa sebagai penggambaran untuk gadis yang menjabat sebagai primadona di kampus tersebut.
"Ada bidadari Bayanaka University nih!" Seru Yoga memecah keheningan. Pemuda yang mulutnya tidak bisa diam itu tampak kagum mendapati seorang gadis cantik yang menjadi primadona di kampusnya tersebut.
"Maaf, minta waktunya sebentar ya," ucap Sang Primadona dengan senyum menawannya yang secara otomatis membuat Yoga dan lelaki lainnya makin kegirangan.
"Lama juga gak apa-apa, akang di sini siap menemani Eneng," sahut Ardhan membuat Jane terkekeh ringan.
"Ada perlu apa Jane?" Si Ketua Panitia mulai angkat bicara sebelum pemuda yang lain beraksi menggoda si adik tingkat yang memang terkenal cantik itu.
Jane mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh aula. Hingga tatapan si gadis yang menjadi pusat perhatian terhenti pada pemuda yang sedang memejamkan mata di salah satu kursi bagian tempat divisi dokumentasi berkumpul.
"Itu Jo, aku mau bicara sama Vi sebentar."
Meski Jonathan belum memberikan ijin, Jane dengan langkah ringan langsung berjalan ke arah Viandra yang tampak lelap dan tak peduli dengan kehadiran Sang Primadona.
Seluruh penghuni aula mulai memperhatikan setiap langkah yang diambil oleh Jane. Kejadian itu benar-benar tampak menarik apalagi bagi biang gosip seperti Naya yang kebetulan juga merupakan panitia di divisi acara.
Mau sedingin dana secuek apapun sikap seorang Viandra dirinya tetaplah menjadi pujaan bagi hampir seluruh perempuan di kampusnya sebagaimana Jane yang juga digilai oleh hampir seluruh pemuda di kampus tersebut. Tentu saja berita tentang dua orang itu akan menjadi berita panas untuk dibicarakan.
"Vi," Jane mencoba membangunkan Viandra dengan suara lembutnya. Namun, pemuda tampan itu masih tampak terlelap.
Dengan berani Jane kembali berjalan lebih mendekat membuat penghuni aula makin excited dengan tontonan drama dadakan tersebut. Drama dadakan yang dimainkan langsung oleh dua tokoh terpopuler di Bayanaka University. Sangat menarik bukan?
"Viandra." Jane dengan lebih berani lagi mengulurkan tangannya dan menyentuh pundak si pemuda.
Viandra yang merasa tidurnya terganggu mulai membuka matanya secara perlahan. Mendapati keberadaan Jane di depannya Viandra hanya menatap sejenak. Merasa tak mengenal dan tak memiliki urusan dengan gadis di depannya Viandra justru melengos jengah karena tidurnya telah diganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
House of Card
FanfictionA house made of cards, and us, inside Even though the end is visible Even if it's going to collapse soon A house made of cards, we're like idiots Even if it's a vain dream, stay like this a little more I say it like a habit We won't work in the end ...