Part 3

169 26 2
                                    

Viandra baru saja memasuki rumahnya yang kemudian disambut senyuman ramah dari Bi Mina. Seorang wanita paruh baya yang sudah menjadi asisten rumah tangga di rumah Adhima sejak Viandra berusia 7 tahun. Pemuda tampan itu memberikan sebuah senyuman tipis untuk membalas sambutan Bi Mina.

"Tuan dan Nyonya tidak di rumah, Mas. Tadi siang beliau berdua berangkat ke Palembang." Viandra mengangguk paham.

"Iya, Bi. Tadi siang Mama sudah ngabarin kalau mau ke Palembang." Setelah mengobrol dengan pembantunya itu Viandra hendak meneruskan perjalanan menuju kamarnya.

"Apa Mas Viandra mau makan di kamar? Biar Bibi antar ke atas makanannya." Viandra menghentikan langkahnya dan menggeleng pelan.

"Gak perlu, Bi. Nanti Viandra turun kalau sudah lapar." Bi Mina mengangguk mendengar jawaban dari si anak majikan.

"Aku naik dulu, Bi!" Pamit Viandra kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Baru saja beberapa menit Viandra memejamkan mata, seseorang menyerobot masuk ke kamarnya. Tanpa perlu membuka mata, Viandra sudah dapat menebak bahwa orang yang masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi itu adalah Jimmy.

Begitulah, Jimmy yang sudah bersahabat dengan Viandra sejak lima tahun yang lalu itu sudah terbiasa keluar masuk rumah mewah keluarga Adhima. Bahkan kedua orang tua Viandra sendiri sudah menganggap Jimmy seperti saudara bagi Viandra.

"Bangun! Gak usah pura-pura tidur!" Seru Jimmy sambil meloncat ke kasur Viandra.

"Gak usah ganggu, aku mau istirahat," ucap Viandra tanpa membuka matanya.

Jimmy jelas tak mau mendengar ucapan sahabatnya kemudian berdecak kesal.

"Jelasin dulu, ada hubungan apa antara kau dengan si model itu?"

Viandra membuka matanya dan menatap sahabatnya malas.

"Gak ada hubungan."

"Gak ada hubungan, tapi bisa-bisanya dia nembak kamu sampai memohon-mohon agar cintanya diterima kayak gitu." Jimmy masih tak mempercayai ucapan sahabatnya.

"Mana aku tahu, yang jelas semalam aku cuma nolongin dia." Viandra tampak malas harus mengingat kejadian itu lagi.

"Tahu-tahu paginya langsung nyatain cinta."

Viandra bangkit dari tidurannya dan mengacak rambutnya kasar. Tampak jelas bahwa pemuda itu sangat merasa kesal dengan kejadian yang baru saja dialaminya.

"Makanya kalau ganteng jangan berlebihan, dibagi-bagi sama yang membutuhkan. Kayak aku misalnya." Kekeh Jimmy ketika melihat sahabatnya yang selalu tampak frustasi ketika ada perempuan yang mendekatinya.

"Kamu gak nyesel nolak cewek modelan Jane?" Tanya Jimmy dengan tampang penasaran yang hanya dijawab gelengan kepala malas dari Viandra.

"Vi, setelah kejadian tadi banyak yang gosipin kalau kamu itu gay." Jimmy kini memandang Viandra yang tampak tak peduli dengan ucapannya.

"Diem aja terus! Jangan-jangan memang benar kalau kamu itu gay."

Bukannya jawaban yang didapat oleh Jimmy malah sebuah lemparan bantal yang mendarat di mukanya dengan kasar.

House of CardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang