Bintang pojok kiri🖐️
Happy Reading
Fiona menuruni tangga rumahnya dengan tergesa. Ia harus menyalin tugas, karna malamnya ia menangis lalu tertidur setelah di marahi habis-habisan oleh mamanya lewat telepon.
"Dek, sarapan dulu sini" teriak kakaknya Fiona dari meja makan. Dia Naura Zelmira Sanders.
"Nanti kak di sekolah aja!" Balas Fiona. Ia teriak sambil lari keluar dari rumah dan menghampiri ojol yang dia pesan sebelum keluar kamar.
"Kebiasaan. Pasti gak ngerjain tugas" monolog Naura.
Sekedar info, Naura selalu di jemput oleh kekasihnya--Devano Harchie. Sedangkan Fiona, ia tak di berikan kendaraan oleh papanya.
=========
Ketiga gadis berdiri di ambang pintu kantin. Mereka sedang mengamati segerombolan siswa yang berada di pojok kantin. Mereka Fiona, Felysia, dan Megan.
Segerombolan gang yang mempunyai nama Calaveras yang di ketuai oleh Axellion.
Atas paksaan dari kedua temannya, akhirnya Fiona akan meminta maaf kepada Axellion. Bukan apa-apa, hanya saja yang berurusan dengan Axellion tak akan kuat lama bersekolah di sini.
"Gw minta maaf gimna? Mereka aja segerombolan kaya mau demo. Takut lah gw di keroyok sama antek-anteknya si cunguk" kesal Fiona. Ia menggigit ujung kukunya dengan raut wajah gelisah. Antara menemui Axellion sekarang atau nanti.
"Na, kita sampe kapan berdiri di sini? Gw cape, pengen makan, pengen bobo di kelas" keluh Felysia.
"Yaudah lo duduk aja sana sama Megan. Gw mau kesana dulu" ucap Fiona sambil menunjuk segerombolan sgang Bastards yang ada di pojok dengan dagunya.
"Oke!! Semoga sampai tujuan dengan selamat!" Pekik Felysia dengan mengacungkan kepalan tangan dan senyum Pepsodent nya.
"Dikira gue mau kemana" gerutu Fiona. Meskipun ngegrutu, Fiona tetap mengacungkan kedua jempolnya dan berlalu dari hadapan kedua sahabatnya.
"Ekhem!" Dehem Fiona.
Gerombolan gang Calaveras itu pun menoleh ke arah Fiona. Mereka mengerenyitkan dahinya tanda bingung.
"Eh, ada yang bisa di bantu eneng geulis?" Tanya salah satu dari mereka. Dia biasa di panggil Ibo karna rambutnya yang keribo. Nama aslinya Brondon James.
"E-eh anu kak, ada urusan sama kak Axel" ucap Fiona canggung. Pasalnya hampir segerombolan itu menatap Fiona.
"Axel! Ada yang nyari lo tuh. Katanya lo ada utang!" Panggil Ibo ke arah Axellion yang fokus dengan handphonenya.
Axellion mendongak, ia mengerenyit melihat gadis yang kemarin marah-marah kepadanya.
"Paan?" Tanya Axellion.
Fiona menghampiri Axellion. Lalu ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Axellion yang kebetulan kosong.
"Gue mau minta maaf" ucap Fiona to the point. Ia tidak ingin berurusan dengan berandal sekolah. Ia hanya ingin jadi gadis biasa dengan sejuta kenangan indah masa putih abunya.
"Cih. Mudah banget lo ya minta maaf. Gada dosa lo?" Axellion menatap Fiona dengan senyum miringnya.
"Cuma jatohin helm aja urusannya panjang amat si. Gue kan udah bilang, gue gak sengaja!" Ucap Fiona. Rasanya ia ingin meninju wajah ganteng Axellion.
"Gabisa gitu dong. Helm gue mahal, limited edition!" Balas Axellion gak mau kalah.
"Bodo amat! Yang penting gue udah minta maaf!" Fiona berlalu dari hadapan Axellion dan menghampiri kedua sahabatnya yang sibuk dengan makanannya.
"Gimna Na? Lancar?" Tanya Felysia.
"Lancar lancar bapak lo! Besok besok gue gamau ya lo bedua nyuruh gue minta maaf ke cunguk gila itu!! Malesin" maki Fiona. Felysia mengerucutkan bibirnya karna terkena hujan lokal dari Fiona.
"Marah si marah, tapi gausah ngeluarin hujan lokal juga kali Na".
Di meja pojok, Axellion mengamati wajah Fiona yang sedang marah-marah. Ia menopang dagu dengan kedua tangannya.
"Kenape lo liatin mulu ntu cewe? Demen?" Tanya laki-laki yang ada di sebelah Axellion. Namanya Gallen
Axellion melirik Gallen sekilas, Lalu menggeleng. "Engga, suka aja liat dia marah-marah".
"Berarti lo suka dia panjul kemet! Katanya buaya, tapi gitu aja gatau" Gallen hanya geleng-geleng kepala. Sedari kecil Axellion memang pecinta wanita, tapi hanya sekedar di pacarin doang gak lebih. Gini-gini juga Axellion masih suci wkwk.
"Tai ah! Gue mana pernah sih suka ma cewe? Kapan lo liat gue pacaran langgeng?" Axellion menaikan sebelah alisnya.
"Engga pernah sih" gumam Gallen.
"Nah! Itu tau!".
Typo di tandai yaKalian suka gak sama cerita ini?
Lanjut or berenti?
Komen ya^•^
Sampai jumpa lagi piyiknya SEGITIGA 🖐️🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA
Teen FictionSEGITIGA∆ Apa jadinya jika seseorang menyimpan dua rasa dalam satu hati? ∞∞∞ "Apa lo menyukai keduanya?" Tanya Megan. "Entahlah. Gue gak tau. Yang pasti perasaan gue beda-beda setiap deket mereka" jawab Fiona. Sudah ke...