Bab 5

4 1 0
                                    

👉Mampir di KBMApp, ya, di sana sudah part 22

Hari ini Derin sengaja menemui Dery, karena dialah teman yang bisa mendengar tanpa menghakimi. Dia tidak pernah cerita, tapi lega saja setelah bertemu dengan teman SMAnya itu.

“Kamu itu aneh, pengen lepas tapi nggak bisa. Ditanya kenapa tidak dijawab, terus aku harus membantumu apa, percuma saja kita ketemu?”

Derin mendengus kesal, apa yang harus dia ceritakan pada Dezan? Dirinya yang sudah diacak-acak )lp oleh Dery. Memang dia masih bisa mempertahankan dan menjaga kesuciannya, tapi sampai kapan? Jika setiap hari Dery selalu mengancam dan memperlakukannya sesuka hati.

“Aku bingung, minimal kamu menemani aku. Tapi nggal ada yang marah, kan?

“Nggaklah siapa yang marah? Paling emak, kenapa anak bujangnya telat pulang, sama siapa sedang dimana?”

Haha

Mereka tertawa, Dezan sempat menengok Derin yang tertawa lepas, manis tapi menyimpan luka. Apa yang harus diperbuat untuk menolong gadis lugu ini. Di tengah kegembiraan mereka, handphone Derin bordering. Ketika dia melihat nama yang tertera wajahnya langsung berubah. Dia juga terkesan enggan mengangkat. Saat sudah didekatkan di telinga Derin langsung menjauhkannya lagi dan mematikan.

“Kenapa?”

“Maaf, Zan ... aku harus pergi."

"Dery lagi? Aku klaksonin, ya."

Derin pergi dengan langkah cepat, di depan kedai bakso Dery sudah menunggunya. Lelaki itu marah karena melihat Derin bersama Dezan kembali seperti semalam.

"Klakson?" tanya Derin. Dia sempat berhenti mendengar kalimat Dzan terakhir. Saat mau balik, Dery sudah memencet klaksonnya.

Derin sebenarnya ngeri membayangkan apa yang akan dilakukan Dery padanya. Semalam setelah kepulangan Dezan, Dery berbuat brutal. Lelaki itu mendorong dirinya sampai jatuh telentang di sofa. Dengan cepat Dery membuka jilbab berego Derin  kemudian menyatukan b***r mereka. Saat tidak mendapat sambutan dari  sang gadis, Dery menggigut kecil bibir bawahnya sehingga keluar suara dari mulut Derin

Tangan Derin berusaha mendorong tubuh besar Dery tapi sia-sia. Lelaki yang tersulut amarah dan nafsu itu menurunkan wajahnua ke leher dan d**a Derin. Gadis itu tidak bisa menahan  gejolak rasa yang diakibatkan Dery. Lelaki itu semakin menjadi tangannya hampir saja membuka celana kulot Derin. Tapi suara klakson motor membuatnya berhenti dan menjauh dari tubuh Derin. Gadis malang itu segera merapikan baju dan jilbabnya kemudian berlari ke dalam kamarnya. Dia tidak mempedulikan Dery. Dalam hatinya bersyukur karena ada yang menolongnya entah sengaja atau tidak klakson itu dinyalakan.

"Asraghfirullah? Apa yang membunyikan klakson itu Dezan?" tanya Derin pelan.

"Masuk, Sayang ... kenapa bengong di situ dan ngedumel nggak jelas?"

"Bisa kita bicara di luar saja, Kak?"

"Kalau bicara sih bisa, tapi kalau aku mau memberi sentuhan terindah buat tu***mu kamu mau di luar?"

'Astaghfirullah, bagaimana ini? Apa aku kabur saja, Dery pasti akan berbuat lebih. Ya Allah, kenapa aku semakin terpuruk? Engkau Maha mendengar, kan? Tolong hamba-Mu ini Ya Allah.'

Gadis itu membalikkan badannya dan bersiap melangkah pergi.

"Mau kabur? Silahkan saja, vidio ini akan sampai di adekmu. Aku sudah meminta nonornya semalem. Nggak takut? Aku sebarin ke wag kampus ya. Apalagi di  group keislaman kamu. Aku sudah punya aksesnya.

Langkah Derin terhenti, dia kembali berpijir ulang. Dia berpikir bagaimana kalau abahnya tahu vidio itu. Apalagi vidio yang di mobil saat jilbabnya terbuka. Abah dan uminya pastinakan langsung kena serangan jantung. Di group kampus apa yang bisa aku katakan jika semua sudah melihat vidio itu?'

Ketika Kebahagiaan TergadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang