"Na, ada Anjani tuh" panggil mama
Seketika aku keluar dari kamar dan menyusul sepupuku yang sudah duduk bersantai di sofa depan tv.
"Sama siapa lo?" aku sudah menyapanya dari jauh
"Buta ya? Jelas-jelas sendiri gini"
"Ya siapa tau sama cowok lo yang baru"
"Dia lagi diluar kota, ada kerjaan disana tapi sekarang pandemi kayak gini juga sulit buat balik ke malang"
"Ohhhh"
"Anjani, ayo makan dulu tante udah selesai masak tuh" tiba-tiba mama muncul dari dapur dengan masih memakai celemeknya
"Gampang deh tante nanti aja, sekalian sama Galina juga"
"Duh, Galina makan aja susah kenapa mesti nungguin dia"
"Hahahaha nanti kalau sama Anjani pasti mau kok te"
Aku hanya diam mendengarkan dua manusia ini membicarakan aku
"Ke kamar aja yuk" aku mengajak Anjani
"Mau cerita apa nih? Biasanya rahasia kalau gue sampai di ajak ke kamar"
"Gue berantem sama cowok gue"
"Terus?"
Aku membuka hp ingin menunjukkan chat namun tiba-tiba pertanyaan Anjani mengejutkan aku
"Eh bentar deh, cowok lo yang mana?"
"Buset ini anak gimana sih"
"Temen lo di SMP itu?"
"Iya, temen gue waktu di Bekasi dulu"
"Oh iya gue inget, terus tahun lalu kalian jadian kan ya?"
"Iya, tapi semenjak gue pindah kesini dia berubah gitu, suka ngilang-ngilang gak jelas tapi ya udah sih gue juga paham kalau hubungan LDR pasti lama-lama bakalan kayak gini. Gue sendiri juga bukan tipe cewek yang bisa pacaran jarak jauh" aku merebahkan diri di atas kasur dan Anjani duduk di kursi meja belajar
"Terus lo maunya gimana?"
"Ya menurut lo apa?"
"Putus?"
"Iya itu lo tau, gue gak mau menghabiskan waktu sama orang yang gak pasti walaupun dia sering banget ngomong bakalan dateng ke Malang buat ngelamar gue, tapi entah kenapa gue ngerasa itu cuma akal-akalan dia doang buat nenangin gue"
"Gue gak bisa ngasih saran yang terlalu panjang buat lo, dan gue juga gak kenal sama si cowok ini. Tapi kalau lo udah ngerasa hubungan ini gak bisa buat di lanjut ya udah putusin aja. Toh nanti kalau kalian berjodoh bakalan balik lagi kok"
"Iya, untuk sementara ini gue pingin fokus buat kuliah biar cepet kelar. Lo paham kan cuma gue satu-satunya harapan kedua orang tua gue. Gak mungkin lah gue ngecewain mereka"
"Salut banget deh sama pemikiran lo, gak salah emang Tuhan ngirim lo sebagai sepupuku gue hahahaha gue doain aja yang terbaik ya"
Anjani memeluk tubuhku, sejak kecil memang hanya dia satu-satunya orang yang paling bisa aku percaya. Dia memang bukan anak tunggal tapi entah mengapa aku merasa Anjani lebih sayang kepadaku daripada kakak laki-lakinya.
"Makan yuk, laper nih" kata Anjani tiba-tiba
"Yukkk"
***
Sore hari setelah Anjani pulang, aku memutuskan untuk jogging di sekitar rumah karena cuacanya juga mendukung. Biasanya mama akan menemaniku namun karena tadi sedang ada kerjaan jadi aku jogging sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anagata
General FictionSemua ini menjadi banyak pertanyaan bagiku, apakah kamu memiliki perasaan yang sama ataukah hanya sekedar singgah untuk sementara waktu? - Galina Nyatanya jatuh cinta tidak semudah yang ada dipikiran Galina, akankah takdir mempertemukan mereka?