Chapter 04

4 1 0
                                    

Ini benar-benar membuat kita bertiga dilema, di sisi lain aku benar-benar ingin menaati protokol kesehatan yang sudah di umumkan pemerintah untuk tetap di rumah saja.namun di Bekasi sudah tidak ada siapa-siapa lagi karena tanteku memang belum menikah dan disana mereka juga tinggal hanya bertiga.

Mama dan papaku memutar otak bagaimana mencari solusi dari masalah ini. Terlebih papa sendiri juga menjadi tenaga kesehatan yang terjun langsung ke pasien covid 19. Jujur keadaan seperti ini selalu membuat diri kita serba salah.

"Besok kamu swab di anterin mama ya" kata papaku

"Sebenernya aku sendiri juga bisa kok pa"

"Papa udah bilang sama temen papa, biar besok kamu di swab sama dia"

"Oh jadi yang swab aku besok temen papa?"

"Iya, biar papa tenang soalnya yang swab temen papa sendiri"

"Kalau papa disini ngerasa sepi telfon aku aja ya, pasti nanti aku angkat"

"Iya sayang"

"Serius, jam berapa pun papa butuh sama aku telfon aja"

Aku memeluk papa karena rasanya masih berat meninggalkan mereka hanya berdua di Malang

***

7 Februari 2021

Hari ini aku benar-benar berangkat ke Bekasi selama 2 bulan tanpa mama dan papa. Dan hanya Anjani yang mengantarkan aku pergi ke stasiun. Aku melarang mereka ke tempat umum yang rentan dengan virus covid 19 ini.

"Gue titip mama sama papa ya, lo harus sering jenguk mereka terus laporan ke gue"

"Iya Galina, lo juga jagain kakek yang bener ya. Laporan juga ke gue gimana keadaan disana"

Aku memeluk Anjani erat

"Kenapa sih lo gak ikut aja ke Bekasi" aku menangis di pundak Anjani

"Ya kalau gue ikut, kasihan mama sama papa lo, mama papa gue juga. Gimana sih?"

"Ahh ya udah, gue masuk ya An"

"Iya, chat gue terus udah sampai mana, lagi ngapain, sama siapa. Oke?"

"Hahahaha buset, lo over protektif ya"

"Udah sanaaa" Anjani mendorongku agar cepat masuk ke kereta

Aku melambaikan tangan untuk yang terakhir kali ke Anjani

Dan baru saja duduk tiba-tiba Anjani sudah mengirim pesan ke WhatsApp

Anjani: Masker di pakai terus ya, hand sanitizer juga udah ada di tas ransel lo yang paling depan. Take care sist

Aku tersenyum sekaligus menangis. Pandemi tahun ini membuat aku sedih bukan main.

Ngomong-ngomong, Mas Ezra apa kabar ya? Aku sudah lama sekali tidak bertemu dengannya.

Seketika sadar aku memukul pipiku sendiri

Ngapain aku mikirin Mas Ezra sih?

***

8 Februari 2021

Aku sampai di Stasiun Bekasi saat adzan subuh berkumandang. Setelah memberi kabar kepada mama dan papa aku segera mencari masjid untuk sholat. Suasana di Stasiun sangat sepi, hal ini membuat aku sedikit merinding untuk berjalan sendirian.

Setelah sholat aku menunggu Faris untuk menjemputku

Dari jauh aku melihat mobil civic berwarna putih yang sejak SMA di gunakan oleh Faris, tak berapa lama dia turun dari mobil dan melambaikan tangan kearahku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnagataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang