Part 1

1.9K 22 1
                                    

" Aduuhhh...Bang, buruan donk. Saya bisa telat nih." seru seorang gadis yang menggunakan blazer hitam dengan kaos pink di dalamnya ditambah dengan rok dengan warna senada dengan blazernya. Dia adalah Alena, seorang gadis berusia 25 tahun, yang sedang manaiki ojek untuk sampai di sebuah perusahaan tempat dia melamar kerja.
" Sabar, Neng, gak lihat ini jalanannya macet banget? " balas tukang ojek sedikit berteriak karena keramaian suara kendaraan di jalan raya. Jalanan pagi ini memang sangat ramai sehingga membuat kemacetan sampai beberapa kilometer. Alena tidak berhenti melihat arloji di tangan kirinya, dia sedang berpacu dengan waktu. Jarak ke perusahaan yang ingin dia datangin hanya tinggal beberapa kilometer saja. Mungkin dengan motor akan sampai dalam waktu 5 menit. Kalo jalan kaki bisa sampai dalam 15 menit. Alena ragu dia akan tiba tepat waktu bila terus menunggu di tengah kemacetan ini. Akhirnya Alena memutuskan untuk turun dari ojek dan berjalan kaki menuju perusahaan yang akan dia tuju.
" Bang, gue turun disini aja deh." kata Alena sambil turun dari motor.
" Yakin, Neng? Ini sedikit lagi nyampe lho." kata si tukang ojek tidak enak hati karena tidak mengantarkan pelanggannya sampai di tempag tujuan.
" Justru karena sedikit lagi makanya gue pilih jalan kaki aja. Nih..." kata Alena sambil menyerahkan selembar uang sepuluh ribuan.
" Oh yaudah deh. Hati-hati ya, Neng."
" Iye. Makasih ye, Bang." kata Alena sambil menyodorkan helm yang dipakainya pada tukang ojek. Si tukang ojek pun menerima helm pemberian Alena sambil tersenyum. Alena tak mempedulikan senyuman genit si tukang ojek itu. Dia langsung berjalan menerobos kemacetan dan berjalan menuju trotoar. Alena menusuri jalan yang padat dengan kendaraan pagi ini dengan terburu-buru.
Ini bukan pertama kalinya Alena melamar pekerjaan, dia sudah pernah bekerja di beberapa perusahaan dan harus resign karena kegenitan bos-bosnya yang selalu menggodanya. Ini merupakan perusahaan ke sepuluh yang dia pilih untuk bekerja semenjak dia sudah lulus kuliah S1 tiga tahun yang lalu. Selama tiga tahun bekerja sudah sembilan perusahaan yang Alena masuki, tidak ada yang bertahan lebih dari empat bulan. Semua itu karena kegenitan bos-bos di berbagai perusahaan yang terpesona dengan kecantikan Alena .

Sedikit perkenalan...
Alena Queen Fahrezy, seorang gadis cantik yang tinggi 170 cm, kulit putih dan tubuh langsing, rambut panjang semampai yang membuat pria mana pun pasti tergoda ingin membelai rambutnya, ditambah wajahnya yang bersih dari kata jerawat dan komedo. Hanya dengan olesan bedak munimalis, kecantikan Alena semakin terpancar. Pria mana yang tak terpikat melihatnya, termasuk para bos di perusahaan yang sudah dia tinggalkan. Mantan bos-bos Alena itu memang beraneka ragam. Ada yang sudah menikah, mulai dari usia 30 sampai 50 tahunan, dari yang masih terlihat muda sampai sudah om-om. Ada juga yang belum menikah dan masih terlihat tampan. Tapi, tak ada satu pun yang menarik perhatian Alena karena baginya mereka semua hanyalah seorang bos. Alasan Alena untuk resign pun bermacam-macam, mulai dari tidak nyaman karena diperlakukan istimewa daripada karyawan yang lain sehingga Alena menjadi risih sendiri, sampai di labrak oleh istri bos yang merasa Alena sudah menggoda suaminya. Daripada dianggap menghancurkan rumah tangga orang lain, Alena lebih baik kehilangan pekerjaannya.
Alena memang harus bekerja keras agar bisa menghidupi dirinya sendiri. Sejak ayah dan ibunya meninggal dua tahun yang lalu akibat kecelakaa n pesawat, Alena harus hidup sendiri. Beruntung ada sahabatnya sejak duduk di bangku kuliah dulu, Heidy, yang merupakan anak perantauan dari Jogja, yang memutuskan untuk tinggal bersama Alena. Mereka hidup di rumah Alena yang merupakan warisan orang tua Alena. Heidy yang selalu menemani Alena melewati hari-hari sulit dalam hidupnya. Untuk urusan pekerjaan, Alena dan Heidy sedikit berbeda. Heidy bekerja di sebuah perusahaan swasta sudah setahun lebih, dia bertahan disana. Sedangkah Alena harus keluar-masuk sembilan perusahaan dan tidak pernah bertahan lebih dari empat bulan. Walaupun begitu, Alena adalah gadis yang tidak pernah menyerah. Dia selalu tersneyum dan ceria menghadapi semuanya. Omongan orang dan labrakan istri bos yang pernah dia terima, dia anggap sebagai angin lalu karena dia merasa tidak pernah mengganggu suami siapa pun. Justru suami mereka yang kegenitan padanya. Alena adalah Alena, gadis periang yang tak pernah menyerah, walau pun berbagai cobaan hidup datang padanya, termasuk kehilangan kedua orang tua.

I love you, Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang