"Na, lagi sibuk?" tanya mama sambil membuka pintu kamarku
"Enggak ma, kenapa?"
Mama pun mendekat dan duduk di sampingku
"Satu minggu lagi kan mama sama papa mau anniversary pernikahan ke 33 tahun kebetulan anniversary kali ini pingin di rayain sambil ngundang saudara sama temen deket aja, menurut kamu gimana?"
"Wah, setuju dong kenapa enggak?"
"Soalnya kan ini pandemi masih terus berlanjut apa ya etis kalau kita ngadain acara?"
"Gini aja deh, sekarang aku nanya emang mau berapa orang yang mau mama undang?"
"Sekitar 35 orang sih"
"Ya udah, gak masalah ma lagian kan juga acaranya gak lama-lama yang penting syukurannya aja"
"Gitu?"
"Iya gitu aja, nanti yang gak berkenan hadir ya jangan di paksa yang penting kita udah coba undang mereka"
"Oke deh, nanti kamu bantu dekorasi ya, besok juga anterin mama belanja. Kita masak sendiri aja gak usah pesen catering"
"Siap laksanakan"
Mama tersenyum singkat
"Ya udah, buruan makan malem yuk. Papa udah nunggu di bawah"
"Iya habis ini aku nyusul ya"
Apapun yang akan dilakukan mama sama papa pasti minta persetujuanku terlebih dahulu, maklum karena aku adalah anak satu-satunya. Selama 10 tahun mereka gak di karuani seorang anak. Hingga akhirnya mama hamil aku dan mereka sepakat memberiku nama 'Galina Maheswari" yang berarti wanita yang tenang secantik bidadari. Papaku adalah seorang dokter dan mama menjadi salah satu pemilik salon elite di Kota Malang. Tentu saja dengan pekerjaan yang dimiliki kedua orang tuaku mereka menjuluki ku dengan sebutan "anak tunggal kaya raya"
Mendengar julukan seperti itu, jujur aku sedikit risih padahal kami bertiga juga hidup sesederhana mungkin dan jauh dari kata mencolok.
"Yang kaya kan kedua orang tua gue, gue gak punya apa-apa" kalimat andalan yang selalu aku ucapkan ketika ada orang yang selalu memuji berlebihan atau mengagumi hidup kami.
Aku sama aja kok kayak anak diluar sana, yang harus beres-beres rumah dulu buat dapet ijin keluar rumah + uang saku, harus ranking dulu buat dapetin barang yang aku mau, dan masih banyak lagi hal lainnya.
Meskipun hidup serba ada tapi orang tua ku gak pernah memanjakan aku sekalipun, bahkan setelah aku lulus SMP mereka sepakat untuk tidak memakai ART / pembantu. Yang mana kita bertiga harus saling berbagi tugas untuk menjaga kebersihan rumah. Banyak orang tak percaya bahwa kami tidak mempunyai ART namun ya seperti inilah adanya.
***
Sesuai dengan janji semalam, aku harus nganterin mama belanja keperluan untuk anniversary pernikahan.
"Kamu udah ada ide dekorasinya?"
"Udah sih"
"Kita beli apa dulu?" tanya mama
"Balon yang jelas sama tulisan 'happy anniversary' gitu"
"Oke, kalau gitu kamu naik ke lantai dua mama mau cari belanjaan yang lain dulu"
"Bagi tugas nih berarti?"
"Iya dong, biar cepet"
"Siap, nanti whatsapp aja kalau ada apa-apa"
Aku berkeliling mencari keperluan untuk dekorasi, setelah yakin semuanya sudah dan tak ada yang tidak tertinggal aku turun ke lantai satu mencari mama. Ternyata mama juga sudah berada di kasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagata
General FictionSemua ini menjadi banyak pertanyaan bagiku, apakah kamu memiliki perasaan yang sama ataukah hanya sekedar singgah untuk sementara waktu? - Galina Nyatanya jatuh cinta tidak semudah yang ada dipikiran Galina, akankah takdir mempertemukan mereka?