"Nan, gue berangkat sekarang ya? Mbak Nindi udah dateng.. "
Andra berdiri. Lalu, membalikkan tubuhnya dan menatap penampilan Syila dari atas sampai bawah. Hoodie hitam dengan celana jeans yang senada, dipadukan dengan hijab hitam yang dililitkan di leher beserta kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. "Yakin mau ke kampus pakai baju itu? ". Salah satu alisnya terangkat ke atas.
Syila mengernyit bingung. "Iya, emang kenapa? Gue gak cantik ya? "
Dia menggeleng pelan. "Kamu cantik, sangat cantik. Tapi, lebih cantik lagi kalau kamu menutup kecantikan itu.. ". Syila terdiam.
"Tapi, gue belum siap! "
Andra mengulas senyum. Tangannya mengusap kepala sang istri. "Sampai kapan kamu menunggu siap? Kematian datang tidak menunggu kesiapan kamu dalam berubah. Kematian bisa datang kapan saja, jika telah waktunya. Kamu mau, kalau maut menjemput kamu dalam keadaan seperti ini? Wanita itu permata, yang seharusnya dijaga kehormatannya. Jangan biarkan siapapun itu, melihat mahkota tubuh yang seharusnya tidak boleh untuk diperlihatkan. Adek tahu, kenapa penghuni neraka lebih banyak kaum wanita? Pertama, mereka mengumbar auratnya; Kedua, mereka durhaka kepada Rabb, orang tua atau suami mereka; Ketiga, mereka lebih banyak membicarakan orang lain atau meng-- ghibah; itu masih sedikit dari alasan kenapa penghuni neraka kebanyakan kaum wanita.. "
"Bukannya saya memaksa atau menakut-nakuti, tapi ini juga demi kebaikan kamu juga.. memang belum terlihat di dunia, tapi nanti di akhirat. Kamu bisa merubah sedikit demi sedikit, itu justru lebih bagus. Karena Allah sangat menyukai hamba-Nya yang mendekat kepada-Nya, walaupun hanya merangkak. Kamu tahu maksudnya? Belajar untuk merubah diri dan memperbaiki hati sedikit demi sedikit, asalkan bisa istiqomah.. " lanjutnya sambil mengacak pucuk hijab sang istri. Lalu, bibirnya mengecup dahi Syila dengan lembut.
"Saya tidak mau memaksa kamu, karena saya ingin, kamu berubah karena niat dalam hati kamu.. Lillah, bukan karena ucapan saya atau yang lain.. "
Syila terdiam. Lalu, mendongak menatap manik mata hitam Andra. "Ajarin gue buat berubah.. "
Andra mengembangkan senyumnya. Dikecupnya dahi itu dengan sangat lama. Hatinya menghangat ketika mendengar jawaban dari sang istri. Sungguh, kebahagiaan terbesar dalam hidupnya.
"Kamu ganti baju yang lebih pantas, tidak papa kan? "
Wanita itu mengangguk. Lalu, berjalan menuju kamar. Andra tersenyum. Sudah 2 minggu sejak kejadian itu, hubungan mereka kembali membaik. Bahkan semakin baik.
Dia kembali mendudukkan tubuhnya. Jari-jemarinya fokus menatap layar laptop. Sepekan yang lalu, terjadi kecelakaan beruntun di jalan Soedirman. Sampai saat ini, pihak kepolisian belum mengetahui jelas apa penyebab kecelakaan tersebut. Hingga beberapa aparat TNI diterjunkan untuk membantu memecahkan kasus ini, termasuk dirinya.
Kedua matanya fokus menatap rekaman ulang CCTV yang terpasang di sekitar lokasi kejadian. Terlihat, tampak lampu lalu lintas berwarna merah dan beberapa kendaraan menunggu lampu hijau. Tak berselang lama, sebuah ledakan terjadi bersamaan dengan perginya sebuah truk tangki yang berada di belakang.
Dia menghentikan rekaman video tersebut. Netra matanya mengamati truk tersebut yang dikemudikan oleh seorang pria berpakaian serba hitam. Tak lupa dengan masker kain hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Keningnya mengerut. Sepertinya, dia pernah melihat wajah itu. Tapi, dimana?
"Nan? "
Dengan cepat, Andra menutup laptop itu. Kemudian, dia berbalik. Iris matanya menatap Syila yang begitu berbeda. Rok hitam panjang dengan atasan yang senada. Tak lupa dengan hijab sedang yang menutup dadanya. "Ini, beneran istri saya? "
Syila memajukan bibirnya. Kedua tangannya menyilang. "Bukan! "
Andra terkekeh. Lalu, mengacak pelan pucuk kepala wanita itu. "Saya kira tadi bidadari surga yang jatuh dari langit.. " celetuk Andra sambil tersenyum.
Syila memalingkan wajahnya. Kedua pipinya merona bak kepiting rebus. "Dahlah, gue berangkat! Kasian mbak Nindi udah nunggu lama.. "
Andra mengangguk pelan. Lalu, mengecup lembut kening sang istri. "Hati-hati! ". Syila mengangguk. Lalu, mengajukan kedua tangannya di depannya. Dia mengerutkan dahinya di depan Syila.
"Gue minta uang tambah, ya?? Hehehe.. "
Kalian tahu, gimana ekspresi Andra?
😐
Empers Of Heart
"Izin melapor, sepertinya kecelakaan beruntun itu terjadi karena telah direncanakan. Seperti yang terlihat di dalam video ini, sebuah truk tangki meninggalkan lokasi kejadian bersamaan dengan ledakan tersebut.. " ucap Andra sambil memperlihatkan rekaman ulang video terjadinya kecelakaan beruntun itu di depan Letkol Dika.
"Kemarin, kembali terjadi kebakaran pabrik kayu di desa Damai. Pihak kepolisian yang berada disana, belum mengetahui dengan jelas, siapa pelaku di balik kejadian tersebut. Tapi, menurut saya, sepertinya Ali Kalora ikut terlibat dalam dua peristiwa yang terjadi, Letkol"
Dika berdiri. Kedua tangannya menyilang ke belakang. "Kenapa kamu memiliki firasat seperti itu? Apa kamu punya bukti? "
Andra mengangguk mantap. Lalu, mendekatkan kembali laptopnya ke arah pria tua itu. "Seperti yang terlihat di dua video ini, sebuah truk tangki keluar bersamaan dengan terjadinya dua peristiwa itu, kecelakaan beruntun dan kebakaran pabrik kayu. Dengan dikendarai satu orang yang sama, seorang pria dengan masker kain hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Setelah saya perhatikan lebih dalam, ternyata wajah itu hampir sama dengan Ali Kalora. Bapak masih ingat, ketika sebelum kami diterjunkan untuk menumpas Ali Kalora beserta anak buahnya, terjadi kecelakaan beruntun di tiga tempat, jalan Soekarno Hatta, Diponegoro, dan Patih Patimura dengan waktu yang sama? Dan setelah diselidiki, pelaku tersebut adalah Ali Kalora, pemimpin dari kelompok Posho yang telah banyak melakukan kejahatan. Menjual senjata ilegal, membunuh jiwa yang tidak bersalah, memperkosa para gadis desa, dan masih banyak lagi.. "
"Coba bapak perhatikan kembali, kemana perginya truk tanki tersebut.! ". Telunjuknya mengarah ke layar laptop. Dika mengamati dua video yang digabungkan menjadi satu itu secara inteks.
"Di video pertama, truk tersebut pergi ke arah selatan, padahal seperti yang kita ketahui, pabrik tanki berada di arah utara. Sedangkan di video kedua, truk tersebut pergi ke arah barat daya, namun, seperti yang kita ketahui, pabrik tanki di daerah tersebut, berada di arah timur laut. Ini bisa menjadi alasan kuat, jika dalang di balik dua peristiwa tersebut, adalah sang pengemudi. Saya yakin, jika kendaraan itu bukan truk tanki asli!
"Saya berusaha keras menyelidiki kasus ini, dan setelah saya cari identitas dari pengemudi truk tanki tersebut, saya hanya menemukan ini.. " lanjut Andra sambil memberikan ponselnya kepada Dika.
A. K.
3b20ZDika mengangguk pelan. Lalu, menatap tajam Andra. "Kamu tahu, dimana lokasi Ali berada? ". Andra mengangguk mantap.
"Siap, tahu! Desa Kalimango, Sulawesi Tengah! "
Dika mengangguk. Lalu, berdiri. "Bersiap-siaplah, kamu akan saya tugaskan menjadi spionase! Dua prajurit lain akan saya terjunkan untuk ikut bersamamu! Lakukan misi ini dengan baik, dan kembalilah dengan selamat! Tim akan menjemput kalian setelah misi ini benar-benar tuntas! "
Empers Of Heart
Masa-masa menegangkan sudah dimulai, guys😙
Siapkan hati kalian😄👊

KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaraloka Sang Letnan [END]
Teen FictionJUDUL SEBELUMNYA : EMPERS OF HEARTH ⚠CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKSI⚠ SPIRITUAL - ROMANCE "Allah akan menjadi saksi perjuanganku meraih hatimu" ______________________ "Kenapa Nan milih gue? " "Karena cinta tidak butuh alasan, bukan? " "Tapi, gue gak...